Antibiotik atau obat-obatan merupakan segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang memiliki efek menekan dan menghambat proses biokimia dalam organisme. Antibiotik biasanya dipergunakan untuk mengatasi rasa sakit pada organ tubuh. Namun bahaya dan efek samping obat antibiotik jangka panjang ternyata sangat mematikan.
Cara Kerja Obat Antibiotik
Cara kerjanya adalah dengan menghambat pertumbuhan bakteri, serta mikroorganisme lainnya yang menjadi penyebab timbulnya rasa sakit yang berkembang di dalam tubuh seperti radang tenggorokan, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, serta infeksi sinus. Antibiotik juga bisa digunakan dalam proses pengobatan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur dan protozoa. Antibiotik yang pertama kali ditemukan di dunia farmasi adalah penicilin, seiring berkembangnya teknologi, akhirnya produk antibiotik telah banyak menjamur dan dipasarkan di era sekarang ini.
Jangka waktu seorang pasien yang harus mengkonsumsi antibiotik dan obat-obatan tergantung pada jenis penyakit yang dideritanya. Misalnya seseorang yang menderita pusing, batuk, pilek mungkin hanya akan memerlukan waktu selama beberapa hari untuk mengkonsumsi obat-obatan. Akan tetapi, bagi penderita penyakit kronis seperti kencing manis, TBC, pastinya akan memerlukan jangka waktu yang panjang dimana ia harus rutin mengkonsumsi antibiotik dan obat-obatan.
Berikut ini beberapa efek samping / bahaya yang bisa ditimbulkan akibat mengkonsumsi anti biotik dan obat-obatan dalam jangka waktu lama :
- Infeksi organ intim. Hal ini biasanya terjadi pada wanita, dimana pemakaian antibiotik dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan pertumbuhan bakteri candida secara berlebih. Dimana bakteri candida adalah sumber dari terjadinya keputihan. Biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal, keputihan, serta bau pada daerah vagina.
- Gangguan pencernakan. Hal yang paling umum terjadi akibat mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang panjang adalah terjadinya mual, diare, kram dan nyeri pada perut.
- Menimbulkan Alergi. Sebagian orang akan mengalami gejala ini, dimana terjadi gatal-gatal dan pembengkakakn di mulut, bibir dan tenggorokan. Terkadang muncul bintik-bintik pada kulit.
- Gangguan fungsi jantung. Gejalanya ditandai dengan merasakan jantung berdebar-debar.
- Sakit Kepala
- Berkurangnya nafsu makan
- Mengganggu sistem kekebalan tubuh. Beberapa jaringan tubuh seperti kulit, selaput lendir, dan usus merupakan tempat berkembang biaknya mikroorganisme dan bakteri yang baik bagi tubuh. Penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat memberantas serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Hal tersebut akan berakibat tubuh kekurangan vitamin, terutama vitamin K dan vitamin B12, sehingga berdampak rentannya tubuh terhadap serangan penyakit menular.
- Penyakit kuning
- Timbulnya masalah pada ginjal
- Gangguan pada saraf, Misalnya seseorang akan merasa kesemutan
- Menimbulkan efek resistensi pada obat itu sendiri.
- Terlalu sering mengkonsumsi antibiotik dapat mengakibatkan efek resistensi terhadap jenis obat itu sendiri.
- Setelah pemakaian obat dihentikan, tidak menutup kemungkinan suatu saat orang tersebut akan terkena kembali penyakit yang sama.
- Dan pada saat ia mengkonsumsi antibiotik yang sama seperti sebelumnya, ternyata antibiotik itu tidak mempan lagi membantu meredakan sakit yang dideritanya.
- Akhirnya ia memerlukan antibiotik dengan dosis yang lebih tinggi.
- Menimbulkan gangguan penyakit yang lebih serius. Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang lama perlu diwaspadai, karena dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan fungsi organ tubuh yang lebih serius, misalnya,
- gangguan pada fungsi hati,
- kerusakan hati,
- penurunan jumlah produksi sel darah putih,
- terjadinya gangguan fungsi otak,
- gangguan fungsi jantung,
- koma,
- pembengkakan dan
- iritasi pada usus besar,
- Seperti halnya bahaya etanol, kebocoran pada usus bahkan bisa berakibat pada kematian.
Sama halnya dengan efek samping obat penenang, efek samping antibiotik juga cukup berpengaruh pada kesehatan tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu jadilah konsumen yang cerdas dalam memilih antibiotik yang anda perlukan, agar resiko-resiko berbahaya yang natinya timbul isa terhindarkan. Antibiotik dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak oleh virus. Untuk itu sebelum menggunakan obat-obatan ada baiknya jika anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu, hindari mengkonsumsi obat-obatan secara berlebih, ikutilah petunjuk atau dosis yang telah diberikan oleh dokter anda.
Terlebih lagi pemberian antibiotik pada anak-anak, haruslah sangat berhati-hati. Carilah alternative lain sebelum memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi yang dideritanya. Jangan sampai memberikan dosis antibiotik pada anak-anak sama dengan dosis untuk orang dewasa.
Beberapa keluhan penyakit yang mungkin tidak membutuhkan obat antibiotik adalah :
Infeksi virus umum yang tidak mendapatkan manfaat dari pengobatan antibiotik termasuk:
- Panas Dingin
- Flu (flu)
- Bronkitis
- Batuk
- Kebanyakan sakit tenggorokan
- Beberapa infeksi telinga
- Beberapa infeksi sinus
- Flu perut (gastroenteritis virus)
Terlepas dari kesadaran resistensi antibiotik dalam beberapa tahun terakhir, pengunaan obat antibiotik masih terjadi untuk sejumlah alasan:
- Dokter mungkin meresepkan antibiotik sebelum menerima hasil tes yang mengidentifikasi penyebab infeksi sebenarnya.
- Orang yang ingin cepat terlepas dari penyebab penyakit, dapat meminta dokter untuk resep antibiotik.
- Orang mungkin minum antibiotik yang dibeli di luar negeri atau melalui Internet dengan perkiraan sendiri
- Orang mungkin minum antibiotik yang sisa dari resep sebelumnya.
Bahaya obat antibiotik jangka panjang mungkin dapat menyebabkan berbagai kemungkinan, untuk itu harap diperhatikan dan tekankan ke dokter anda agar penggunaan antibiotik dapat digunakan seperlunya.
Baca Juga : Bahaya Obat Tidur