Tubuh manusia terdiri dari beragam bagian yang bertugas untuk menunjang kelangsungan hidup manusia. Bagian yang menunjang hidup manusia tersebut bisa berupa bagian yang terlihat langsung maupun yang tak dapat terlihat langsung. Bagian yang dapat dilihat dengan mata telanjang adalah bagian yang bertugas untuk melindungi bagian yang tak terlihat. Selain itu bagian ini juga memiliki fungsi keindahan.
Bagian tubuh yang terlihat ini terkadang juga ikut dalam mempengaruhi kinerja dan keadaan dari organ yang dilindunginya. Pada tindakan operasi bagian yang terlihat atau bagian terluar ini adalah jalan utama untuk dapat mencapai organ yang berada di dalamnya. Meskipun bisa dikatakan bahwa kebanyakan cara operasi terbuka merupakan salah satu cara operasi tradisional yang cukup berbahaya dan banyak mengandung resiko.
Banyak sekali teknik yang biasa menggunakan metode terbuka. Metode ini biasanya akan dilakukan dengan membuat sebuah sayatan yang cukup lebar dan panjang pada bagian tubuh. Melalui sayatan ini dokter akan melakukan tindakan operasi yang memang diperlukan. Metode operasi terbuka ini sendiri merupakan salah satu metode tradisional yang masih digunakan hingga sekarang. Banyak tindakan operasi yang masih menggunakan metode ini sebagai salah satu tindakan utamanya, seperti tindakan operasi untuk penyakit jantung dan penyakit ginjal. Meskipun metode operasi terbuka ini masih digunakan, namun tak lebih dari tindakan terakhir yang akan dipilih. Hal ini dikarenakan banyaknya metode operasi baru yang masih menggunakan sayatan pada kulit atau bagian luar tubuh, namun minim resiko yng bisa muncul.
Banyak sekali tindakan operasi yang bisa dikategorikan sebagai tindakan operasi tradisional atau terbuka ini. Salah satu tindakannnya adalah sebuah metode operasi yang dilakukan pada area perut. Laparotomi adalah salah sebutan untuk teknik operasi yang dilakukan pada area perut. Mungkin ada beberapa yang baru mendengar mengenai istilah yang satu ini. Namun, bagi mereka yang sudah terbiasa dengan dunia medis maka istilah yang satu ini bisa dikatakan cukup umum untuk di dengar. Kali ini kita akan membahas mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan laparotomi. Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui mengenai metode yang satu ini, seperti
Laparotomi
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa tindakan medis dalam operasi akan selalu berhubungan dengan cara pembukaan kulit dari pasien. Operasi pembukaan bagian tubuh ini memiliki nama yang berbeda-beda dalam setiap bagiannya. Setiap area di tubuh manusia memiliki nama sendiri dalam metode operasi. Penamaan ini biasanya sangat berhubungan erat dengan organ yang akan mendapatkan penangann operasi, atau bisa juga berdasarkan pada penamaan bagian tubuh itu sendiri. kita sendiri mengenal banyak sekali jenis tindakan operasi seperti nefrektomi radikal dan nefrektomi parsial, kemudian kraniektomi dan kraniotomi. Semua tindakan tersebut dilakukan dengan metode pembedahan secara terbuka.
Laparotomi sendiri merupakan sebuah metode pembedahan yang dilakukan pada area perut. Metode ini biasanya dilakukan jika pemerikasaan CT Scan dan pemeriksaan yang lain tidak dapat mendapatkan hasil yang pasti. Ada banyak sekali penyebab yang membuat pemeriksaan melalui rontgen dan sejenisnya tidak mendapatkan hasil yang pasti. Bisa saja karena memang penyebab tersebut terlalu rumit untuk di lihat. Namun, bisa juga karena adanya gangguan pada alat pemeriksaan. Ketika keadaan tersebut muncul maka metode pembedahan ini menjadi salah satu alat utama yang bisa digunakan. Laparotomi sendiri merupakan sebutan untuk pembuatan sayatan pada bagian perut pasien. Untuk jenis operasi yang bisa digunakan bisa saja bermacam-macam, seperti apendektomi, atau beberapa operasi lain yang dilakukan pada area perut.
