Pneumonia merupakan penyakit peradangan yang terjadi pada jaringan di salah satu atau kedua paru-paru. Peradangan tersebut biasanya disebabkan oleh infeksi. Ketika seseorang menderita pneumonia maka sekumpulan kantong-kantong kecil yang ada di ujung saluran pernapasan di dalam paru-paru akan bengkak dan dipenuhi dengan cairan.
Menurut data dari WHO, pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak-anak. Diperkirakan ada 1,1 juta anak di dunia yang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit pneumonia ini. Sementara itu, Indonesia menduduki peringkat ke 8 pada tingkat kematian anak-anak akibat penyakit pneumonia. Tahun 2008, penumonia telah merenggut nyawa anak-anak sebanyak 38.000 jiwa.
Pneumonia sangat rentan dialami oleh bay dan juga anak-anak, terutama mereka yang berusia di bawah 2 tahun. Tidak hanya itu saja, orang-orang yang berusia lanjut, orang yang memiliki penyakit paru-paru, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan jga orang-orang yang aktif merokok sangat rentan memiliki penyakit pneumonia.
Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia bisa muncul secara tiba-tiba atau secara perlahan-lahan dalam waktu beberapa hari. Gejala pneumonia hampir menyerupai dengan gejala infeksi saluran pernapasan ataupun seperti bronkitis akut. Adapun beberapa gejala yang muncul pada penderita pneumonia adalah sebagai berikut.
1. Sakit Kepala
Penderita pneumonia biasanya akan mengalami sakit kepala. Bahkan gejala ini merupakan gejala paling umum yang dialami oleh penderita pneumonia pada usia anak-anak hingga dewasa. Jika Anda memiliki riwayat penyakit pneumonia dan mengalami gejala sakit kepala maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Sakit kepala sangat mungkin terjadi pada penderita pneumonia karena kadar oksigen yang masuk ke dalam tubuh relatif kurang sehingga suplai oksigen ke otak juga tidak optimal.
2. Mual dan Muntah
Mual dan muntah merupakan gejala yang akan mengikuti rasa sakit kepala. Kondisi tersebut biasanya muncul sebagai akibat dari penurunan nafsu makan yang dialami oleh penderita pneumonia. Ketika nafsu makan menurun, maka lambung atau sistem pencernaan lainnya akan mengalami gangguan. Produksi asam lambung juga akan meningkat sehingga muncul rasa mual dan muntah.
(Baca juga: sering mual setelah makan)
3. Demam
Selain sakit kepala, mual, dan muntah, pneumonia juga ditandai dengan gejala demam. Demam muncul sebagai akibat adanya infeksi pada paru-paru. Infeksi tersebut memicu produksi antibodi pada sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh akan melakukan penyerangan terhadap infeksi. Kondisi itulah yang akan menyebabkan tubuh demam dan juga menggigil.
(Baca juga: cara kompres yang benar untuk demam – tubuh menggigil tanpa demam)
4. Batuk Kering atau Batuk Berdahak
Penderita pneumonia biasanya juga akan mengalami batuk kering atau batuk berdahak. Namun kebanyakan kasus menunjukkan gejala batuk berdahak sebagai gejala yang lebih sering muncul pada penderita pneumonia. Biasanya dahak akan berwarna kuning atau hijau dan disertai dengan darah.
(Baca juga: penyebab batuk kering dan berdahak – cara menghilangkan batuk – buah untuk obat batuk)
5. Nyeri pada Persendian
Seperti yang kita tahu, pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Infeksi tersebut nyatanya tidak hanya berdampak buruk pada kinerja paru-paru. Infeksi juga akan menyerang area persendian sehingga nyeri sendi akan muncul sebagai akibat adanya infeksi pada tubuh penderita pneumonia.
6. Sesak Napas
Penderita pneumonia memiliki kondisi paru-paru dengan kantong-kantong kecil di dinding paru-paru yang terisi dengan cairan dan dalam keadaan membengkak. Kondisi semacam itu akan menghambat masuknya oksigen ke dalam paru-paru. Alhasil, penderita paru-paru biasanya akan mengalami sesak napas dan tersengal-sengal ketika bernapas. Kondisi semacam itu biasanya tidak akan membaik meskipun penderita sudah beristirahat.
7. Dada Terasa Sakit Ketika Menarik Napas Dalam atau Ketika Batuk
Akibat paru-paru yang terinfeksi oleh bakteri atau virus, dada penderita pneumonia biasanya akan terasa sakit ketika digunakan untuk menarik napas dalam atau ketika batuk. Infeksi tersebut akan menyerang paru-paru dan menyebabkan rasa nyeri.
8. Detak Jantung Lebih Cepat
Seorang penderita pneumonia sudah tentu akan memiliki jumlah oksigen yang relatif sedikit di dalam tubuhnya. Kondisi tersebut membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk menyebarkan oksigen dalam jumlah yang terbatas ke seluruh tubuh. Akibatnya, jantung akan berdetak lebih cepat sebagai upayanya untuk menyebarkan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
9. Penurunan Suhu Tubuh
Demam merupakan gejala pneumonia yang paling sering dialami oleh anak-anak. Pada orang-orang yang berusia lanjut (biasanya di atas 65 tahun), penurunan suhu tubuh merupakan gejala yang sering menandakan penyakit pneumonia. Kondisi tersebut muncul sebagai akibat kurangnya kadar oksigen di dalam tubuh sehingga tubuh mengalami hipotermia.
(Baca juga: bahaya hipotermia)
Itulah beberapa gejala yang akan dialami oleh penderita pneumonia. Jika Anda mengalami beberapa di antara gejala-gejala di atas maka sebaiknya Anda segera melakukan pemeriksaan medis, terutama ketika gejala yang muncul berupa sesak napas, demam, dan juga kebingungan yang tidak segera reda.
Penyebab Pneumonia
Secara umum, pneumonia seringkali disebabkan oleh adanya infeksi bakteri. Namun pada beberapa kasus, pneumonia juga bisa disebabkan oleh infeksi virus. Pneumonia juga bisa berkembang melalui penularan dari bagian tubuh lain yakni kuman-kuman yang masuk melalui aliran darah. Namun, kebanyakan kasus menunjukkan bahwa pneumonia masuk ke dalam tubuh seseorang melalui aliran udara yang dihirup oleh penderita. Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan pneumonia adalah sebagai berikut:
1. Pneumonia yang Disebabkan oleh Bakteri
Orang dewasa yang mengalami pneumonia biasanya akan disebabkan oleh sejenis bakteri yang menginfeksi paru-parunya. Bakteri tersebut bernama Streptococcus pneumoniae. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini juga sering disebut dengan jenis pneumonia pneumokokus. Selain Streptococcus pneumoniae, masih ada jenis bakteri lain yang menyebabkan pneumonia meskipun masih tergolong sangat jarang terjadi. Beberapa jenis bakteri lain yang bisa menyebabkan pneumonia adalah Staphylococcus aureus, Haemophylus influenzae, dan juga pneumonia mikoplasma. Jenis bakteri pneumonia mikoplasma biasanya lebih sering menjangkiti anak-anak dan juga remaja.
2. Pneumonia yang Disebabkan oleh Virus
Pneumonia juga bisa disebabkan oleh infeksi virus. Adapun jenis virus yang paling umum sebagai penyebab pneumonia adalah virus sinsitial pernapasan (RSV) dan juga virus influenza tipe A atau tipe B. Infeksi virus tersebut juga bisa menjadi penyebab utama pneumonia pada anak-anak.
3. Pneumonia yang Muncul Akibat Menghirup Objek Asing
Pneumonia aspirasi merupakan jenis penyakit pneumonia yang muncul sebagai akibat karena menghirup objek asing seperti kacang, muntahan, atau berbagai substansi berbahaya seperti asap dan juga berbagai bahan kimia.
Itulah beberapa faktor yang bisa menyebabkan pneumonia. Pneumonia bisa diderita oleh siapa saja dan pada semua umur. Namun, beberapa orang dengan kondisi tertentu akan lebih rentan terkena penyakit ini. Beberapa orang yang lebih beresiko terkena pneumonia adalah:
Beberapa orang yang menderita penyakit di atas sangat rentan terkena pneumonia. Karena itulah pengobatan biasanya akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan juga dengan pengawasan dokter.
