Otak merupakan salah satu organ yang sangat penting keberadaannya bagi manusia. Keberadaan organ yang satu ini memungkinkan kita untuk dapat dan melakukan berbagai macam kegiatan yang kita inginkan. Maka, tak heran jika banyak sekali metode pengobatan yang bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja dari otak itu sendiri. Hal ini dikarenakan jika terjadi penurunan kinerja dari otak maka hal tersebut akan memiliki efek yang sangat besar ruang lingkupnya. Efek negatif yang akan muncul tak hanya berdampak pada diri sendiri, namun juga bisa berdampak pada kehidupan sekitar dan lingkungan.
Terkadang seseorang tidak terlalu memperhatikan kesehatan otak, padahal hal ini sangatlah penting. Meskipun otak berada di dalam tempurung kepala dan dilindungi oleh tulang, namun sebenarnya otak sendiri merupakan sebuah organ yang rentan dengan penyakit. Banyak tindakan medis yang bisa dilakukan untuk melakukan perawatan pada otak yang mengalami gangguan. Salah satu metode yang bisa digunakan merupakan operasi kraniektomi dan kraniotomi.
Otak bertugas untuk memproses semua rangsangan dan semua masukan yang terjadi baik di dalam tubuh maupun di luar tubuh. setiap respon yang diambil oleh tubuh akan selalu melalui sebuah proses yang melewati otak terlebih dahulu. Respon rangsangan yang telah di proses dalam otak kemudian akan diteruskan oleh sistem saraf yang berada dalam tubuh. Sistem saraf inilah yang kemudian akan memberikan respon yang bermacam-macam bentuknya. Karena tugasnya yang sangat penting maka kondisi dari otak itu sendiri menjadi sangat penting.
Selain itu otak juga merupakan sebuah organ yang sangat rapuh dan sangat rentan terhadap serangan-serangan penyakit yang mungkin saja terjadi. Apabila otak telah terserang penyakit maka dalam proses penyembuhannya dibutuhkan tindakan-tindakan khusus yang tidak mengganggu kinerja dan fungsi otak sendiri. Salah satu jenis tindakan yang sering diambil untuk mengatasi masalah pada otak adalah operasi otak, meskipun tindakan ini adalah tindakan terakhir yang akan dilakukan seorang dokter.
Metode medis yang digunakan untuk mengobati gangguan pada otak memang sangat beragam. Hal ini karena berhubungan juga dengan kondisi dari otak yang cukup rentan terhadap gangguan. Operasi pada area otak sendiri sebenarnya merupakan sebuah tindakan yang cukup jarang dilakukan. Kecuali jika terdapat beberapa hal yang bersifat penting dan mendesak. Beberapa pengobatan pada otak sendiri justru terkadang menggunakan beberapa terapi dan obat-obatan saja. Singulotomi bilateral merupakan salah satu dari beberapa tindakan medis yang dilakukan pada area otak. Mungkin ada beberapa yang belum mengetahui mengenai tindakan operasi yang satu ini. ada beberapa hal yang harus kalian pahami dan kalian ketahui mengenai tindakan operasi yang satu ini, seperti
Singulotomi Bilateral
OCD atau Gangguan Obsesif kompulsif merupakan sebuah penyakit psikologis yang menyerang saraf otak. Penyakit yang satu ini merupakan sebuah penyakit jangka panjang sama halnya seperti hipertensi dan diabetes. Mereka yang terserang OCD biasanya memiliki obsesi akan sesuatu hal secara berlebih. Biasanya mereka yang menderita penyakit ini akan memiliki pemikiran yang berlebih. Efek ini akan berbuah sebuah tindakan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang. Pada suatu waktu jika hal ini tidak dapat diatas dan diobati maka dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan yang cukup serius pada pasien. Gangguan OCD ini biasanya dapat berupa rasa cemas dan khawatir yang terlalu berlebih akan sesuatu hal. Penyakit ini biasanya lebih banyak muncul pada mereka yang berusia kurang dari 20 tahun. Hal ini bisa disebabkan karena adanya tekanan stress yang berat.
Operasi Singulotomi bilateral merupakan sebuah salah satu operasi yang dilakukan pada otak manusia. Operasi ini merupakan tindakan terakhir yang bisa diambil untuk mengobati mereka yang menderita OCD atau gangguan penyakit lain yang berhubungan dengan rasa sakit. Biasanya tindakan ini sendiri baru akan dilakukan ketika seorang pasien sudah tidak lagi menunjukan kemajuan yang mendasar saat menjalani berbagai terapi dan konsumsi obat-obatan. Walaupun tingkat keberhasilan dari metode yang satu ini cukup besar, namun resiko yang ditimbulkan oleh metode ini juga cukup besar. Sehingga para penderita OCD umumnya akan mendapatkan terapi khusus dan obat-obatan tertentu.
Pada awalnya tindakan Singulotomi bilateral merupakan sebuah tindakan alternatif pada proses lobotomi. Tindakan operasi ini sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1947 di Amerika oleh John Farquhar Fulton. Sejak saat itu tindakan operasi ini menjadi salah satu tindakan operasi yang dapat dilakukan pada area otak.
Kapan Singulotomi bilateral dilalukan ?
Pada dasarnya tindakan operasi ini masih menjadi sebuah perdebatan bagi beberapa praktisi kesehatan. Sudah kita bahas sebelumnya, bahwa meskipun dianggap sebagai tindakan pengobatan terakhir. Telah menunjukan bahwa metode yang satu ini memiliki resiko yang cukup besar untuk dapat dilakukan. Hal ini berhubungan dengan metode operasi pada otak yang akan bisa mempengaruhi berbagai hal lain yang berhubungan dengan kinerja otak. Para operasi singulotomi bilateral ini yang dituju adalah area
- Cingulate Gyrus, bagian otak yang bertugas mengatur emosi sadar manusia
- Frontal lobem bagian otak yang mengatur gerak otot, perasaan dam menimbang suatu keputusan.
Kedua bagian tersebut menjadi satu pada Anterior cingulate cortex yang merupakan bagian dari limbic system. Beberapa praktisi medis percaya bahwa dengan melakukan operasi pada bagian tersebut akan dapa mengurangi kemungkinan pasien OCD kambuh kembali. Hal ini dihubungkan dengan kebiasaan perilaku yang terjadi pada pasien OCD. Sebagaimana yang kita tahu bahwa pasien OCD mengalami kesulitan untuk memberikan keputusan akan suatu hal tertentu, hal inilah yang ingin dikurangi atau dihilangkan melalui tindakan operasi ini.
Tindakan operasi ini hanya akan dilakukan ketika semua metode pengobatan telah dilakukan. Pada penderita OCD biasanya akan mendapatkan beberapa metode pengobatan lain. Ada beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan. Para penderita OCD biasanya dianjurkan untuk mengkonsumsi beberapa jenis obat anti depresan dan pengurang sress,seperti
- Clomipramine (Anafranil)
- Fluvoxamine (Luvox CR)
- Fluoxetine (Prozac)
- Paroxetine (Paxil, Pexeva)
- Sertraline (Zoloft)
Selain itu pasien juga bisa menjalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini biasanya dilakukan dengan cara mengubah cara pikir dan cara pandang. Pola pikir negatif yang sering muncul pada pasien yang menderita OCD akan perlahan dirubah menjadi pola pikir yang lebih baik.
Prosedur Sebelum Operasi
Sebelum menjalankan tindakan operasi ini biasanya dokter akan meminta konfirmasi terlebih dahulu dari pendamping pasien. Hal ini dikarenakan tindakan operasi ini memang cukup berbahaya dan memiliki resiko yang cukup besar. Seorang pasien yang menderita OCD tidak akan sedikit susah untuk dapat menentukan keputusannnya sendiri, maka dari itu pendamping adalah sangat dibutuhkan keberadaannya. Dokter yang akan melakukan operasi bisanya telah mendapatkan laporan riwayat kesehatan pasien yang akan menjalani tindakan operasi. Laporan kesehatan ini biasanya didapat dari dokter yang menangani tindakan terapi pada pasien.