Kelainan yang terjadi pada area perut memang sangat banyak sekali jenis dan macamnya. Hal ini karena area perut banyak sekali terdapat bagian-bagian yang bisa dikatakan sangat penting bagi kehidupan manusia. Penyakit atau kelainan yang perlu ditangani dengan metode ini sperti usus buntu, kandung kemih, usus, kantung empedu, hati, pankreas, ginjal, ureter, limpa, lambung, rahim, tuba fallopi, dan indung telur. Setiap operasi pada bagian tersebut pastinya akan menggunakan metode laparotomi yang melalui bagian perut. Selain dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada organ di dalam perut. tindakan laparotomi sendiri biasanya juga digunakan sebagai metode biopsi untuk mengambul sample jaringan yang terdapat pada bagian perut.
Kapan Tindakan Laparotomi Dilakukan?
Tindakan operasi ini akan dilaksanakan pada pasien yang menderita beberapa gangguan pada organ di dalam perut. Jenis gangguan yang timbul sendiri bisa dalam berbagai bentuk. Namun secara umum ada beberapa penyakit yang mengharuskan menggunakan metode operasi ini, seperti
- Kehamilan ektopik
- Endometriosis
- Apendisitis atau radang usus buntu
- Cedera traumatik pada organ dalam
- Infeksi perut
- Kanker usus, hati, pankreas, dan indung telur
- Batu ginjal
- Divertikulitis
- Pankreatitis
- Abses hati
- Abses retroperitoneal
- Abses perut (abdomen)
- Abses panggul (pelvis)
- Adhesi, jaringan parut di perut
- Peritonitis
- Dokter biasanya juga akan menyarkankan pasien untuk melakukan tindakan operasi ini bisa pasie menderita rasa sakit pada bagian perut, namun tidak diketahui penyebab pastinya.
- Batu empedu
- Lubang pada usus
Tindakan laparotomi ini sendiri biasanya dilakukan sebagai salah satu tindakan darurat. Tindakan ini akan segera diambil apabila tidak ditemukan secara pasti penyebab dari penyakit yang menyerang pasien. Namun, tindakan yang satu ini juga merupakan sebuah tindakan yang cukup berbahaya. Hal ini dikarenakan organ yang berada di dalam perut adalah organ dan jaringan yang lunak. Kemungkinan untuk timbulnya pendarahan dan infeksi saat selesai operasi maupun dalam operasi akan sangat besar. Karena itu tindakan yang satu ini tidak dapat begitu saja digunakan tanpa ada persiapan terlebih dahulu. Laparotomi sendiri sekarang masih sering dapat kita temukan, namun penggunaannya tidak sesering beberapa dekade terakhir. Hal ini dikarenakan perkembangan peralatan medis yang terus mengalami kemajuan, termasuk metode diagnosis dan metode operasi.
Tindakan Sebelum Operasi
Secara umum sebelum melakukan operasi maka pasien akan melakukan beberapa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Konsultasi ini sendiri akan sangat berguna untuk menjelaskan bagaimana prosedur operasi akan dilakukan, kemudian resiko apa saja yang mungkin bisa saja muncul baik saat operasi berlangsung maupun setelah operasi. Selain itu pasien juga akan diminta untuk menceritakan mengenai riwayat kesehatannya. Hal ini menjadi hal yang sangat penting untuk dapat menentukan metode pengobatan dan metode operasi yang akan di pilih oleh dokter.
Setelah melakukan konsultasi terlebih dahulu maka pasien akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan tes, seperti
- Tes darah
- Pemeriksaan CT Scan
- Sinar X
- Pemeriksaan MRI
Jika pasien dianggap siap, maka pasien akan dapat melakukan tindakan operasi secara langsung. Namun, jika kondisi dari pasien dianggap belum memungkinkan, maka dokter akan menunda tindakan operasi sampai pasien, benar-benar siap.
Sebelum menjalani operasi maka dokter akan memberikan beberapa intruksi seperti
- Menjalani puasa beberapa jam sebelum operasi
- Mengurangi konsumsi beberapa jenis obat-obatan
- Istirahat yang cukup
Pada beberapa kasus terkadang dokter akan memberikan obat pencahar pada pasien. Hal ini bertujuan untuk mengosongkan perut pasien.
