USG Transvaginal – Manfaat, Metode, Hasil dan Bahaya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

USG transvaginal yaitu proses pemeriksaan atau tes pencitraan ultrasound yang dilakukan oleh wanita sebagai salah satu cara menjaga kesehatan alat reproduksi wanita melalui pengamatan sistem reproduksi pada wanita dari dalam vagina. USG transvaginal aman dilakukan bagi ibu hamil maupun wanita yang tidak hamil karena dilakukan melalui gelombang suara. Proses pemeriksaannya hanya dilakukan/dioperasikan oleh para ahli sonografi, spesialis radiologi, dan spesialis sonologi obstetric. Berbagai metode, manfaat USG Transvaginal dapat dideteksi bagi para pasien yang ingin melakukan tes ini.

Biasanya pemeriksaan ini dilakukan untuk mengatahui pasien yang diduga memiliki polip, fibroid dan kista indung telur. Bagi remaja yang umumnya sering mengalami menstruasi yang terasa begitu berat dan nyeri juga dapat dilakukan usg transvaginal untuk mengetahui penyebabnya. Sedangkan bagi ibu hamil pemeriksaan melalui USG transvaginal dapat dilakukan  sebagai pemeriksaan awal kehamilan. Melalui pemeriksaan tersebut, seorang ibu hamil dapat mengetahui dan memantau perkembangan dan detak jantung sang jabang bayi. Sebelum bayi lahir, diagnosis plasenta previa atau absurbsi plasenta dapat dilakukan juga melalui usg transvaginal karena pada kondisi ini plasenta menurun dan menutupi dinding leher rahim akibat terpisahnya plasenta.

Manfaat

USG transvaginal memiliki beberapa manfaat yang perlu kita ketahui bersama, khususnya bagi para wanita yang ingin mengetahui adanya gangguan atau masalah kesehatan sistem reproduksinya.

  • Mendeteksi Kehamilan pada Trimester Pertama

Kebanyakan wanita yang baru hamil tidak mengetahui tanda-tanda pada awal kehamilannya. Pada awal trisemester pertama kehamilan yang biasanya usia kandungan yang akam masuk ke dalam usia 10 minggu sangat dianjurkan untuk melakukan usg transvaginal karena akan lebih akurat dalam mendeteksi tanda-tanda awal kehamilan.

  • Mendeteksi Kelainan Janin pada Trimester Kedua

Selain itu pada trisemester kedua juga dapat dilakukan usg transvaginal untuk mendiagnosa ada tidaknya cacat bawaan yang ada pada struktur tubuh si calon buah hati.

  • Mengetahui Masa Subur Wanita

Dengan menggunakan usg transvaginal ini, hsail pemeriksaannya juga dapat membantu ayah dan bunda mengetahui masa subur dengan lebih akurat karena dalam pemeriksaan akan terlihat apakah ada sel telur yang sudah matang atau tidak. Sel telur yang sudah matang biasanya berukuran antara 18-20 mm atau sekitar 2 cm. Biasanya para pasien melakukan usg transvaginal untuk mengetahui masa suburnya pada hari ke-11 dari hari pertama pasien mengalami menstruasi terakhir.

Tes ini jua memeriksa ciri-ciri rahim sehat. Apabila melalui pemeriksaan menunjukkan hasil bahwa sel telur sudah matang dan siap dibuahi, maka pasien dapat fokus untuk melakukan pembuahan. Namun apabila setelah pemeriksaan belum ditemukan sel telur yang matang, maka pasien dapat melakukan pemeriksaan kembali di hari berikutnya sesuai anjuran dokter. Begitu hasil pemeriksaan kehamilan menunjukkan tanda awal kehamilan, maka pasien harus mengatur pola makan dan pola hidupnya agar calon buah hati dalam kandungan senantiasa sehat dan mulai rutin untuk mengkonsumsi susu dan memperoleh manfaatnya untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan nutrisi.

