Vaksin PCV juga dikenal dengan sebutan vaksin konjugasi pneumokokus di mana vaksin ini diberikan untuk memberikan perlindungan bagi orang dewasa, anak-anak dan bayi. Vaksin ini dibutuhkan untuk melawan segala jenis penyakit yang dipicu oleh bakteri yang bernama pneumokokus atau Streptococcus pneumoniae. Vaksin melalui program imunisasi memang masih masuk dalam bagian pemantauan kesehatan.
Pemantauan ini dilakukan dengan tujuan agar kebutuhan kesehatan dasar anak dapat dipenuhi sehingga pertumbuhan dan perkembangannya menjadi lebih maksimal. Telah diungkapkan oleh WHO bahwa ada sekitar 2-3 juta kematian yang bisa dicegah dengan pemberian imunisasi setiap tahun. Selain memberikan proteksi dari penyakit tertentu, angka prevalensi penyakit juga dapat menjadi berkurang. (Baca juga: vaksinasi influenza)
Vaksin atau imunisasi juga diberikan agar epidemi penyakit dapat berubah serta penyakit dapat disembuhkan. Demi memelihara kesehatan anak maupun orang dewasa, jadwal imunisasi yang sudah tersedia hendaknya diketahui dan dijalankan.
Walau tergolong baru, vaksin PCV sangat penting karena menawarkan perlindungan daya tahan terhadap penyakit Invasive Pneumococcal Diseases atau IPD. Penyakit tersebut bakal terjadi atau muncul ketika infeksi kuman Pneumokokus menyerang tubuh. Pembentukan imunitas di sini sangatlah penting supaya tubuh dapat dengan cepat pulih dari penyakit IPD. Penyakit IPD tersebut meliputi meningitis, pneumonia serta bakteremia yang semuanya cukup kronis bila tak segera ditangani.
(Baca juga: penyebab meningitis)
Perlu diketahui bahwa pneumonia atau radang paru cukup mengancam jiwa karena dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini cukup serius, apalagi kalau pengobatan dengan antibiotik kurang tepat. Tingkat keparahan pneumonia berada antara tahap ringan hingga sangat parah yang cenderung terjadi dan dialami oleh anak-anak serta orang dewasa di atas usia 65 tahun.
Orang-orang yang sebelumnya sudah mengalami masalah kesehatan lain serta memiliki sistem kekebalan rendah juga rentan akan penyakit ini. Ada sejumlah jenis faktor risiko penyebab dari pneumonia dan di bawah ini bisa kita lihat apa sajakah faktor tersebut:
(Baca juga: cara meningkatkan nafsu makan)
Vaksin diperlukan untuk mencegah maupun mengatasi segala gejala radang paru. Untuk mengetahui bahwa sebuah kondisi adalah pneumonia, berikut gejala pneumonia yang bisa dilihat:
Khusus untuk anak bayi atau balita, memang tak ada tanda infeksi yang tampak. Namun pada beberapa kasus, bayi atau balita dapat menunjukkannya dengan mengalami demam, batuk-batuk disertai mual dan muntah. Mereka juga akan terlihat tak bertenaga dan sanagt lemas. Tak jarang juga tandanya adalah kesulitan bernapas dan tak nafsu makan.
(Baca juga: ciri-ciri radang paru-paru)
Meningitis adalah jenis penyakit lainnya yang dapat dicegah maupun diatasi oleh vaksin PCV. Bila kita pernah mendengar adanya radang selaput otak, maka kondisi inilah yang disebut dengan meningitis. Selaput pelindung atau meninges yang berperan menjadi selimut bagi saraf tulang belakang serta otak mengalami infeksi.
Terjadi pembengkakan juga saat peradangan terjadi diakibatkan oleh infeksi. Di sejumlah kasus, ada juga yang sampai mengalami kerusakan otak dan sistem saraf. Itulah mengapa telah dijadikan kewajiban bagi setiap calon jemaah haji untuk memperoleh vaksinasi meningitis sebelum berangkat. Aturan yang dibuat sejak tahun 2002 ini diberikan oleh pemerintah Arab Saudi demi mencegah penyakit meningitis.
Berikut ini merupakan sejumlah gejala radang selaput otak yang perlu untuk dicegah pada anak yang masih kecil, seperti bayi dan balita:
Lalu adakah gejala yang perlu diketahui dan diwaspadai bagi orang dewasa? Khusus untuk anak yang sudah lebih besar, lalu kemudian orang dewasa serta remaja, inilah gejala yang akan nampak:
(Baca juga: penyebab paru-paru basah)
Septikemia pun masuk ke dalam daftar penyakit yang bisa ditangani dengan vaksin PCV karena bakteri pneumokokus jugalah yang menjadi pemicunya. Ketika bakteri jenis ini menginvasi aliran darah kita, septikemia dapat muncul. Akibat dari penyakit ini cukup fatal apabila tak segera diobati dengan baik. Hanya saja, septikemia ini lebih cenderung dialami oleh mereka yang telah terserang penyakit tertentu sebelumnya.
Septikemia ini memiliki istilah lain yang mungkin kita lebih familiar, yakni keracunan darah atau bakteremia. Bakteri tertentu akan terjadi secara multiplikasi pada aliran darah kita. Ketika sistem daya tahan tubuh seseorang sedang vturun, maka organisme tersebut tak akan dapat dilawan. Pada akhirnya bakteri pun akan masuk ke dalam darah kita.
Selain bakteri pneumokokus, ada bakteri lainnya yang ternyata bertanggung jawab terhadap penyakit ini. Bakteri Streptococcus, Staphylococcus, Pseudomonas, E. Coli, dan juga Klebsiella juga adalah bakteri berbahaya penyebab bakteremia atau septikemia ini. Berikut adalah beberapa kondisi atau faktor peningkat potensi seseorang mengalami bakteremia/septikemia:
(Baca juga: abses otak – abses payudara)
Gejala Septikemia / Bakteremia
Sesudah mengintip kondisi yang mampu memicu atau bahkan memperparah keadaan septikemia, maka berikut ini gejala-gejala septikemia. Vaksin CPV diperlukan supaya gejala penyakit bakteremia ini tak menghampiri.
(Baca juga: gejala meningitis pada anak)
Kondisi Komplikasi Septikemia
Apabila sebelumnya tak memperoleh vaksin, septikemia juga tak ditangani dengan obat yang benar, ada risiko komplikasi. Komplikasi dapat begitu serius dan mengancam jiwa, seperti misalnya:
(Baca juga: kelainan darah)
Radang atau infeksi yang terjadi di bagian dinding sinus adalah yang kita namakan sebagai sinusitis. Infeksi bakterilah yang menyebabkan infeksi dan inflamasi tersebut. Segala usia dapat terjangkit penyakit ini pada umumnya, jadi vaksin PCV dapat diperoleh baik oleh anak-anak maupun orang dewasa yang ketika masa kecilnya belum memperoleh vaksin.
Sinus sendiri merupakan bagian yang posisinya ada pada bagian belakang tulang dahi dan pipi, berupa rongga kecil dengan udara di dalamnya. Untuk mengetahui seperti apa sinusitis, gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:
(Baca juga: ciri-ciri sinusitis)
Komplikasi Sinusitis
Sebenarnya komplikasi sinusitis ini cukup jarang terjadi, tapi tetap ada kemungkinan terjadinya komplikasi. Kalaupun ada terjadi komplikasi, anak-anaklah yang rentan terkena komplikasi ini. Berikut ini sejumlah komplikasi sinusitis yang kiranya bisa menjadi pengetahuan kita bersama agar lebih waspada juga.
(Baca juga: gejala sinusitis)
Untuk pemberian vaksin PCV, kemasan yang akan kita temui adalah dalam wujud prefilled syringe di mana dosisnya adalah 5 ml. Untuk memberikannya, biasanya dengan suntikan. Proses penyuntikan pun dilakukan secara intramuskular. Di bawah ini adalah ketentuan pemberian yang perlu diketahui.