Pengobatan untuk Penderita Pneumonia
Penderita pneumonia yang tergolong parah biasanya harus melakukan perawatan di rumah sakit. Akan tetapi untuk penderita yang mengalami gejala yang relatif ringan biasanya akan melakukan perawatan di rumah dengan melakukan pengobatan menggunakan antibiotik dari dokter. Biasanya dokter akan menyarankan kepada pasien untuk banyak beristirahat dan juga mengkonsumsi banyak air putih. (Baca juga: terapi air putih – bahaya akibat terlalu banyak minum air putih)
1. Pengobatan dengan Rawat Inap di Rumah Sakit
Seorang penderita pneumonia dengan gejala yang relatif parah harus menjalani pengobatan melalui rawat inap di rumah sakit. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik dan juga memberikan cairan melalui infus. Penanganan medis biasanya juga akan meliputi pemberian oksigen untuk membantu pernapasan penderita. Penderita yang memiliki sistem pernapasan yang lemah bisa jadi juga akan mendapatkan perawatan menggunakan ventilator di ruang ICU.
2. Pengobatan Tanpa Rawat Inap
Seorang penderita pneumonia yang mengalami gejala relatif ringan biasanya tidak perlu melakukan perawatan di rumah sakit. Biasanya dokter hanya akan memberikan resep antibiotik untuk diminum penderita di rumah. Biasanya gejala pneumonia yang relatif ringan akan ditandai dengan gejala batuk yang berlangsung selama 14 hingga 21 hari setelah penderita pneumonia menghabiskan antibiotiknya. Biasanya penderita pneumonia juga akan merasa lemas selama masa pengobatan. Untuk pengobatan yang dilakukan di rumah, perlu Anda perhatikan untuk segera menghubungi dokter apabila kondisi Anda ternyata tidak kunjung membaik setelah dua hari mengkonsumsi antibiotik yang diberikan oleh dokter.
Jika hal tersebut terjadi, kemungkinan besar pneumonia tidak muncul sebagai akibat infeksi bakteri, melainkan disebabkan oleh virus. Dalam hal ini, antibiotik tidak efektif untuk mencegah perkembangan virus. Sistem kekebalan tubuhlah yang harus aktif memproduksi antibodi untuk memerangi virus. Selain itu, kemungkinan besar bakteri yang menyebabkan pneumonia juga resistan terhadap antibotik yang diberikan oleh dokter. Biasanya, dokter akan memberikan obat pengganti atau tambahan untuk Anda konsumsi.
Untuk mengurangi gejala lainnya, Anda juga bisa mengkonsumsi parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi rasa nyeri persendian dan juga untuk menurunkan demam. Namun, bagi Anda yang alergi terhadap aspirin atau obat anti inflamasi non steroid lainnya atau bagi Anda yang menderita asma, tukak pada lambung, gangguan hati, dan juga gangguan pencernaan maka Anda harus menghindari konsumsi ibuprofen.
Untuk mencegah dehidrasi, Anda juga harus memperbanyak asupan air putih. Untuk membantu proses pemulihan fisik Anda juga harus banyak beristirahat. Bagi anda yang memiliki kebiasaan merokok, maka Anda harus segera menghentikan kebiasaan tersebut secepatnya. (Baca juga: bahaya merokok bagi alat pernapasan – bahaya merokok sehabis makan)
Batuk merupakan gejala yang muncul pada penderita pneumonia. Namun mengkonsumsi obat batuk tidak disarankan sama sekali. Batuk justru akan berguna untuk membantu mengeluarkan dahak dari dalam paru-paru. Jika dahak tidak dikeluarkan dari paru-paru maka kemungkinan infeksi akan bertahan lebih lama di dalam paru-paru. Untuk mengurangi gejala batuk, Anda bisa mengkonsumsi air hangat yang dicampur dengan madu dan lemon.
Umumnya, pneumonia tidak akan menular. Namun bagi Anda yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang relatif lemah sebaiknya menghindari penderita pneumonia sampai si penderita benar-benar sembuh atau membaik.
Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan pneumonia. Jika Anda mengalami beberapa atau bahkan keseluruhan gejala seperti yang telah dijelaskan di atas maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri secara medis. Dokter akan memberikan diagnosis serta penanganan yang tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan Anda.