Jenis Imunisasi Polio Serta Efek yang Ditimbulkan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Macam-macam penyakit saraf yang rentan terjadi pada anak adalah hidrosefalus, meninigitis, dan polio. Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi virus polio. Virus penyebab polio tersebut masuk ke dalam tubuh melalui mulut mula-mula menginfeksi saluran pencernaan lalu kemudian menginfeksi sistem saraf manusia. Orang yang telah terinfeksi polio terancam akan mengalami kelumpuhan dan bahkan kematian.

Penyakit polio sendiri dapat dibedakan berdasarkan gejalanya, yakni: Polio non-paralisis, polio paralisis, dan polio bulbar. Polio non-paralisis merupakan polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Berbeda halnya dengan polio paralisis yang salah satu gejala utamanya adalah kelumpuhan. Sementara polio bulbar ini terjadi karena virus menginfeksi saluran pernapasan si penderita sehingga penderita kerap mengalami gejala sesak nafas.

Adapun cara penyebaran virus polio adalah bisa melalui kontak fisik dan makanan atau minuman yang telah terinfeksi virus polio. Pencegahan polio bisa dilakukan dengan upaya imunisasi atau vaksin polio. Imunisasi polio adalah pemberian vaksin yang mengandung virus polio yang telah dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak akan membahayakan.

Virus polio yang telah dilemahkan itu malahan akan menjadi daya tahan yang melindungi tubuh dari serangan virus polio karena tujuan imunisasi polio ini memang untuk meningkatkan kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit polio. Selain mencegah penyakit polio, manfaat imunisasi polio pada anak adalah untuk mencegah endemi, mencegah kelumpuhan, memperbaiki fungsi saraf, meringankan efek penyakit serta menghindari gangguan otak pada anak. Jenis imunisasi polio terbagi atas dua, yakni:

1. Imunisasi polio oral (OPV)

Imunisasi polio oral merupakan pemberian vaksin dengan cara meneteskan cairan vaksin langsung ke dalam mulut. Imunisasi polio oral diberikan sebanyak 4 kali diberikan sejak anak berusia 0-59 bulan. Pada umumnya polio oral memiliki rasa yang manis sehingga anak-anak akan menyukainya. Polio oral ini berisi virus yang telah dilemahkan. Efek samping imunisasi polio oral pada bayi biasanya adalah diare meskipun ini cukup jarang terjadi.

2. Imunisasi Polio Injeksi (IPV)

Imunisasi polio injeksi adalah pemberian vaksin dengan cara menyuntikkan cairan ke dalam tubuh manusia. Imunisasi injeksi diberikan sebanyak 5 kali  pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 hingga 18 bulan. Pada saat anak berusia 4 hingga tahun, pemberian polio penguat atau booster sangat dianjurkan karena polio booster ini berfungsi untuk mengoptimalkan pemberian vaksin polio sebelumnya. Imunisasi polio injeksi yang berisi kandungan virus yang telah dimatikan tersebut biasanya akan lebih mahal dibandingan dengan imunisasi polio oral.

Panas setelah imunisasi polio juga biasa dialami oleh anak-anak. Namun anda tidak perlu khawatir karena efek samping imunisasi polio oral dan imunisasi polio injeksi dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

  • Memberi banyak air pada anak untuk dikonsumsi.
  • Berikan susu serta makanan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh pada anak anda.
  • Jangan biarkan anak untuk beraktifitas telalu banyak.
  • Perbanyak Istirahat.

Itulah 2 jenis imunisasi polio yang biasa dilakukan. Ingat! Fungsi imunisasi polio ini sangatlah penting jadi usahakan membawa anak anda untuk mendapatkan imunisasi polio. Silahkan dishare jika anda merasa ini bermanfaat. Terima kasih 🙂

fbWhatsappTwitterLinkedIn