Selain dari ketentuan pemberian vaksin PCV tersebut, jadwal pemberian pun juga penting untuk diperhatikan. Rupanya, pemberian vaksin ini perlu untuk dilakukan 4 kali.
Ada sedikit catatan di sini, yaitu jika anak yang umurnya telah mencapai 6 bulan tapi belum memperoleh vaksin, untuk dosis pertama dan kedua bisa diberikan diantara umur 7-11 bulan. Hanya saja, interval antara dosis perlu diperhatikan dan dilakukan minimal sebulan. Dan jika seorang anak sampai di umurnya yang pertama belum juga memperoleh vaksin PCV, pemberian dosis pertama dan kedua bisa dilakukan ketika usianya mencapai 12-23 bulan. Pada kasus ini, 2 bulan adalah untuk interval antara dosisnya.
Untuk mendapatkan hasilnya, yaitu perlindungan sempurna dari berbagai macam bakteri, maka vaksin bisa diperoleh secara berangkai. Hanya diperlukan sekali suntik pada anak yang usianya sudah lebih dari 2 tahun dan belum mendapatkan vaksin ini. Sekali suntik sama dengan satu dosis yang akan memberikan perlindungan padanya dari bakteri.
Pemberian vaksin PCV7 adalah yang seharusnya dilakukan kepada anak-anak yang usianya antara 2-5 tahun dengan risiko tinggi. Pengecualian ini dikhususkan bagi anak-anak yang mengidap penyakit cukup serius atau tengah menjalani pengobatan tertentu, seperti:
(Baca juga: penyebab hidung tersumbat sebelah)
Pentingnya Vaksin PCV untuk Orang Dewasa
Mungkin sebagian orang dewasa maupun lansia yang usianya sudah sampai 65 tahun ke atas sewaktu kecil belum memperoleh vaksin PCV. Hal ini memang dapat terjadi dan ketika risiko penyakit terjadi, ini bisa jadi dikarenakan vaksin belum didapat. Ketika vaksin belum diterima oleh tubuh, kekebalan akan melemah dan menjadikan tubuh sangat rentan penyakit.
Penting untuk yang usianya sudah mencapai 65 tahun ke atas atau bagi para orang dewasa dengan kondisi penyakit yang menjadi dasar untuk tak bisa memperoleh vaksin PCV, harus segera dikonsultasikan dengan dokter. Mintalah bantuan dokter untuk menjadwalkan satu suntikan vaksin PCV tersebut. Walau sudah terbilang tua, tak masalah untuk mendapatkan vaksin ini, demi mencegah timbulnya penyakit kronis.
Ingat bahwa meningitis dan bakteremia yang dipicu oleh pneumokokus bakal berisiko kematian di antara para orang dewasa, khususnya yang berusia lebih dari 65 tahun. Mungkin para penderita kondisi medis pun bingung harus bagaimana memperoleh vaksin tersebut. Maka untuk dosis dan pemberian tipe vaksin harus dibicarakan dengan dokter supaya ada solusinya.
(Baca juga: cara mengobati sinusitis)
Vaksin PCV memang meningkatkan kekebalan tubuh supaya tak terjangkit infeksi bakteri secara mudah. Namun dibalik manfaatnya yang baik, ada efek samping yang juga kita harus waspadai. Berikut merupakan efek-efek samping yang kemungkinan bakal terjadi dan dialami setelah memperoleh vaksin.
(Baca juga: penyebab dada sakit – dada terasa sakit di bagian tengah)
Itulah serangkaian informasi mengenai vaksin PCV yang kiranya dapat membantu pemahaman kita tentang vaksin satu ini. Agaknya banyak juga dari kita yang belum tahu akan apa itu vaksin PCV dan penyakit apa yang terkait dengan vaksin ini. Bila Anda adalah salah satu yang saat kecil belum memperolehnya, mintalah jadwal segera sebelum penyakit-penyakit tersebut menyerang.