Aprion – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Aprion atau biasa juga disebut dengan Aprion Capsule merupakan salah satu jenis obat yang digunakan atau ditujukan untuk terapi nyeri kerusakan syaraf, kejang, gangguan kecemasan pada orang dewasa dan kondisi serupa lainnya. Aprion diproduksi oleh Pharos dan berbentuk capsule. Obat ini masuk ke dalam golongan obat resep yang hanya bisa didapatkan oleh pasien dengan resep dokter saja.

Fungsi Aprion

Aprion memiliki beberapa indikasi atau kegunaan yang bermanfaat, diantaranya:

  • Mampu mengobati rasa sakit akibat diabeter atau infeksi zoster sehingga menyebabkan kerusakan saraf.
  • Membantu mengobati nyeri saraf yang disebabkan karena cedera tulang belakang.
  • Membantu meringankan rasa sakit pada penderita fibromyalgia
  • Dapat mengobati beberapa jenis kejang atau kejang onset parsial
  • Membantu mengendalikan kejang yang dialami penderita epilepsi
  • Membantu mengendalikan rasa cemas atau kecemasan pada penderita.

Kandungan Aprion

Aprion mengandung salah satu zat penting yang bernama Pregabalin. Pregabalin sendiri masuk ke dalam golongan obat antikonvulsan dan memiliki kemampuan untuk memodifikasi atau mengendalikan pelepasan zat-zat tertentu yang dikeluarkan oleh saraf-saraf di dalam otak sehingga keseimbangan saraf menjadi lebih stabil dan terkendali.

Dosis Penggunaan Aprion

Dalam menggunaka Aprion, terdapat beberapa jenis dosis yang bsia digunakan tergantung dengan keluhan dan diagnosa yang diterima. Berikut dibawah ini macam dosis penggunaan Aprion:

  • Dosis biasa untuk mengobati diabetes neuropati
    • Dosis awal diberikan 50 mg sebanyak 3 kali sehari
    • Dosis maksimul yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita adalah 100 mg sebanyak 3 kali sehari untuk penderita dengan pembersihan kreatinin minimal 60 mL per menitnya.
    • Dosis dapat ditingkatkan hingga 100 mg sebanyak 3 kali sehari dalam jangka waktu 1 minggu berdasarkan ingkat efektivitas obat dan tolerabilitas obat terhadap penderita.
  • Dosis dewasa untuk mengobati postherpeti neuralgia
    • Dosis awal diberikan 40 mg sebanyak 2 kali sehari atau sebanyak 50 mg 3 kali sehari untuk penderita dengan pembersihan kreatinin minimal 60 mL per menitnya.
    • Dosis maksimum yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita yang tidak mengalami reaksi apapun selama 2 hingga 4 minggu dapat diberikan sebanyak 300 mg per harinya.Bagi penderita yang mampu mentolerir Aprion, dapat diberikan lebih dari 300 mg sebanyak 2 kali sehari atau 200 mg sebanyak 3 kali sehari. Dosis diatas 300 mg per harinya bisa diberikan hanya untuk penderita yang memiliki sakit atau keluhan berkelanjutan dan mampu mentoleransi 300 mg setiap harinya
    • Dosis dapat ditingkatkan hingga 100 mg sebanyak 3 kali sehari dalam jangka waktu 1 minggu berdasarkan oleh tingkat efektivotas dan tolerabilitas penderita
  • Dosis dewasa untuk mengobati epilepsi
    • Dosis awal diberikan 75 mg sebanyak 2 kali sehari atau bisa juga diberikan 50 mg sebanyak 3 kali sehari.
    • Dosis 150 mg hingga 600 mg per harinya secara efektif mampu dijadikan sebagai terpi tambahan bagi pengobatan kejang omset parsial dengan total dosis harian dibagi menjadi 2 hingga 3 kali sehari.
    • Dosis maksimum dapat diberikan dengan memperhatikan respon penderita dan tolerabilitas terhadap Aprion dengan maksimal 600 mg per hari
  • Dosis dewasa untuk mengobati fibromyalgia
    • Dosis awal dapat diberikan 75 mg sebanyak  dua kali sehari dengan total 150 mg per harinya
    • Dosis dapat ditingkatkan hingga 150 mg dua kali sehari atau 300 mg per harinya dalam waktu seminggu berpatokan pada efektivitas dan tolerabilitas penderita.
    • Dapat diberikan dosis tambahan hingga 225 mg sebanyak 2 kali sehari apabila penderita tidak memberikan reaksi penyembuhan yang cukup menggunakan obat sebesar 300 mg per hari.
  • Dosis dewasa untuk mengobati neuropatik karena cedera tulang belakang
    • Dosis awal dapat diberikan 75 mg sebanyak 2 kali sehari
    • Dosis dapat ditingkatkan hingga 150 mg sebanyak 2 kali sehari dalam jangka waktu 1 minggu berdasar kepada efektivitas dan tolerabilitas penderita.
    • Apabila pengobatan diatas belum memberikan hasil yang maksimal, dosis dapat ditingkatkan lagi menjadi 150 hingga 600 mg per harinya dengan dosis harian total yang harus dibagi.
    • Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah dengan memberikan 300 mg sebanyak 2 kali sehari sehari.

Efek Samping Aprion

Aprion memiliki beberapa jenis efek samping yang muncul pada beberapa penggunanya, baik mengalami salah satu efek samping atau beberapa sekaligus. Berikut dibawah ini beberapa efek samping Aprion:

  • Dapat mengalami mual dan muntah
  • Akan merasakan gatal, mudah berkeringat, sulit bernapas dan merasa akan pingsan
  • Dapat merasakan pembengkakan pada area lidah, tenggorokan, wajah dan bibir.
  • Mengalami perubahan suasana hati atau perilaku
  • Dapat mengalami kecemasan dan serangan panik
  • Dapat mengalami kesulitan tidur, merasa impulsif, gelisah dan hiperaktif.
  • Mampu merasakan depresi dan memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
  • Bisa merasakan nyeri otot atau kelemahan.
  • Memiliki masalah penglihatan
  • Menjadi mudah memar atau mengalami pendarahan
  • Terdapat pembengkakan pada area kaki atau tangan dan berat badan yang mudah naik.
  • Dapat merasa mengantuk dan pusing
  • Bisa mengalami kehilangan koordinasi atau keseimbangan
  • Dapat memiliki permasalahan dengan konsentrasi dan ingatan
  • Dapat mengalami pembengkakan payudara
  • Akan mengalami tremor
  • Dapat merasakan sembelit dan mulut kering.
  • Bisa mengalami konstipasi atau diare
  • Mengalami kesulitan tidur atau insomnia
  • Dapat mengalami edema

Apabila penderita mengalami salah satu atau beberapa gejala efek samping diatas, atau mengalami efek samping lainnya selain diatas dan menjadi semakin parah, segera hubungi dokter terdekat agar dapat diberikan pertolongan dan perawatan yang tepat.

Kontraindikasi Aprion

Aprion dalam penggunanya memiliki beberapa kondisi yang mengharuskan penderitanya tidak boleh mengonsumsi atau harus dikonsumsi dengan pengawasan penuh, seperti:

  • Penderita yang memiliki riwayat atau memiliki hipersensitivitas atau alergi terhadap Aprion atau bahan pembentuknya tidak boleh mengonsumsi Aprion
  • Penderita yang sedang hamil dan menyusui tidak diperkenankan mengonsumsi Aprion.
  • Penderita yang memiliki edema perifer tidak boleh menggunakan Aprion.
  • Penderita angioedema harus berhati-hati dalam menguakan obat ini.
  • penderita gagal jantung bawaan tidak diperkenankan untuk mengonsumsi Aprion karena mampu menyebabkan efek samping yang buruk
  • Penderita yang mengalami ganguan pendarahan tidak bisa menggunakan Aprion.
  • Penderita yang mengalami atau memiiki riwayat depresi harus diawasi dalam menggunakan obat ini
  • Penderita yang mengalami trombositopenia atau trombosit rendah pada darah harus menggunakan Aprion secara hati-hati
  • Penderita dengan penyakit ginjal harus menggunakan obat dengan waspada dan perlu dilakukan peningkatan dosis.

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Aprion, yaitu:

  • Tidak diperkenankan untuk mengonsumsi alkohol atau sejenisnya selama mengonsumsi Aprion
  • Simpan Aprion di tempat yang kering dan sejuk
  • Jauhkan Aprion dari paparan sinar matahari secara langsung
  • Jauhkan Aprion dari jangkauan anak, bayi serta hewan peliharaan
  • Simpan aprian di suhu ruangan antara 5 hingga 30 derajat celsius.
  • Tidak diperkenankan untuk membuang Aprion di saluran pembuangan drainase seperti WC atau toilet karena dinilai mampu memberikan efek buruk pada lingkungan kecuali dianjurkan dokter seperti itu.
  • Tidak diperkenanakn untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi penuh seperti mengemudi atau mengoperasikan alat selama mengonsumsi Aprion karena Aprion mampu menyebabkan efek mengantuk atau tidak konsentrasi.
  • Tidak diperkenankan untuk menggandakan dosis tanpa persetujuan atau instruksi resmi dari dokter.
  • Tidak diperkenankan untuk melakukan penghentian pengobatan tanpa ada perintah atau ijin dari dokter.
  • Perhatikan dengan baik untuk penggunaan Aprion terhadap penderita lansia.
  • Usahakan untuk selalu tepat waktu dalam mengonsumsi Aprion
  • Apabila penderita melewati salah satu jadwal minum obat, jangan menumpuk dosis di waktu penggunaan obat selanjutnya.
  • Aprion memiliki reaksi terhadap beberapa obat berikut ini, sehingga berhati-hatilah dalam mengonsumsinya bersama-sama:
    • Ketorolac
    • Orlistat

Aprion Untuk Wanita Hamil

Hingga saat ini belum ada penelitian yang memadai terkait pengobatan Aprion untuk wanita hamil dan menyusui. Namun, apabila ingin menggunakan obat tersebut, disarankan untuk menghubungi atau berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk membicarakan efek samping yang ditimbulkan untuk penderita, janin atau bayi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn