Bocah perempuan bernama McKenna Shea yang usianya baru 2 tahun mengalami gejala yang tak wajar pada kesehatannya selama beberapa waktu. Sang ibu, Meagan Xydias, pun tak sangka bahwa anaknya bisa menderita sulit makan, perut terasa penuh, gampang marah hingga demam yang berkelanjutan.
Meagan mengakui bahwa dirinya sampai menangis tersedu-sedu karena anak gadisnya diketahui mengidap kanker ovarium; ya, segala gejala yang kelihatannya tak normal tadi adalah tanda kanker ovarium yang bahkan sudah stadium tiga. Dilansir dari Fox News pun, Meagan mengatakan bahwa ia rasa suaminya pun tak akan percaya bahwa kanker ovarium bisa menyerang anak usia dua tahun.
Beberapa hal perlu diketahui tentang kanker ovarium, seperti faktor risikonya. Pada umumnya, kanker ovarium lebih sering menyerang wanita yang usianya sudah lebih dari 50 tahun, namun kali ini terjadi pada anak balita. Selain faktor usia, beberapa faktor di bawah ini adalah yang juga perlu diwaspadai khususnya pada wanita dewasa:
- Faktor genetik
- Memiliki riwayat PCOS atau sindrom ovarium polikistik
- Penggunaan alat kontrasepsi IUD
- Kebiasaan merokok
- Terapi kesuburan
- Sebelum usia 12 tahun sudah menstruasi dan sesudah 50 tahun baru menopause
- Obesitas
- Tak pernah hamil
- Terapi pengganti hormon estrogen
Bocah perempuan yang lebih akrab disapa Kenni ini didiagnosa mengidap kanker ovarium, yaitu hasil dari tumor sel germinal yang bahkan hanya memiliki persentase kurang lebih 3 persen saja pada kanker yang diderita oleh anak-anak seusianya. Faktor keturunan alias genetik diduga menjadi kemungkinan besar penyebab kanker ini.
Karena kondisinya itulah, sebagai langkah pengobatan Kenni harus menjalani operasi pengangkatan tumor. Tak hanya tumornya saja yang perlu diangkat, indung telur kanannya atau ovarium beserta usus kecil 5 cm-nya pun harus ikut diangkat. Seperti pada umumnya pengobatan kanker, kemoterapi pun harus ia jalani dalam empat sesi yang dosisnya rendah.
Dosis rendah kemoterapi ini diberikan oleh dokter dengan tujuan supaya tak memengaruhi indung telur kirinya. Dengan begitu, Kenni yang nantinya tumbuh dewasa akan tetap memiliki kesuburan serta akan tetap berpeluang untuk punya anak. Sang ibunda sangat rajin membagikan kemajuan kondisi Kenni di laman Facebook yang judulnya ‘Fight with Kenni’.
Di laman itu jugalah Meagan memperoleh tips dan saran dari banyak orang terkait menghadapi kasus kanker ovarium yang diderita anaknya. Melalui laman itu pula, Meagan berharap kasus yang Kenni alami mampu menjadi pendorong bagi para orang tua untuk berani memeriksakan diri ke dokter, berkonsultasi serta memperoleh diagnosis terkait tanda-tanda kanker yang tengah dialami.