Penyebab Cucu Aa Gym Meninggal Mendadak Karena DIC, Apa Itu?

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Duka tengah dirasakan oleh keluarga besar Aa Gym karena kepergian mendadak Gheziya Naura Khadija, yakni bayi berusia 2 bulan yang merupakan cucu bungsu Aa Gym pada hari Minggu (20/5/2018). Gheziya adalah buah hati kedua dari Ghaitsa Zahira Shofa (putri ketiga Aa Gym dengan Teh Ninih) dan Ustadz Maulana Yusuf. Namun, pertanyaannya kini adalah apa penyebab cucu Aa Gym meninggal mendadak?

Diketahui bahwa tak terdapat tanda-tanda khusus kondisi tak wajar dari Gheziya sehingga hal ini menjadi tanda tanya besar mengapa secepat itu sang bayi mungil meninggalkan dunia. Bahkan sehari sebelum meninggal, Gheziya tak menampakkan kondisi mencurigakan sebab kelihatan ceria dan sehat-sehat saja. Banyak dugaan warganet tentang kematian Gheziya merupakan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau Sindrom Kematian Bayi Mendadak.

Namun, rupanya kabar terbaru menurut postingan Ghaida Tsurayya, anak pertama Aa Gym, berbeda dari berbagai spekulasi SIDS yang diutarakan warganet. Sampai di rumah sakit, Gheziya telah meninggal dan kondisi tersebut disebabkan oleh DIC atau Disseminated Intravascular Coagulation, yakni kondisi gangguan pembekuan darah suatu penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah.

Apakah itu penyakit gangguan pembekuan darah atau DIC?

Banyak dugaan tentang SIDS merupakan penyebab utama kepergian mendadak Gheziya beredar di mana SIDS ini merupakan sindrom yang rupanya dianggap paling sering menjadi pemicu meninggalnya bayi secara mendadak, khususnya bayi dengan usia 1 bulan-1 tahun. Seperti halnya kasus kematian Gheziya, memang SIDS tak menunjukkan adanya tanda-tanda khusus dan tak dapat ditemukan apa penjelasan pasti kematian tersebut.

Meski begitu, rupanya dari hasil postingan pada akun Instagram Ghaida, telah terungkap bahwa SIDS bukanlah penyebabnya, melainkan DIC atau penyakit pembekuan darahlah yang sebenarnya terjadi. Biasanya, pembuluh darah kecil tubuhlah yang mengalami pembekuan darah semacam ini sehingga aliran darah menuju seluruh tubuh terhambat dan akhirnya mengakibatkan kerusakan organ.

Kondisi DIC atau pembekuan darah dapat dialami oleh siapapun tanpa memandang usia. Kabar baiknya, risiko penyakit ini dapat Anda turunkan dengan mengenali apa saja faktor-faktor yang memperbesar potensi penyakit pembekuan darah ini.

Faktor Risiko DIC

Seperti ketika membaca berita meninggalnya Gheziya si bayi mungil cucu Aa Gym yang sehat-sehat saja sebelum kematiannya, hal ini menjadikan banyak dari kita bertanya-tanya apakah ada langkah yang diambil untuk mencegah kondisi semacam pembekuan darah. Berikut adalah sejumlah faktor risiko yang penting kita ketahui dan kenali bersama.

DIC dapat terjadi ketika protein yang tubuh gunakan pada proses supaya darah membeku normal menjadi terlalu aktif. DIC juga bisa saja terpicu oleh adanya trauma pada kepala (cedera otak misalnya), perkembangan kanker, peradangan, infeksi, hingga efek operasi. Namun selain itu, ada pula beberapa faktor penyebab yang walaupun langka tak sebaiknya Anda abaikan, seperti:

  • Komplikasi selama kehamilan.
  • Terjadi syok selama kehamilan.
  • Luka bakar.
  • Pankreatitis
  • Gigitan oleh hewan berbisa.
  • Hipotermia
  • Pernah menggunakan anestesi.
  • Pernah menjalani prosedur transfusi darah.
  • Pernah keguguran.
  • Memiliki riwayat gangguan kesehatan hati.

Gejala DIC

Pada kasus kematian mendadak cucu Aa Gym, tidaklah diketahui adanya tanda-tanda khusus sehingga itulah yang membuat meninggalnya terasa begitu tiba-tiba. Namun untuk DIC sendiri, adakah gejala-gejala yang perlu kita ketahui?

  • Perdarahan eksternal atau internal.
  • Muncul bintik merah di permukaan kulit.
  • Memar
  • Tekanan darah berkurang.
  • Pembekuan darah.

Itulah sejumlah gejala DIC atau penyakit gangguan proses pembekuan darah manusia yang perlu kita ketahui walau memang pada kasus Gheziya sendiri tak terdapat laporan munculnya gejala serupa. Kiranya penyebab cucu Aa Gym meninggal mendadak, yakni DIC ini menjadi hal yang bisa membuat para orang tua yang memiliki bayi lebih waspada.

fbWhatsappTwitterLinkedIn