Penyakit Meningitis

Gejala Meningitis Pada Anak – Jenis, Penyebab dan Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Meningitis merupakan infeksi yang terjadi pada selaput pelindung yang menyelimuti otak dan juga saraf tulang belakang. Saat mengalami peradangan, selaput pelindung (meninges) akan membengkak karena mengalami infeksi. Sistem saraf dan otak juga dapat mengalami kerusakan. Di Indonesia, kasus meningitis belum dapat diketahui secara tepat karena gejalanya yang hampir serupa dengan dan disangka sebagai infeksi penyakit lain.

Penyakit meningitis dapat diderita oleh siapa saja. Namun, anak-anak sangat rentan terkena infeksi penyakit ini. Menurut data yang diperoleh dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dalam kurun waktu satu tahun (tahun 2003 hingga 2004) ditemukan 18 kasus bayi yang menderita infeksi meningitis bakterialis dari total 3.289 kelahiran.

Gejala

Meningitis merupakan infeksi penyakit yang dapat diderita oleh siapa saja tanpa memandang usia. Namun, penyakit ini cukup rentan diderita oleh anak-anak. Adapun beberapa gejala yang dialami oleh anak yang menderita meningitis adalah:

Anak Usia di Bawah Lima Tahun (Balita)

  1. Anak merasa gelisah namun tidak mau disentuh oleh siapapun.
  2. Anak mengalami demam tinggi, tangan, dan kaki akan terasa sangat dingin.
  3. Menangis terus menerus, biasanya tangisan anak akan melengking.
  4. Anak terlihat bingung, lemas, dan juga kurang responsif.
  5. Pada beberapa kasus, anak akan sangat mudah mengantuk dan tidak mudah dibangunkan ketika sedang tidur. [baca juga: penyebab sering mengantuk dan lemas]
  6. Menolak untuk menyusu. Nafsu makan juga akan mengalami penurunan disertai mual dan muntah.
  7. Anak akan mengalami kejang-kejang. [baca juga: kejang-kejang saat tidur]

Anak Usia Lima Tahun ke Atas

Untuk anak-anak dengan usia yang sedikit lebih besar, biasanya meningitis akan ditunjukkan melalui gejala berikut:

  1. Mual dan muntah terus menerus.
  2. Merasakan sakit kepala parah.
  3. Leher kaku. [baca juga: penyebab leher kaku dan tegangleher terasa kaku dan pegal
  4. Mengalami demam tinggi dengan suhu tubuh melebihi 38 derajat celcius disertai kaki dan tangan yang terasa sangat dingin. [baca juga: suhu tubuh normal manusia]
  5. Napas terengah-engah atau cepat.
  6. Sensitif terhadap cahaya. [baca juga: penyakit yang tidak boleh terkena sinar matahari]
  7. Mengalami ruam pada kulit berupa bintik-bintik merah yang tersebar ke seluruh tubuh (tidak semua penderita meningitis mengalami hal ini).
  8. Tubuh mengalami kejang-kejang.

Beberapa gejala di atas tidak hanya dialami oleh anak-anak saja. Orang dewasa maupun orang-orang yang berusia lanjut yang mengalami meningitis juga akan mengalami beberapa gejala tersebut.

Jenis Meningitis Pada Anak

Berdasarkan penyebab meningitis, jenis meningitis dapat dibagi menjadi lima, yaitu:

1. Meningitis Bakterialis

Meningitis bakterialis merupakan meningitis yang seringkali diderita oleh anak-anak. Meningitis ini disebabkan oleh bakteri dan menyebar melalui kontak jarak dekat. Apabila meningitis ini tidak segera ditangani secara medis dapat menyebabkan dampak yang sangat fatal seperti kerusakan parah pada otak, kehilangan fungsi indera pendengaran, dan juga terjadi infeksi pada darah. Biasanya anak-anak pada usia di bawah satu tahun adalah yang paling rentan mengalami meningitis bakterialis. Adapun beberapa gejala meningitis bakterialis pada anak-anak adalah:

  • Anak menangis terus tanpa alasan.
  • Rewel dan tidak mau disentuh atau digendong.
  • Nafsu makan mengalami penurunan.
  • Mual dan muntah.
  • Kulit pucat dan muncul bintik-bintik merah.
  • Mengantuk dan seringkali sulit dibangunkan ketika tidur. [baca juga: penyebab sering mengantuk]
  • Terlihat lemah dan tidak responsif.
  • Muncul benjolan di area fontanel (bagian lunak di atas dan belakang dari kepala bayi). [baca juga: benjolan di kepala]
  • Refleks bayi nampak tidak normal.

2. Meningitis Virus

Meningitis virus merupakan meningitis yang disebabkan oleh virus yang menyebar melalui batuk, bersin, dan juga lingkungan sekitar yang tidak bersih. Meningitis virus memiliki gejala yang hampir serupa dengan flu biasa sehingga sangat sulit untuk dideteksi. Anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun serta orang-orang dengan kekebalan tubuh yang lemah sangat rentan terkena infeksi meningitis virus. Adapun beberapa gejala yang ditunjukkan oleh penderita meningitis virus adalah:

  • Diare
  • Mual dan muntah-muntah
  • Leher terasa kaku
  • Nyeri pada otot dan persendian
  • Sensitif terhadap cahaya

Bayi atau anak-anak yang mengalami meningitis virus biasanya akan rewel, lesu, dan juga sulit dibangunkan ketika tidur.

