A-B Vask adalah obat yang dapat digunakan untuk pengobatan pada penyakit hipertensi dan angina pektoris (berdasarkan indikasi yang disetujui oleh Badan POM di Indonesia).
Hipertensi
Hipertensi atau yang biasa kita kenal sebagai penyakit tekanan darah tinggi menurut JNC (Joint National Committee) 7 adalah suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Hipertensi ini terbagi menjadi dua macam :
- Hipertensi primer
Hipertensi primer (biasa disebut juga hipertensi esensial atau hipertensi idiopatik) adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, dan ini kasusnya sangat banyak dimasyarakat, bahkan sampai sekitar 90% – 95% dari kejadian hipertensi. Faktor resiko antara lain : keturunan (genetik), usia, obesitas, konsumsi garam, alkohol, perokok, kurang vitamin D, kurang olahraga.
- Hipertensi sekunder
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, dapat disebabkan oleh kondisi medis lainnya, misalnya gangguan pada ginjal, jantung, pankreas.
Angina
Angina adalah rasa nyeri di dada yang terjadi karena aliran darah maupun oksigen ke otot jantung terganggu.
Angina sendiri terbagi atas dua macam :
1. Stable angina (angina pektoris)
Gejala angina pektoris
Rasa sakit atau nyeri maupun tidak nyaman di dada terjadi saat :
- Jantung bekerja lebih keras, biasanya saat aktifitas fisik
- Tidak terjadi tiba-tiba, biasanya lama periode sakitnya sama
- Biasanya berlangsung dalam waktu singkat (5 menit atau kurang)
- Dapat hilang dengan istirahat ataupun menggunakan obat
- Mungkin juga terasa seperti ada gangguan udara diperut atau pencernaan
- Nyeri di dada dapat menyebar ke lengan, punggung atau area lainnya.
Faktor pemicu angina pektoris :
- Emosi atau stres
- Suhu udara yang sangat panas maupun suhu udara yang sangat dingin
- Habis makan berat (makan besar dalam porsi yang banyak)
- Merokok.
2. Unstable angina (acute coronary syndrome)
Gejala unstable angina
Rasa sakit atau nyeri maupun tidak nyaman di dada terjadi saat :
- Lagi istirahat
- Datang tiba-tiba
- Waktu (lama periode) nyerinya lebih lama dari stable angina
- Istirahat atau obat-obatan tidak dapat menyembuhkan secara langsung
- Dapat bertambah buruk seiring waktu
- Dapat menyebabkan serangan jantung
Komposisi Zat Aktif
A-B Vask berisi zat aktif Amlodipine besylate. Amlodipine termasuk antihipertensi golongan penghambat kanal kalsium (Calcium Antagonist, atau Calcium Channel Blocker, kadang disingkat CCB) yang merupakan kelas dihidropiridine.
- Rumus kimia amlodipine besylate adalah 3,5-pyridinedicarboxylic acid, 2-[(2-aminoethoxy)methyl]-4-(2-chlorophenyl)-1,4-dihydro-6-methyl-, 3-ethyl 5-methyl ester, (±) -, monobenzenesulfonate.
- Rumus molekulnya adalah C20H25CIN2O5•C6H6O3S.
Amlodipine bekerja dengan cara menghambat masuknya ion kalsium ke kanalnya (di sel otot jantung dan sel otot polos pada pembuluh darah) sehingga tidak terjadi kontraksi pada sel atau otot, yang akan menyebabkan pembuluh darah akan relaksasi dan melebar (dilatasi) yang mana akan memberikan efek aliran darah akan membaik (lancar) serta tekanan darah akan turun. Amlodipine tidak merubah kadar ion kalsium dalam darah.
Setelah dikonsumsi per oral (melalui mulut), maka konsentrasi plasma puncak amlodipine dalam darah dapat tercapai sekitar 6-12 jam. Bioavailabilitasnya sekitar 64 – 90% dengan waktu paruh antara 30 – 50 jam. Steady state (kondisi stabil) dalam plasma tercapai setelah 7-8 hari pemberian obat.
Dosis Pemakaian Dan Petunjuk Penggunaan
A-B Vask harus diberikan dengan resep dokter, karena termasuk golongan obat daftar G (berbahaya, obat keras). Pemberian A-B Vask tidak dipengaruhi oleh makanan, jadi dapat diminum saat sebelum makan, sedang makan ataupun setelah makan. Dapat diberikan sebagai monoterapi (pengobatan tunggal) maupun sebagai terapi kombinasi dengan obat antihipertensi lainnya. Minumlah obat sesuai petunjuk dari dokter anda.
1. Dewasa
- Hipertensi : Dosis awal 5 mg sekali sehari, dan dapat ditingkatkan hingga maksimal 10 mg sekali sehari.
- Angina pektoris : Dosis awal 5 mg sekali sehari, dan dapat ditingkatkan hingga maksimal 10 mg sekali sehari
2. Pada pasien lanjut usia (geriatri, usia >60 tahun)
- Dosis awal 2.5 mg sekali sehari, dosis maksimum 10 mg sekali sehari.
3. Anak 6-17 tahun
- Hipertensi : Dosis awal 2.5 mg sekali sehari, dan dapat ditingkatkan hingga maksimal 5 mg sekali sehari.
4. Anak dibawah 6 tahun
- Tidak diperbolehkan diberikan untuk anak dibawah usia 6 tahun.
