Parasetamol pasti sudah bukan menjadi obat yang asing bagi Anda karena obat ini merupakan obat yang terkenal di dua kalangan, yakni masyarakat awam dan medis. Parasetamol merupakan jenis obat yang kerap digunakan untuk menurunkan panas demam secara umum. Obat ini cukup terkenal karena memang hampir seluruh orang tanpa memandang usia dapat mengonsumsinya.
Kalau biasanya para ibu hamil dianjurkan untuk tidak meminum obat sembarangan, maka untuk Parasetamol ini justru sah-sah saja kalau dipakai oleh ibu hamil maupun menyusui. Obat ini bahkan bisa diperoleh dan dikonsumsi tanpa adanya resep dokter. Untuk mendapatkannya pun sangat mudah di apotek-apotek atau toko obat terdekat, maka Anda bisa mendapatkannya sewaktu-waktu ketike membutuhkan.
Parasetamol adalah jenis obat pereda sakit dan selain mampu menjadi obat panas demam, banyak orang menggunakan obat ini untuk menghilangkan sakit kepala, sakit gigi, hingga nyeri pada otot dan sendi. Namun, benarkah obat ini aman-aman saja dan apa ada efek samping Parasetamol ketika pemakaian bisa tanpa resep dokter?
Obat dengan nama lain acetaminophen ini masih termasuk di dalam kategori jenis obat analgesik sekaligus juga antipiretik. Cara kerja parasetamol ini adalah sebagai inhibitor bagi prostaglandin yang lemah. Intinya, produksi prostaglandin tersebut akan dihambat oleh parasetamol dan menjadi bahan kimia yang berperan dalam proses pengiriman pesan rasa nyeri/sakit ke bagian organ otak.
Rasa sakit akan hilang dengan kemampuan dari parasetamol dengan mengurangi produksi prostaglandin, seperti sakit atau nyeri pada anggota tubuh manapun, termasuk rasa sakit kepala. Parcetamol pun akan bekerja dengan baik untuk menurunkan panas demam, mulai dari panas demam anak hingga yang dialami oleh orang dewasa.
Ada banyak produk untuk Parasetamol ini yang bisa Anda peroleh dengan mudah karena dijual secara bebas dan dapat dibeli tanpa harus dengan resep dokter. Namun meski kelihatannya aman, mudah dan terjangkau, Anda tetap perlu mengenali segala kemungkinan efek samping yang bisa terjadi pada tubuh. Berikut akan dijabarkan sedikit tentang kemungkinan efeknya bagi tubuh.
(Baca juga: efek samping pare – efek samping antibiotik)
- Ruam pada Kulit
Ruam yang terjadi dan muncul di permukaan kulit pada umumnya adalah disebabkan oleh adanya gangguan kesehatan kulit. Namun apabila ruam muncul pasca konsumsi parasetamol, maka kemungkinan besar ruam adalah sebagai efek atau akibat dari reaksi alergi terhadap obat parasetamol.
Meski efek samping dari parasetamol cukup jarang terjadi, namun bukan lantas berarti tak ada kemungkinan untuk hal tersebut dapat terjadi. Jika ruam mulai muncul pasca konsumsi obat ini, Anda bisa langsung segera ke dokter dan hentikan dulu pemakaiannya sampai ruam hilang. Konsultasikan kembali dengan dokter tentang keluhan ini supaya dokter bisa memberikan jalan keluar bagi Anda yang tetap membutuhkan parasetamol.
- Pembengkakan
Pembengkakan pada kulit juga dapat terjadi dan biasanya ini karena adanya masalah kesehatan pada kulit. Sama halnya dengan kondisi ruam yang sebelumnya dijabarkan, pembengkakan pada kulit bisa jadi merupakan reaksi alergi setelah mengonsumsi parasetamol. Kenali kondisi tubuh Anda apakah memang memiliki riwayat alergi obat.
Apabila setelah beberapa kali melanjutkan konsumsi obat parasetamol ini dan bengkak makin menjadi, Anda perlu ke dokter segera untuk memastikan apakah memang itu reaksi alergi dari parasetamol. Lebih baik kondisi segera diatasi dan konsultasikan juga tentang alternatif solusi dari parasetamol jika memang Anda kurang cocok untuk menggunakannya.
Karena parasetamol adalah obat yang bisa didapatkan secara mudah, dijual bebas dan mampu dibeli tanpa harus menunjukkan resep dokter, ada beberapa orang yang menggunakan tanpa tahu betul dosis yang tepat. Pengonsumsi obat parasetamol secara berlebihan mampu menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dan akhirnya menyebabkan diare.
Mungkin maksud hati agar rasa nyeri cepat sembuh dengan meningkatkan dosis obat yang seharusnya, tapi hal ini justru malah merugikan diri Anda sendiri nantinya. Supaya tidak terjadi diare, maka sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter saja dalam penggunaan parasetamol. Jika diare terjadi terus-menerus selama pemakaian parasetamol, maka sebaiknya hentikan pemakaian lebih dulu dan tanyakan ke dokter tentang keluhan ini.
(Baca juga: efek samping amino)
- Berkeringat Lebih
Ketika parasetamol tak dikonsumsi berdasarkan resep dari dokter, maka akan selalu ada kemungkinan dosis yang digunakan lebih dari seharusnya. Jika terjadi overdosis, terutama berkali-kali, ada kalanya pada beberapa kasus pengonsumsi akan mengalami keringat berlebih atau bisa juga disebut dengan istilah hiperhidrosis.
Jika Anda berkeringat lebih namun bukan karena faktor cuaca yang super panas atau karena sehabis berolahraga/beraktivitas padat, Anda perlu memeriksakan diri. Cobalah konsultasikan dengan dokter dan menanyakan kepastian akan keringat berlebih tersebut sebagai salah satu efek dari parasetamol atau bukan. Untuk sementara waktu, hentikan juga penggunaan obat tersebut untuk melihat apakah produksi keringat menurun setelahnya.
- Penurunan Selera Makan
Waspadai overdosis parasetamol bila Anda memilih untuk mengonsumsinya tanpa adanya resep dokter. Tanyakan dengan benar kepada penjual parasetamol akan dosis yang benar karena salah satu efek dari penggunaan parasetamol yang cukup berbahaya adalah adanya penurunan selera makan.
Penggunaan secara overdosis yang cukup sering dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan ini akan cukup berpengaruh pula pada berat badan Anda nantinya. Maka sebaiknya sebelum membeli, tak ada salahnya mengonsultasikan dengan dokter agar tidak salah dosis. Bahkan walau dengan resep dokter sekalipun, Anda tak seharusnya menambah dosis hanya karena ingin melipatgandakan pengurangan rasa sakit/nyeri pada tubuh.
- Tekanan Darah Rendah
Parasetamol memang terbukti sangat ampuh dalam meredakan panas maupun nyeri, namun sebagai efek sampingnya, pengguna bisa saja mengalami hipotensi. Hipotensi atau tekanan darah rendah berpotensi terjadi ketika pemberian parasetamol dilakukan di rumah sakit dengan infus. Konsultasikan lebih dulu juga tentang hal ini dengan dokter bila Anda khawatir akan efek sampingnya.
(Baca juga: efek samping brotowali)
- Mual
Rasa mual bisa saja terjadi ketika parasetamol digunakan secara berlebihan atau overdosis. Oleh karena itu, penggunaan parasetamol memang sebaiknya berdasarkan resep dokter saja supaya lebih aman dan menghindari efek samping yang berbahaya. Jika mual terjadi terus-menerus selama penggunaan parasetamol, kurangi dosis atau hentikan sementara waktu sambil menemui dokter.
- Muntah
Tak hanya mual, terkadang pada beberapa kasus overdosis parasetamol penggunanya juga berisiko mengalami muntah. Jika rasa mual dan muntah berkelanjutan pada waktu mengonsumsi, kurangi dosisnya saja atau coba tanyakan ke dokter untuk mengetahui dosis tepatnya. Jangan teruskan dengan dosis yang sama karena penggunaan berlebih bisa membahayakan kesehatan Anda.
- Gatal-gatal
Ruam kemerahan yang timbul pada permukaan kulit bukanlah satu-satunya efek samping akibat reaksi alergi yang disebabkan oleh penggunaan parasetamol. Pada beberapa kasus, ruam tersebut pun akan terasa gatal. Jika Anda merasakan atau mengalami hal ini, cepat-cepatlah ke dokter sekaligus juga menghentikan penggunaan sementara waktu.
(Baca juga: efek samping kolagen)
- Sulit Bernapas
Sulit bernapas atau sesak nafas memang pada umumnya dialami oleh para penderita penyakit pernapasan semacam asma. Namun sulit bernapas juga dapat terjadi ketika seseorang memiliki reaksi alergi. Selain ruam, bengkak dan juga gatal-gatal, efek dari reaksi alergi parasetamol lainnya adalah kesulitan bernapas. Jadi segera hubungi dokter apabila memang mengalami efek atau keluhan semacam ini.
- Jaundice
Jaundice merupakan sebuah kondisi di mana kulit serta mata (bagian putihnya) berubah warna menjadi kekuningan. Walau kondisi ini lebih sering terjadi atau dialami oleh bayi, orang dewasa pun dapat mengalaminya, terutama ketika berhubungan dengan konsumsi obat pereda nyeri, seperti halnya parasetamol.
Menguningnya kulit atau bagian putih pada mata biasanya ada kaitannya pula dengan fungsi hati yang kurang sehat atau kurang normal. Ya, penggunaan parasetamol, khususnya jika lebih dari dosis yang seharusnya juga mampu memengaruhi kesehatan fungsi hati. Bila mendapati kulit dan bagian putih mata menguning, hentikan dulu penggunaan dan langsung periksakan ke dokter.
- Air Seni Berwarna Gelap
Saat buang air kecil, apakah Anda mengamati adanya perubahan pada warna air seni yang keluar? Jika selama penggunaan parasetamol air seni berubah warna menjadi lebih gelap serta pekat dari biasanya, ini bisa saja terjadi sebagai bahaya akibat kurang minum air putih. Namun gelapnya air seni tak hanya disebabkan oleh dehidrasi.
Ketika urine berubah menjadi kecoklatan gelap, warna ini menandakan bahwa Anda kelebihan dalam mengonsumsi parasetamol. Hal ini tak hanya berlaku pada saat menggunakan parasetamol karena urine dengan warna coklat tua bisa juga dipicu oleh penggunaan obat pencahar, relaksan otot, maupun obat malaria. Waspadai juga adanya penyakit lain yang memengaruhi perubahan warna urine yang menjadi gelap.
(Baca juga: efek samping melatonin)
- Sakit Perut
Perut yang mendadak sakit bisa juga disebabkan oleh penggunaan parasetamol yang cukup banyak karena tak sesuai dosis yang seharusnya. Jika gangguan pencernaan terjadi selama pemakaian, maka Anda hendaknya tidak melanjutkan penggunaan sampai perut merasa lebih baik.
Namun ketika dilanjutkan kembali dan timbul lagi rasa sakit perut, hendaknya Anda menemui dokter supaya dosis yang digunakan lebih tepat sesuai anjuran dokter. Sakit perut ini juga bisa disertai dengan rasa mual dan diikuti dengan muntah-muntah. Untuk penanganan yang lebih tepat, memang sebaiknya langsung ke dokter saja.
- Feses Berwarna Tanah Liat
Efek samping lainnya dari penggunaan parasetamol yang kurang tepat pada dosis sekaligus juga jangka panjang mampu menyebabkan adanya perubahan pada warna feses. Selain air seni yang berubah warna, warna tinja atau feses ketika buang air besar dapat menjadi seperti warna tanah liat. Ketika selama penggunaan Anda mengalami ini, hentikan dulu dan segera periksa saja ke dokter.
- Kram Perut
Mungkin Anda mengonsumsi parasetamol untuk meredakan rasa nyeri atau sakit di bagian perut juga. Namun ketika menggunakan secara overdosis, maka justru parasetamol mampu memicu rasa kram pada perut. Bukannya rasa nyeri hilang, bisa-bisa rasa nyeri malah makin bertambah dan membuat Anda tak nyaman.
Biasanya, rasa nyeri atau kram perut akibat dosis berlebih parasetamol terjadi di bagian perut atas. Jika hal ini berlanjut selama pemakaian, coba hentikan dulu dan pastikan Anda ke dokter supaya dapat diperiksa dan ditangani. Mengonsultasikannya dengan dokter tentang dosis yang benar juga penting.