3. Meningitis Jamur

Meningitis jamur merupakan meningitis yang disebabkan oleh menyebarnya jamur pada sumsum tulang belakang melalui aliran darah. Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah biasanya akan sangat rentan terkena meningitis jamur. Adapun beberapa gejala yang ditunjukkan oleh penderita meningitis jamur adalah:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah-muntah
  • Leher terasa kaku
  • Merasa kebingungan
  • Sensitif terhadap cahaya

4. Meningitis Parasit

Meningitis parasit disebabkan oleh adanya parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui hidung. Parasit yang menyebabkan meningitis parasit biasanya adalah mikroorganisme amoeba yang disebut dengan Naegleria fowleri. Amoeba ini biasanya sering ditemukan di area danau, sungai air tawar yang memiliki suhu hangat, sumber air panas bumi, kolam renang yang jarang dibersihkan, serta di tanah. Penderita meningitis parasit biasanya akan menunjukkan gejala yang sama dengan penderita meningitis pada umumnya. Namun, beberapa gejala lainnya juga akan terlihat seperti:

  • Menurunnya perhatian terhadap lingkungan sekitar.
  • Mengalami gangguan keseimbangan.
  • Mengalami kejang-kejang.
  • Berhalusinasi.

Apabila gejala-gejala tersebut telah nampak pada penderita meningitis parasit, maka biasanya parasit akan menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam jangka waktu 5 hari.

5. Meningitis Noninfeksi

Meningitis noninfeksi memiliki banyak faktor pemicu. Meningitis jenis ini tidak akan menular dan memiliki gejala yang hampir sama dengan jenis meningitis lainnya. Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh penderita meningitis noninfeksi biasanya akan muncul secara mendadak.

Pencegahan Meningitis pada Anak

Meningitis sangat rentan menjangkiti anak-anak di bawah usia 5 tahun. Pada usia tersebut, anak-anak sangat rentan terkena meningitis karena sistem kekebalan tubuh mereka belum stabil. Namun, ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mencegah meningitis pada anak, antara lain:

1. Tidak Mengajak Anak ke Tempat yang Beresiko Meningitis

Kebanyakan jenis meningitis yang menyerang anak disebabkan oleh infeksi atau penularan dari lingkungannya. Untuk itu, usahakan agar tidak mengajak anak ke tempat wisata atau lokasi manapun yang rawan dengan adanya penyakit menular seperti meningitis, terutama dengan kondisi cuaca yang sedang tidak menentu.

2. Memberikan Vaksin

Sebenarnya, anak dengan usia di bawah 2 tahun belum dapat diberikan vaksinasi khusus untuk mencegah meningitis. Namun, vaksin yang dapat diberikan berupa Haemophilus tipe B atau yang sering disebut dengan HiB dan juga Invasive Pneumococcal Disease atau yang sering disebut IPD. Kedua jenis vaksin tersebut sebenarnya bukan vaksin khusus yang dapat mencegah infeksi meningitis. Namun, kandungan di dalam vaksin tersebut ternyata dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh infeksi termasuk meningitis.

baca juga: vaksinasi meningitis

3. Jaga Kebersihan Lingkungan

Pada dasarnya, meningitis sangat mungkin muncul sebagai akibat adanya infeksi dari lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya. Karena itu, usahakan agar selalu menjaga kebersihan lingkungan si kecil untuk mencegah berbagai jenis infeksi penyakit, termasuk infeksi dari jamur, virus, dan juga bakteri yang menyebabkan meningitis.

4. Segera Periksakan Anak

Jika anak mengalami berbagai gejala meningitis seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka sebaiknya segera memeriksakan anak secara medis. Gejala yang ditunjukkan oleh penderita meningitis hampir menyerupai gejala penyakit lain sehingga penanganan yang diberikan seringkali terlambat karena orang terdekat dari penderita meningitis sering salah memberikan diagnosis. Dengan demikian, meskipun gejala yang ditunjukkan oleh si anak belum tentu gejala meningitis tentu tidak ada salahnya untuk segera memastikannya ke dokter dan memperoleh penanganan yang tepat.

Bahaya Meningitis Pada Anak

Kebanyakan anak yang menderita meningitis sering mendapatkan penanganan medis yang tidak maksimal karena adanya keterlambatan diagnosis. Hal tersebut seringkali terjadi karena orang tua sering terlambat menyadari gejala-gejala meningitis yang dialami oleh anak. Jika meningitis tidak segera ditangani dengan serius, infeksi penyakit ini akan menyebabkan kematian. Pada beberapa kasus yang parah, meningitis dapat menyebabkan berbagai jenis komplikasi, seperti:

Kehilangan pendengaran adalah dampak paling umum yang dialami oleh penderita meningitis. Biasanya dokter akan melakukan tes pendengaran pada pasien yang baru saja sembuh dari meningitis untuk memastikan keadaan tersebut. Pada anak-anak, infeksi meningitis dapat menyebabkan kondisi yang traumatis. Biasanya pola pikir dan juga perilaku anak akan mengalami perubahan. Beberapa efek psikologis juga terjadi pada anak yang pernah mengalami meningitis, seperti:

  • Sering mengompol
  • Mengalami gangguan tidur [baca juga: penyebab tidak bisa tidurtidur berjalanpenyebab ngorok saat tidur]
  • Suasana hati yang sering labil
  • Sering mengalami mimpi buruk
  • Merasa haus perhatian dan selalu ingin berada di dekat orang tua (biasanya anak akan merasa cemas berlebihan ketika berada jauh dari orang tuanya)
  • Seringkali terlihat murung
  • Mudah marah dan agresif

Gangguan psikologis tersebut sangat mungkin dialami oleh anak yang berada pada masa pemulihan dari meningitis. Biasanya dokter akan menyarankan orang tua untuk membawa anak ke psikolog anak.