5. Penderita gangguan fungsi hati
- Hipertensi : Dosis awal 2.5 mg sekali sehari.
- Angina pectoris : Dosis awal 5 mg sekali sehari.
6. Penderita gangguan fungsi ginjal
- Tidak ada data yang mendukung.
Efek Samping
Efek samping yang umum terjadi pada pengobatan dengan A-B Vask antara lain : sakit kepala, edema (akumulasi cairan di dalam jaringan yang menyebabkan pembengkakan), kelelahan yang menyeluruh (pada tubuh), somnolen (menurunnya kesadaran atau rasa mengantuk yang mendalam), mual, nyeri abdomen, rasa panas dan kemerahan pada wajah, palpitasi (detak jantung yang melebihi normal).
Segera hubungi dokter terdekat jika anda merasakan :
- peningkatan debaran atau detak jantung yang sangat cepat
- nyeri dada yang makin memburuk maupun bertambah sakit
- bengkak di kaki atau di pergelangan kaki
- rasa mengantuk yang parah atau perasaan ingin pingsan
Kontraindikasi
A-B Vask dikontraindikasikan untuk pasien yang hipersensitif terhadap dihidropiridine.
Hal Yang Harus Diperhatikan
- Wanita hamil dan menyusui
Sampai saat ini belum ada data yang mendukung untuk manusia (ibu hamil). US FDA (Food & Drug Administration of United States, Badan POM di Amerika Serikat) memasukkan Amlodipine sebagai kategori C pada kehamilan, dimana studi pada binatang percobaan telah menunjukkan adanya efek samping pada janin (teratogenik, atau embroisidal, atau lainnya). Amlodipine dapat diberikan hanya jika manfaatnya jauh lebih besar dari resiko terhadap janin.
- Penderita gangguan fungsi hati
Karena Amlodipine mengalami proses metabolisme di hati, dan juga memiliki half-life (waktu paruh) yang tinggi (30-50 jam), maka pasien yang mengalami gangguan fungsi hati berat harus diberikan dengan sangat hati-hati, dimulai dengan setengah dosis terendah dan dititrasi (ditingkatkan) perlahan sesuai dengan kondisi pasien.
- Penderita gagal jantung kongestif (CHF atau Congestive Heart Failure)
Congestive heart failure atau gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan otot jantung untuk memompa darah sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh. Pemberian amlodipine untuk pasien gagal jantung kongestif ini harus lebih berhati-hati dan perlu dalam pengawasan medis.
- Overdosis
Overdosis dapat mengakibatkan hipotensi dan peningkatan denyut jantung secara reflek (takikardia). Pasien yang mengalami overdosis perlu dimonitoring fungsi jantung dan pernapasannya, serta perlu diukur tekanan darahnya secara periodik. Jika kondisi hipotensi terus terjadi (tidak berubah signifikan), maka perlu dipertimbangkan untuk diberikan vasopressure seperti phenylephrine dengan tetap memperhatikan volume darah dan urin yang keluar.
Interaksi Obat
Amlodipine dapat berinteraksi dengan obat-obat berikut :
- Cyclosporine
Dapat meningkatkan kadar cyclosporine dalam darah, sehingga akan meningkatkan resiko efek samping dari cyclosporine seperti biliousness (gangguan pada kantung empedu yang mengakibatkan nausea, gangguan pada perut, sakit kepala, sembelit, disfungsi ginjal, hipertensi.
2. CYP 3A4 inducer (penginduksi sitokrom P450 sub-tipe 3A4), seperti :
- Aminoglutethimide
- Bosentan
- Carbamazepine
- Dexamethasone
- Efavirenz
- Fosphenytoin
- Nafcillin
- Nevirapine
- Oxcarbazepine
- Pentobarbital
- Phenobarbital
- Phenytoin
- Primidone
- Rifabutin
- Rifampin
- Rifapentine
Obat-obat tersebut dapat membuat efektifitas kerja amlodipine tidak maksimal karena akan dimetabolisme lebih cepat pada hati.
3. CYP 3A4 inhibitor (penghambat sitokrom P450 sub-tipe 3A4), seperti :
- Amprenavir
- Atazanavir
- Clarithromycin
- Conivaptan
- Darunavir
- Delavirdine
- Diltiazem
- Erythromycin
- Fosamprenavir
- Imatinib
- Indinavir
- Isoniazid
- Itraconazole
- Ketoconazole
- Lopinavir dan ritonavir
- Miconazole
- Nefazodone
- Nelfinavir
- Nicardipine
- Posaconazole
- Quinidine
- Ritonavir
- Saquinavir
- Telithromycin
- Voriconazole
Obat-obat ini akan mengakibatkan metabolisme amlodipine akan melambat dan akan meningkatkan resiko efek samping obat yang tidak diinginkan.
4. Simvastatin atau kombinasi obat yang mengandung simvastatin.
Amlodipine akan meningkatkan kadar simvastatin dalam darah sehingga resiko efek samping simvastatin akan meningkat pula (sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri otot, konstipasi, insomnia, gejala flu). Jika penggunaan simvastatin bersamaan dengan amlodipine maka dosis simvastatin tidak boleh lebih dari 20 mg dalam sehari.
Sediaan Obat Dan Penyimpanan
A-B Vask tersedia dalam kemasan :
- Tablet 5 mg @ 30 tablet per box
- Tablet 10 mg @ 30 tablet per box
Sebaiknya disimpan pada suhu 200-250 C.
AB-Vask diproduksi oleh PT Lapi.