Afinitor – Fungsi Obat – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu obat Afnitor?

Afnitor adalah obat dari produk pabrik PT Novartis Indonesia. Pabrik ini bergerak pada bidang industri farmasi yang berlokasi di Jakarta Timur. Afnitor adalah obat yang digunakan untuk penderita kanker yang sistem kerjanya adalah mengganggu pertumbuhan sel kanker serta memperlambat penyebaran penyebab kanker dalam tubuh. Afinor dikemas dengan beberapa ukuran yaitu Everolimus 2.5 mg, 5 mg, 7.5 mg dan 10 mg. Everolimus adalah kandungan yang ada dalam obat Afnitor tersebut.

Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat memberi mengelompokan Everolimus yang ada dalam kandungan Afnitor kedalam golongan D dengan penjelasan bahwa Afnitor terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun studi pada manusia. Namun potensi keuntungan bisa dijamin meskipun resiko yang didapatkan sangat besar.

Afnitor digunakan untuk berbagai jenis kanker. Berikut adalah indikasi obat Afnitor yang memiliki kandungan Everolimus yang telah disetujui, yaitu sebagai berikut:

  1. Kanker ginjal stadium lanjut
  2. Pengidap penyakit Subependymal giant cell astrocytoma (SEGA) yang berhubungan dengan tuberous sclerosis pada pasien yang tidak cocok untuk intervensi bedah (macam-macam jenis-jenis operasi bedah)
  3. Pengidap tumor neuroendokrin pankreas progresif atau metastatik yang tidak dapat ditangani dengan operasi dokter
  4. Kanker payudara yang dialami wanita pasca menopause dengan hormon reseptor positif tingkat lanjut, tipe HER2-negatif. Pada umunya bersamaan dengan exemestane
  5. Tumor neurodokrin yang tidak menentu dan tidak terdiferensiasi dengan baik yang awalnya dari saluran gastrointesnial atau paru-paru

Apa fungsi obat Afnitor?

Obat Afnitor mengandung Everolimus termasuk golongan selective immunosuppressive agents yang pemakaiannya harus menggunakan resep dokter. Bahaya penggunaan obat tanpa resep dokter sangat berlaku untuk obat Afnitor. Bahaya Zat aktif Everolimus adalah obat yang digunakan untuk reaksi penolakan transplantasi organ (pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh lain atau dari satu tempat ke tempat lain dalam satu tubuh yang sama) seperti transplantasi sumsum tulang dan untuk mengobati berbagai jenis kanker. Obat everolimus adalah senyawa turunan dari Sirolimus yang dikenal juga dengan nama rapamycin. Everolimus dan Sirolimus memilik fungsi yang sama sebagai obat yaitu menghambat mammalian target of rapamcyn.

Mekanisme kerja obat ini adalah dengan cara memblokir aktivitas sel darah tertentu dalam sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan tubuh menolak organ yang ditransplatasikan.

Bagaimana dosis yang baik untuk Afnitor?

Dosis yang baik untuk obat Afnitor bermaca-macam bergantung dengan kondisi pasien yang akan menggunakan obat tersebut. Kondisi dosis dibedakan menjadi dosis dewasa untuk kanker payudara, kanker sel ginjal, kanker pancreas, renal angiomyolipoma, Neuroendocrine Carcinoma, tumor otak (intraknial) dewasa dan anak. Berikut adalah dosis untuk Afnitor yang baik:

  1. Dosis dewasa untuk kanker payudara
    Kanker pada jaringan payudara. Kanker ini adalah kanker yang paling umum bagi wanita. Kanker payudara juga bisa saja dialami bagi kaum pria meskipun perbandingan kemungkinannya sangat kecil yaitu 1 dibanding 1000. Dosis yang diberikan adalah 10 mg 1 kali sehari
  2. Dosis dewasa untuk kanker sel ginjal
    Kanker sel ginjal adalah kanker ganas dimana sel kanker terbentuk dalam tubulus (tabung kecil) pada ginjal. Kanker yang dikenal juga dengan nama karsinoma sel renal adalah kanker yang paling umum dikenal bagi orang dewasa. Dosis yang diberikan untuk pasien pengidap kanker sel ginjal adalah 10 mg 1 kali sehari
  3. Dosis dewasa untuk kanker pankreas
    Kanker pankreas adalah salah satu kanker yang paling ganas. Kanker ini tidak memberi waktu lama untuk hidup bagi pengidapnya. Minimnya pengobatan yang menjadi solusi hanya memungkinkan pencegahan sebagai langkah utama. Kanker ini sering disebut penyakit diam karena gejalanya tak terlihat pada tahap awal sampai kanker itu menyebar. Dosis yang diberikan untuk pengidap kanker sel pankreas adalah 10 mg 1 kali sehari 
  4. Dosis dewasa renal angiomyolipoma
    Angiolipoma adalah tumor jinak ginjal yang tersusun atas jaringan lemak, otot polos (kelainan otot pada manusia) dan pembuluh darah yang abnormal. Tumor ini jarang dijumpai akan tetapi dapat muncul sendiri ataupun muncul karena berhubungan dengan tuberous sclerosis. Dosis untuk penggunaan obat Afnitor pengidap renal angiomyolipoma adalah 10 mg 1 kali sehari (Ulia & Hardjowijoto, 2017)
  5. Dosis dewasa untuk neuroendocrine carcinoma
    Dosis untuk pengguna obat Afnitor pengidap Neuroendocrine Carcinoma adalah 10 mg 1 kali sehari
  6. Dosis dewasa dan anak untuk tumor otak atau intracranial
    Tumor otak adalah tumor yang timbul dari otak. Mereka tumbuh dari sel-sel otak, pembuluh darah di otak, syaraf yang muncul dari otak atau selaput yang menutupi otak. Tumor otak dapat menyerang siapa saja, anak-anak maupun dewasa. Namun pada umumnya, tumor otak sering terjadi pada orang dewasa. Hal ini dapat dilakukan untuk pencegahan tumor otak. Dosis penggunaan obat Afnitor untuk pengidap tumor otak dewasa dan anak adalah sama yaitu 5 mg / m2 1 kali sehari

Apa efek samping yang didapatkan oleh pengguna obat Afnitor?

Ada banyak efek samping yang akan dirasakan bagi pengguan obat afnitor, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Efek samping paling umum
    Stomatitis, diare, edema perifer (akumulasi pembengkakan cairan dalam tubuh yang terjadi pada kaki) dan ruam (perubahan warna dan peradangan yang terjadi pada kulit)
  • Efek samping kelainan darah
    Anemia, hiperkolesterolemia, limfopenia, peningkatan kadar aspartat transaminase (AST) dan hiperglikemia puasa
  • Efek samping serius
    Gagal jantung, gagal nafas dan syok septik

Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pasien pengguna obat Afnitor yaitu sebagai berikut:

  1. Obat Afnitor bisa mengganggu kekebalan tubuh sehingga meningkatkan resiko terkena infeksi atau jenis kanker tertentu. Pengguna obat harus secepatnya memberi tahu dokter apabila terdapat tanda-tanda infeksi seperti sakit tenggorokan terus menerus (tenggorokan serak berdahak), menggigil, demam, nyeri atau sering buang air kecil. Perubahan penampilan juga bisa saja terjadi karena efek dari obat Afnitor seperti perubahan ukuran tahi lalat, gatal yang tidak biasa, demam, keringat malam, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, kelenjar getah bening yang membengkak atau pertumbuhan benjolan yang tidak biasa
  2. Penggunaan obat Afnitor yang bersamaan dengan obat lain dapat menyebabkan angioedema dan dapat meningkatkan resika yang lebih buruk
  3. Afnitor juga dapat menyebabkan penekanan sumsum tulang. Penekanan pada sumsum tulang dapat memicu terjadinya penurunan hemoglobin, neutrophil, trombosit dan limfosit. Hal yang perlu dilakukan untuk mencegah efek dari Afnitor yang berbahaya adalah dengan melakukan pemantauan jumlah darah secara berkala
  4. Obat Afnitor juga dapat menyebabkan edema umum seperti edema perifer dan lymphedema dan akumulasi cairan local seperti efusi pericardial, efusi pleura dan asites 
  5. Obat yang mengandung everolimus ini dapat menyebabkan kemandulan. Ciri-ciri yang akan tampak pada wanita adalah ketidakteraturan menstruasi, amenore sekunder, peningkatan hormon luteinizing dan hormone perangsang folikel. Adapun efek yang dirasakan pada pria adalah azoospermia dan oligospermia
  6. Ibu yang sedang menyusui alangkah baiknya untuk tidak menggunakan obat Afnitor ini, karena badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat menyatakan bahwa kandungan dari everolimus terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan hasil investigasi, pengalaman marketing maupun studi pada manusia (AFINITOR TABLET, 2017).

Siapa pasien yang kontradiksi dengan obat Afnitor?

Obat Afnitor tidak boleh digunakan untuk pasien yang mempunyai riwayat atau alergi everolimus, sirolimus atau turunan rapamycin lainnya. Reaksi hipersensitivitas biasanya menunjukan gejala seperti anafilaksis, dypenia, pembilasan, nyeri dada atau angioedema (seperti pembengkakan saluran nafas atau lidah dana atau gangguan pernafasan). Pasien dengan ciri-ciri alergi tersebut kontraindikasi dengan Afnitor.

fbWhatsappTwitterLinkedIn