(Baca juga: efek samping jahe)
- Kerusakan Ginjal
Selain dari adanya kerusakan hati yang menyebabkan jaundice, penggunaan parasetamol dengan dosis lebih tinggi dari yang seharusnya bisa menjadikan ginjal kehilangan fungsinya juga. Hal ini makin berisiko tinggi ketika selama konsumsi obat tidak diimbangi dengan mengonsumsi air putih yang cukup. Sebelum berakibat fatal, langsung ke dokter dan sementara jangan melanjutkan penggunaan.
Bukankah penggunaan parasetamol bertujuan menyembuhkan sakit kepala? Itu memang benar dan efek baiknya akan terjadi ketika seseorang menggunakan parasetamol dengan dosis tepat serta dengan catatan tidak memiliki alergi obat. Sering sakit kepala selama penggunaan parasetamol bisa jadi disebabkan oleh reaksi alergi sehingga sebaiknya penghentian penggunaan dilakukan.
- Penurunan Berat Badan
Kondisi atau keluhan ini sangatlah berkaitan dengan turunnya selera makan pengguna parasetamol. Jika nafsu makan yang menurun akibat konsumsi parasetamol tak segera diatasi, kemungkinan untuk mengalami penurunan berat badan pun menjadi cukup besar. Saat sudah mengalami efek mencurigakan, segera hentikan penggunaan dan tanyakan ke dokter untuk solusi terbaik sebelum terlambat dan menjadi jauh lebih parah.
(Baca juga: efek samping buah sukun)
Amankah Parasetamol bagi Ibu Hamil serta Menyusui?
Ibu hamil serta menyusui dibatasi secara cukup ketat dalam hal penggunaan obat atau bahan-bahan kimia lainnya. Itulah sebabnya ketika ibu hamil dan menyusui kebetulan merasakan sakit dan nyeri lalu ingin menggunakan obat penghilang nyeri, mereka pun akan was-was. Lalu, apakah parasetamol termasuk aman tanpa efek samping bagi mereka?
Untuk para ibu hamil, parasetamol diyakini aman, namun dengan catatan penggunaan obat harus dalam jangka waktu yang sangat singkat. Itu artinya, penggunaan parasetamol harus dilakukan sesuai kebutuhan dan indikasi yang tepat. Supaya ibu hamil dan sang janin aman, maka penggunaan obat apapun tidak boleh secara sembarangan.
Penggunaan sesuai kebutuhan telah diperkuat melalui sebuah data epidemiologis pemakaian acetaminophen oral pada wanita hamil dengan hasil bahwa tidak adanya peningkatan potensi bayi terkena cacat bawaan. Hanya saja untuk kasus parasetamol IV atau infus belum diketahui apakah mampu menyebabkan kerusakan janin ketika digunakan oleh ibu hamil.
Oleh American Academy of Pediatrics, telah dinyatakan bahwa parasetamol aman untuk ibu-ibu yang sedang menyusui. Biasanya hanya konsentrasi kecil parasetamol yang diekskresikan ke dalam air susu ibu dan hanya sedikit kasus yang telah dilaporkan bahwa bayi manyusui mengalami ruam. Meski demikian, masih tergolong aman karena kasus ruam tersebut hanya 1:10 saja.
Sebuah hasil studi lainnya pun menyatakan bahwa sesudah seorang ibu menyusui mengonsumsi 1000 mg acetaminophen, maka yang diterima bayi ketika menyusu hanya kurang dari 1,85 persen dari dosis yang masuk ke dalam tubuh ibunya. Dengan ini, bisa dibuktikan bahwa pada dasarnya parasetamol adalah acetaminophen yang aman baik untuk ibu hamil maupun menyusui.
(Baca juga: efek samping bahaya obat tidur – efek samping obat jangka panjang)
Walau memang terbilang aman dengan efek berbahaya yang jarang terjadi, namun setiap kita tetap perlu mewaspadai efek samping parasetamol. Ketika salah dosis atau pemakaian dengan jangka waktu lebih panjang sedikit bisa berakibat buruk bagi kesehatan.