Tindakan Operasi
Selama menjalani tindakan operasi pasien berada dalam kondisi terbius total. Ketika pasien telah benar-benar dalam kondisi terbius maka dokter akan melakukan tindakan operasi yang dibutuhkan. Tindakan operasi yang akan dilakukan sendiri tergantung dari jenis penyakit yang di derita oleh pasien. Namun, secara umum pada tindakan operasi laparotomi biasa diawali dengan pembuatan sayatan pada bagian perut. Sayatan yang diberikan sendiri memiliki beberapa macam jenis, seperti
- Midline incision
Metode pembuatan sayatan ini adalah metode sayatan yang paling umum dan paling sering digunakan. Hal ini dikarenakan metode ini memiliki kemungkinan kecil untuk terjadinya pendarahan saat operasi berlangsung. Namun, insisi ini bukan berarti tidak memiliki resiko, ada beberapa resiko yang juga dimilikinya seperti hernia sikatrialis.
- Paramedian incision
Metode insisi yang satu ini biasa dilakukan pada bagian samping perut.Pembuatan sayatan pada samping perut baik kiri maupun kanan. Sayatan ini biasa di buat untuk beberapa jenis operasi seperti, operasi lampung dan pankreas. Selain itu sayatan yang satu ini juga lebih mudah diperlebar sesuai kebutuhan tindakan operasi
- Transverse upper abdomen incision
Insisi pada jenis ini biasa dilakukan pada bagian atas abdomen. Operasi yang membutuhkan tindakan yang satu ini misalnya tindakan operasi splenektomi yang bertujuan untuk mengangkat limpa yang mengalami kerusakan.
- Transverse lower abdomen incision
Insisi pada jenis ini dilakukan pada bagian bawah abdomen. Operasi yang membutuhkan tindakan ini misalnya tindakan operasi apendektomi yang berguna untuk mengangkat usus buntu yang mengalami infeksi.
Setiap sayatan yang digunakan dan dibuat pada area perut sendiri harus dilakukan dengan hati-hati. Hal ini dikarenakan lapisan jaringan pada bagian perut memang cukup lunak dan sangat mudah untuk mengalami cidera saat tindakan operasi berlangsung. Apalagi jika pembuatan sayatan yang dibutuhkan memang cukup besar. Semakin besar sayatan maka kemungkinan untuk terjadinya pendarahan akan semakin besar pula. Tindakan laparotomi ini sendiri pada dasarnya dapat digunakan juga untuk melakukan tindakan biopsi. Hal ini biasanya akan dilakukan untuk mengetahui penyebab dari penyakit tertentu yang menyerang organ atau jaringan dalam perut.
Setelah tindakan operasi berlangsung maka dokter akan segera menjahit kembali luka sayatan yang ada pada tubuh pasien. Pada beberapa kasus setelah menjalani operasi maka pasien tidak akan dapat makan dengan normal, namun harus melalui selang infus.
Perawatan Pasca Operasi
Setelah menjalani tindakan operasi maka pasien akan dianjurkan untuk melakukan rawat inap di rumah sakit. Hal ini bertujuan agar dokter dapat memantau kesehatan pasien, serta perkembangan dari operasi tersebut. Setelah keadaan pasien dirasa cukup normal, mak pasien akan diperbolehkan untuk pulang dan melakukan rawat jalan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pasien seperti
- Hindari melalukan kegiatan berat
- Istirahat yang cukup
- Rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter
- Konsultasi rutin
- Menghindarkan luka operasi dari hal-hal yng dapat menyebabkan infeksi
Efek Samping
Sama halnya dengan tindakan medis yang lain yang juga memiliki resiko. Tindakan laparotomi ini sendiri juga memiliki beberapa jenis resiko, seperti
- Terhentinya gerakan peristaltik usus (ileus paralitik).
- Penumpukan nanah di dalam organ tubuh (abses).
- Infeksi pada luka operasi.
- Terbukanya jahitan pada dinding perut.
- Terbentuknya lubang pada saluran cerna (enterocutaneous fistula/ECF).
- Kolaps pada paru dikarenakan penyumbatan pada bronkus atau bronkiolus (atelektasis paru).
- Hernia insisional.
- Obstruksi usus.
- Perdarahan
Itu tadi beberapa hal mengenai Laparotomi yang bisa kalian ketahui. Tindakan operasi ini memiliki banyak sekali jenisnya tergantung jenis penyakit dan tindakan yang akan di ambil oleh dokter. Bisa dikatakan bahwa tindakan ini adalah awalan dari semua tindakan operasi pada bagian perut. Semoga informasi ini bermanfaat.