Sebelum melakukan operasi biasanya pasien akan mengalami beberapa jenis tes terlebih dahulu seperti
- Tes darah
- Pemeriksaan CT Scan
- Pemeriksaan MRI
- PAT Scan
Jika pasien telah menjalani semua pemeriksaan tersebut, maka dokter akan dapat menentukan jadwal operasi pada pasien. Biasanya sebelum menjalankan operasi dokter akan menyarankan bagi pasien untuk berpuasa beberapa jam sebelum operasi. Serta untuk mengurangi beberapa jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil tindakan operasi
Tindakan operasi
Dalam melakukan operasi maka pasien akan berada dalam kondisi terbius secara total. Setelah dokter memastikan bahwa pasien telah terbius secara total. Maka selanjutnya dokter kan membersihkan rambut dan dan hal yang yang mengganggu jalannya operasi. Pada bagian yang telah di tentukan maka, dokter akan membuat sebuah irisan pada kepala hingga terlihat bagian tengkorak. Kemudian dokter akan melakukan pengeboran pada tengkorak agar dapat melihat bagian dalam otak. Pada pelaksanaan proses ini setiap langkah yang dilakukan oleh dokter akan selalu di bimbing dan dibantu dengan hasil pemeriksaan dari MRI. Ketika dokter telah sampai pada bagian yang dituju. Tindakan selanjutnya yang diambil adalah dengan meletakkan elektorda pada bagian yang telah ditandai. Melalui elektroda tersebut dokter akan mengalirkan sejumlah listrik. Tujuan dari pengaliran ini adalah untuk mematikan beberapa bagian dari otak yang mempengaruhi beberapa gangguan yang didapati pada penderita OCD.
Bisanya dalam proses ini dokter akan membuat sebuah lesions dengan sengaja. Pembuatan lesions ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memutus dan menganggu beberapa bagian dari otak yang merupakan bagian sari limbic system. Melalui pembuatan luka ini maka sangat diharapkan bahwa akan terjadi pengurangan gejala yang timmbul pada pasien. Pembuatan lesions pada bagian otak ini sendiri harus dilakukan secara teliti dan seksama. Jika terjadi kesalahan maka dapat berakibat yang cukup fatal bagi kehidupan pasien.
Setelah semua tindakan operasi selesai. Maka dokter akan mengembalikan kembali bagian tengkorak yang diambil. Biasanya dalam pelaksanaan operasi ini, selain dilakukan pengambilan bagian tengkorak. Juga dapat dilakukan hanya dengan melalui lubang bor yang dibuat.
Pasca Operasi
Setelah menjalani operasi maka pasien akan menginap di rumah sakit untuk beberapa waktu. Hal ini bertujuan agar dokter tetap dapat mengawasi kondisi dari pasien itu sendiri. setelah dirasa cukup maka dokter akan mengijinkan pasien untuk melakukan pengobatan di rumahnya sendiri. Namun, dokter akan tetap memberikan beberapa instruksi khusus seperti
- Tetap melakukan konsultasi rutin
- Menghindari beberapa jenis obat-obatan
- Menghindari melakukan aktivitas berat
- Rutin mengganti penutup luka operasi
- Hindari mengemudi kendaraan
- Minum obat dari dokter sesuai peraturan dan petunjuk dokter
Efek samping
Sama halnya dengan metode pengobatan yang lain yang dilakukan melalui tindakan operasi. Tindakan Singulotomi bilateral ini juga bisa dikatakan memiliki beberapa efek samping dan resiko yang dapat muncul. Jika kita berbicara mengenai resiko yang muncul maka ada beberapa resiko yang bisa saja muncul seperti
- Alergi
- Pendarahan
- Infeksi
- Kejang
- Apati
- Kehilangan beberapa buah ingatan
- Sakit kepala
- Pusing
- Muntah dan mual
- Kerusakan otak
- Kerusakan beberapa bagian saraf
- Hematoma
Itu tadi beberapa hal mengenai Singulotomi Bilateral yang bisa kalian ketahui. Meskipun tindakan tersebut digunakan untuk mengobati OCD, namun pada dasarnya tindakan operasi tersebut cukup berbahaya sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan perhatian yang sangat khusus dan hati-hati. Semoga informasi tadi bermanfaat.