“ JENNIFER STRANGE (28 tahun), seorang wanita dari California meninggal setelah mengikuti kontes minum air yang disponsori sebuah radio lokal di California (2007). Ia berhasil minum dan menghabiskan 2 galon air atau setara dengan 7,6 liter air pada kontes tersebut. Dari hasil autopsi, Strange mengonsumsi air terlalu banyak dan cepat sehingga nutrisi lain di dalam tubuh menjadi terlarut. “
Benarkah minum air terlalu banyak berbahaya bagi tubuh?.
Air menjadi kebutuhan utama bagi tubuh, karena tubuh kita sebagian besar tersusun oleh air. Rata-rata tiap orang memiliki 60% air dari berat tubuhnya. Tubuh memerlukan air untuk menggantikan cairan tubuh yang berkurang saat kita beraktifitas. Sebagian hilang saat kita beraktivitas dalam bentuk keringat, air seni, atau air mata.
Semua sistem di dalam tubuh juga tergantung oleh air. Air akan membilas racun dari organ-organ penting, membawa nutrisi ke sel tubuh, dan menjaga kelembaban bagi jaringan. Air berfungsi untuk membantu kerja sel-sel organ, dan jaringan dalam tubuh. Air akan menetralisir racun dari tubuh. Saat kita melakukan aktifitas berat dan olahraga, maka metabolisme tubuh akan meningkat karena bekerja untuk menyuplai oksigen dan zat energi ke seluruh tubuh. Otot kita akan berkontraksi dan pembuluh darah akan melebar. Akibatnya aliran darah akan mengalir lebih cepat. Hasil metabolisme tersebut keluar dalam bentuk keringat. Akibatnya tubuh kita bisa kekurangan cairan.
Meski air diperlukan, namun hati-hati saat mengkonsumsi air, karena bila kebanyakan akan memberikan efek tidak baik untuk tubuh. Di antaranya akan merusak ginjal dan bahkan dampak paling fatal seperti kematian. Laporan Exercise Associated Hyponatraemia (EAH) mencatat ada sekitar 1600 kasus meninggal di seluruh dunia akibat minum air yang berlebihan.
1. Merusak Komposisi Darah.
Darah memiliki plasma darah dengan kadar kekentalan darah secara fisiologis dalam tubuh yang terukur. Bila banyak minum maka dikawatirkan akan mengganggu kadar kekentalan darah. Secara lebih luas akan mengganggu sistem peredaran darah dalam tubuh kita.
2. Meningkatkan jumlah volume darah.
Apabila volume darah meningkat maka akan mengganggu kinerja jantung dan sistem pembuluh darah kita (sistem tertutup). Volume air yang meningkat akan seiring dengan meningkatnya tekanan pada sistem pembuluh darah yang tertutup itu. Kondisi tersebut akan membuat organ ginjal bekerja ekstra keras untuk mengurangi jumlah air dalam sirkulasi darah dalam tubuh.
3. Meningkatkan kinerja ginjal dari yang seharusnya.
Tubuh memiliki ginjal yang fungsinya menyaring setiap cairan yang masuk kedalam tubuh. Fungsi ginjal sebagai organ penyaring ini ada pada glomerulus. Bila banyak cairan yang harus disaring, maka beban yang diterima ginjal akan semakin besar. Bila hal ini terlalu sering maka glomerulus bisa rusak yang menyebabkan berbagai penyakit ginjal.
4. Tubuh mengalami hiponatraemia.
Hiponatraemia adalah kondisi abnormal dalam tubuh, di mana darah kekurangan kadar natrium (kadar garam). Ginjal tak mampu memfilternya dengan cepat. Natrium adalah mineral elektrolit yang membantu mengatur jumlah kadar air di dalam dan di sekitar sel-sel tubuh. Bila terlalu banyak minum air, akan menyebabkan natrium dalam tubuh menjadi encer. Natrium atau sodium merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh, sebagai penjaga kadar garam dalam darah.
Kekurangan natrium dalam tubuh dapat menyebabkan volume darah menurun sehingga tekanan darah menurun, namun denyut jantung meningkat tajam. Secara normal konsentrasi natrium dalam darah berkisar antara 135 – 145 milmol/liter. Namun dalam kondisi hiponatraemia konsentrasi natrium ini kurang dari 135 milmol/liter. Akibatnya kadar cairan dalam tubuh akan meningkat, dan sel-sel dapat mengalami pembengkakan.
Baca juga : Suhu tubuh normal manusia
5. Pembengkakan Sel
Pembengkakan sel ini karena peningkatan kadar natrium dalam tubuh bisa memicu masalah.Bila ini terjadi pada sel-sel otak maka akan bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Kekurangan natrium atau kondisi hiponatraemia minimal dapat menyebabkan mudah mengantuk. Namun apabila terjadi secara cepat, kekurangan natrium ini bisa berakibat pada intoksikasi air yang berakibat pada mual, sering urinasi (buang air kecil), disorientasi mental, pingsan, kejang-kejang, batang otak terganggu, sistem pernafasan terganggu, dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Intoksikasi (atau keracunan air) adalah akibat lanjut dari pembekakan pada sel otak ini yang merupakan ketidakseimbangan elektrolit.
6. Kasus keracunan air (Intoksikasi air).
Dikenal juga dengan hiper-hidrasi atau overhydration, adalah gangguan potensial dalam fungsi otak yang terjadi ketika keseimbangan elektrolit terganggu karena mengonsumsi air terlalu banyak. Kasus yang dialami Jennifer Strange di awal, menyebabkan ia mengalami koma dan kematian mendadak akibat pembengkakan otak. Kondisi ini cukup langka terjadi di masyarakat umum, tapi risiko tinggi terjadi pada atlet lari jarak jauh atau pelari marathon. Para atlet sebaiknya mengkonsumsi minuman olahraga selama latihan atau perlombaan. Keracunan air ini juga dapat terjadi akibat bahaya air minum isi ulang yang tidak higienis.
Manusia dianjurkan mengonsumsi 8 (delapan) gelas air atau sekitar 2 liter air dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan cairan tersebut. Banyak yang salah dalam menerjemahkannya, kemudian minum dalam jumlah banyak sekaligus. Dari sisi kesehatan hal ini tidak dianjurkan karena akan akan membuat volume darah meningkat, yang akan membebani kerja jantung dan ginjal. Jantung akan memompa darah lebih cepat, dan ginjal akan dipaksa untuk segera menyaringnya lebih cepat.
Beberapa tips berikut ini bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan air per hari.
Banyak di antara kita yang minum air putih berlebih karena ingin mengambil kemanfaatan sebanyak-banyaknya. Logikanya bermain, makin banyak air maka air akan menggelontor semua residu dalam ginjal. Padahal kebutuhan air per orang sangat berbeda tergantung kondisi tertentu seperti aktivitas fisik, cuaca, diet, berat badan, jenis kelamin dan kondisi kesehatan. Makin lanjut usia, kondisi ginjal kita makin beda. Minumlah sesuai kebutuhan dan kondisi kita masing-masing.
Joseph Verbalis dari Georgetown University Medical Centre dan International Marathon Medical Directors Assocition (IMMDA) menyarankan minumlah untuk mengobati rasa dahaga Anda. “Drink to your thirst. It’s the best indicator”. Haus dan dahaga adalah indikator yang tepat bahwa kita perlu minum. Minumlah air saat Anda haus dan dahaga, dan minumlah air secukupnya karena akibat kurang minum juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan.