Omesh Vakum Nge-Host Karena Pita Suara Rusak, Kenali Sebabnya!

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ananda Omesh sempat ‘hilang’ dari program televisi yang ia bawakan dan mengundang banyak tanda tanya, ke manakah dirinya. Presenter yang merupakan suami dari Dian Ayu ini ternyata menderita kerusakan pita suara sehingga mengharuskannya vakum dulu dari dunia hiburan disebabkan bicara saja mengalami kesulitan.

Hal ini terungkap melalui channel YouTube pribadi milik Andre Taulany, Taulany TV. Omesh sendirilah yang menceritakan kondisinya kepada Andre dan ia pun mengakui bahwa terjadi vocal abuse pada dirinya alias penyiksaan suara. Atau, pada istilah medisnya, orang-orang dengan profesi seperti guru, penyanyi, pengacara, dan juga presenter ini disebut juga dengan elite vocal user dan merekalah yang paling besar risikonya terkena kerusakan pita suara.

Ketika divonis kerusakan pita suara, Omesh mengatakan bahwa tak ada gejala apapun yang ia alami. Bahkan suaranya mendadak tak bisa keluar padahal sedang nge-host di segmen 2 dan kejadian tersebut tentu saja dialaminya pas di waktu syuting. Itulah kenapa, ia harus jalani terapi pengobatan di Singapura selama 2 bulan demi memulihkan suara.

Ada sejumlah kondisi yang bisa menjadi penyebab pita suara rusak seperti yang dialami Omesh. Para ahli dari Harvard Medical School memberi penjelasan terkait faktor penyebab kerusakan pita suara dilansir dari laman Detik Health, yaitu antara lain:

  • Kenaikan asam lambung – Ketika seseorang punya riwayat penyakit GERD, pada umumnya asam lambung kondisinya bakal sering naik dan bisa sampai ke kerongkongan. Jika penyakit asam lambung sering kambuh, maka hal ini dapat meningkatkan risiko rusaknya pita suara karena laring bisa teriritasi dan timbul luka di sana sehingga fungsi pita suara terganggu.
  • Teriak mendadak terlalu sering – Seorang artis, pemandu acara dan bahkan penyanyi adalah profesi yang mengandalkan suara tetap dalam kondisi baik. Kerusakan pita suara lebih berisiko tinggi pada orang-orang dengan profesi tersebut karena dapat mengharuskan teriak mendadak terlalu sering sehingga timbul luka di pita suara akibat getaran hebat. Jika luka sampai timbul berulang, ini akan menghilangkan elastisitas pita suara karena jaringan tebal tumbuh di sana.
  • Infeksi – Pita suara yang rusak terkadang bisa disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan. Pembengkakan juga bisa terjadi di bagian pita suara karena radang sehingga getarannya tak akan seperti normalnya. Jika peradangannya serius, suara bisa sampai hilang sebagai efeknya.
  • Merokok Penyakit akibat merokok tak hanya kanker dan gangguan pernapasan, tapi juga bisa berdampak pada pita suara yang rusak. Pita suara akan dengan mudah terkena iritasi dari zat kimia yang terkandung di dalam rokok. Jadi ketika pita suara sudah terganggu dan masih merokok secara berlebihan, pita suara bakal memiliki jaringan tebal dan kehilangan elastisitas sehingga suara dapat hilang nantinya.
  • Batuk keras tak terkontrol – Terjadinya pita suara rusak karena batuk keras mirip dengan kondisi teriak mendadak. Saat batuk keras, tekanan udara yang dikeluarkan sangat besar sehingga saluran udara sekaligus pita suara dapat mengalami kerusakan. Hal ini bisa berisiko lebih tinggi ketika batuk yang terjadi tak terkendali.
  • Konsumsi alkohol – Tak hanya kebiasaan merokok, minum minuman keras juga dapat membuat pita suara teriritasi, apalagi kalau mengonsumsi secara berlebihan tanpa diimbangi dengan asupan air putih cukup. Bahaya minuman keras bagi kesehatan dapat meliputi kerusakan pita suara kalau penggunaannya berlebihan dan dalam jangka panjang; hal ini bahkan memperbesar potensi pengonsumsinya kehilangan suara karena iritasi parah.

Karena kehilangan suara, Omesh harus masih memulihkan suara di Singapura selama 2 bulan terakhir dengan bolak-balik Singapura-Indonesia, 3 hari ke Singapura dan 3 hari pulang ke Indonesia begitu seterusnya. Ia pun bercerita juga kepada Andre bagaimana ia seperti bersekolah kembali selama terapi di kelas bersama teman-teman penderita Cerebral Palsy, tunarungu, tunawicara, autis, speech delay dan lainnya.

Pengobatan yang ditempuh oleh Omesh sendiri meliputi obat-obatan medis dan terapi suara oleh dokter ahli yang menurutnya belum ada di Indonesia dokter khusus terapi suara. Kini ia sudah dapat berbicara dengan teknik yang baru setelah belajar dari terapi suara.

fbWhatsappTwitterLinkedIn