  • Mengetahui Kelainan

USG Transvaginal dapat membantu mendekteksi penyebab kemandulan pada wanita, menentukan penyebab menstruasi yang terasa berat dan nyeri, serta perdarahan pra-menopause. Bahkan pemeriksaan ini juga menjadi penentu apakah pasien mengidap fibroid rahim atau kista indung telur, memastikan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sudah dipasang dengan baik, memeriksa penyebab nyeri panggul dan nyeri lain pada organ reproduksi saat berhubungan seksual, menemukan tanda abnormalitas pada kehamilan, memastikan awal masa kehamilan, mendeteksi kemungkinan keguguran, menentukan sumber perdarahan, mendiagnosis plasenta previa atau abrupsi plasenta, mendeteksi kehamilan ektopik. Kondisi ini adalah saat plasenta menurun dan menutupi leher rahim. sedangkan abrupsi plasenta adalah kondisi di mana plasenta terpisah dari rahim sebelum bayi lahir, tes juga untuk mendiagnosis infeksi panggul, kista ovarium, kelainan atau kelahiran yang cacat dan penebalan dinding rahim.

Metode

Pada proses tes pencitraan dengan USG transvaginal, pasien diminta untuk membuka baju mereka dari pinggang sampai ke bagian bawah. Pada pemeriksaan tersebut biasanya pasien diberikan baju ganti khusus agar dapat dilakukan pemeriksaan dengan mudah. Bahkan sebelum pemeriksaan dimulai, diharapkan pasien mengosongkan kandung kemih atau separuh terisi.

Apabila memang dokter menyarankan agar kandung kemih terisi air, konsumsilah sekitar 32 ons air sejam sebelum dimulainya pemeriksaan. Konsultasikan dengan dokter apabila pada waktu hendak pemeriksaan Anda justru berada pada masa menstruasi atau mengalami bercak.

  • Kemudian pasien diminta untuk berbaring dengan posisi tubuh telentang, kaki terbuka lebar dan lutut menekuk.
  • Setelah itu dokter akan menyisipkan tongkat ultrasound yang sudah diberi gel pelumas ke dalam vagina pasien.
  • Bila Anda memiliki alergi lateks, informasikan kepada petugas medis yang menangani Anda karena bisa mewaspadai akan pemberian lateks di bagian alat ultrasound.
  • Pasien kemungkinan bakal merasakan adanya tekanan sewaktu transduser dimasukkan dan pengalaman seperti ini mirip seperti ketika menjalani prosedur pap smear pada waktu spekulum dimasukkan ke dalam vagina.
  • Sesudah dimasukkan itulah, ada gelombang suara yang memantul berasal dari organ dalam dan mengirimkan gambar kondisi bagian dalam panggul pasien yang bisa dilihat melalui monitor.
  • Teknisi atau dokter kemudian akan melakukan pengubahan transduser ketika masih di dalam tubuh pasien secara perlahan dengan tujuan agar gambar tentang kondisi bagian dalam tubuh pasien bisa didapat secara total.
  • Ada potensi dokter memanfaatkan sonografi infus saline, yakni sejenis USG transvaginal khusus di mana ada keterlibatan air garam steril yang dimasukkan ke dalam rahim sebelum teridentifikasi kemungkinan adanya risiko kelainan pada bagian dalam rahim.
  • Namun pada metode jenis sonografi infus saline, tak dapat diterapkan pada wanita hamil atau selama infeksi terjadi meski memang USG transvaginal umum bisa.
  • Pasien akan merasakan rasa nyeri pada saat pemeriksaan namun pada pemeriksaan ini sama sekali tidak ada resiko dan efek samping.

Hasil dan Bahaya

Hasil pemeriksaan bisa diperoleh dengan cukup cepat setelah pemeriksaan selesai. Apabila teknisi melakukan prosedur, biasanya ia juga akan menyimpan gambar yang didapat lalu ahli radiologilah yang menganalisa gambar tersebut. Barulah setelah selesai menganalisa, hasil akan dikirim ke dokter Anda untuk mulai dijelaskan secara detil.

Masalah-masalah inilah yang kemungkinan ada dan dialami oleh pasien setelah menempuh prosedur pemeriksaan USG transvaginal:

  • Plasenta previa
  • Keguguran
  • Kehamilan ektopik
  • Infeksi pada panggul
  • Fibroid
  • Kista
  • Kanker di organ reproduksi

Meski tak berefek samping berbahaya, beberapa pasien ada yang tidak tahan dengan pemeriksaan satu ini sehingga lebih memilih untuk melakukan USG melalui perut (transabdomen). Cara pemeriksaan transabdomen ini adalah dengan menekan alat USG di bagian perut untuk melihat organ-organ di wilayah panggul. USG transvaginal merupakan prosedur yang aman bagi pasien dan calon bayi (jika pasien hamil). Tidak ada risiko atau efek samping lain selain sedikit rasa nyeri selama dan beberapa menit setelah tes.

fbWhatsappTwitterLinkedIn