Impetigo – Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan dan Komplikasi

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Banyak sekali bentuk penyakit kulit yang sering menimpa badan seseorang. Pada umumnya penyakit kulit disebabkan oleh gigitan serangga, jamur, virus atau bakteri mikroba. Lingkungan yang kotor atau pola hidup yang tidak sehat biasanya menjadi pemicu munculnya penyakit kulit. Selain itu, ada juga beberapa penyakit kulit yang menginfeksi karena penularan dari orang lain. Salah satu jenis penyakit kulit yang sering menginfeksi seseorang adalah impetigo.

Penyakit impetigo termasuk kedalam jenis penyakit infeksi kulit yang umum. Meskipun masuk kedalam kategori infeksi kulit yang umum, namun penyakit ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Kesalahan penanganan pada penyakit ini bisa menyebabkan munculnya penyakit lain yang memiliki tingkat bahaya lebih besar.

Komplikasi penyakit kulit yang lain sangat memungkinkan muncul dari kekeliruan penanganan atas penyakit ini. Pemahaman yang mendalam terhadap penyakit kulit yang satu ini dapat menghindarkan kita dari tindak menyepelekan dan kesalahan penanganan. Agar lebih memahami, simak beberapa informasi mengenai jenis penyakit kulit ini :

Apa Sih Penyakit Impetigo?

Impetigo merupakan jenis penyakit kulit yang bersifat menular (baca juga: jenis-jenis penyakit kulit dan gambarnya). Penyebabnya adalah bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Bakteri ini biasanya menular melalui kontak fisik dengan seorang penderita impetigo, maupun kontak langsung dengan barang-barang yang dipakai oleh penderita. Impetigo lebih sering menjangkiti anak-anak daripada dewasa karena faktor aktifitas anak-anak yang aktif dan biasanya suka bermain pada lingkungan luar tanpa memperhatikan faktor kebersihan. Meskipun demikian orang dewasa tetap memiliki peluang besar terkena penyakit ini.

Bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes masuk ke dalam kulit melalui luka kecil atau bekas cidera yang ada pada kulit. Luka kecil ini bisa saja ada karena tergores sesuatu, terluka karena jatuh atau yang paling sering adalah karena faktor gatal kulit yang kemudian digaruk dengan tangan lalu kulit akan terluka oleh kuku yang ada pada jari. Sedikit lecet atau sobekan kecil saja sudah mampu menjadi jalan bagi bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes masuk kedalam jaringan kulit. (baca juga : infeksi kulit karena bakteri)

Bakteri yang sudah masuk kedalam jaringan kulit kemudian akan tumbuh dan berkembang. Biasanya, bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes membutuhkan waktu sekitar 4-10 hari untuk berkembang. Sehingga, orang yang terpapar bakteri ini tidak akan langsung merasakan gejalanya di awal. Baru selanjutnya, perkembangan bakteri ini akan menyebabkan sejumlah gejala atau masalah-masalah pada kulit.

Gejala Penyakit Impetigo

Berdasarkan gejalanya impetigo terklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu impetigo bulosa dan impetigo krustosa. Dua jenis impetigo ini memiliki gejala fisik yang berbeda, berikut ini ciri-ciri gejalanya :

  • Impetigo Bulosa

Impetigo bulosa memiliki ciri gejala berupa benjolan kulit seperti penyakit bisul yang melepuh dan berisi cairan bening. Cairan bening ini semakin lama kemudian akan berubah lebih gelap warnanya menjadi seperti nanah. Pada awalnya benjolan yang terjadi masih berupa benjolan-benjolan kecil.

Namun, lama kelamaan benjolan ini akan semakin membesar seiring dengan perkembangan bakteri yang ada di dalamnya. Benjolan paling besar berukuran kurang dari 3 cm dan memiliki sifat yang rapuh dan gampang pecah. Bila pecah akan menimbulkan luka dangkal yang terdapat sisik di bagian tepi-tepinya. Impetigo jenis ini tidak terlalu memiliki sifat yang menular.

  • Impetigo Krustosa

Gejala untuk impetigo krustosa berupa munculnya bercak-bercak merah, seperti luka yang kemudian meninggalkan kerak berwarna kuning kecoklatan. Impetigo kurstosa meskipun tidak membuat kulit melepuh, namun impetigo jenis ini justru lebih bersifat menular (baca juga : jenis penyakit menular). Bercak merah yang muncul biasanya diikuti dengan rasa gatal yang ringan.

Bila rasa gatal ini kemudian direspon dengan cara digaruk, maka kuku-kuku jari akan bisa menyebabkan luka dan bisa memperlebar wilayah infeksi bakteri. Akibatnya, seringkali wilayah kulit yang terinfeksi impetigo jenis ini akan melebar akibat dari respon penderita terhadap rasa gatal yang muncul. Selain itu, impetigo jenis ini juga sering memunculkan gejala lain seperti demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Faktor-faktor Penularan Impetigo

Penularan impetigo terjadi melalui 2 metode penularan yaitu impetigo primer dan impetigo sekunder. Impetigo primer terjadi dimana bakteri menyerang pada kulit sehat (baca juga : makanan sehat untuk kulit). Serangan bakteri bisa disebabkan oleh luka pada kulit atau gigitan serangga. Sedangkan impetigo sekunder terjadi bila bakteri menginfeksi kulit pada jaringan kulit yang sebelumnya sudah terpapar penyakit kulit lainnya seperti kudis, eksim, radang kulit atau model penyakit kulit yang lain.

Penularan terhadap orang lain biasanya diakibatkan oleh kontak fisik atau kontak kulit dengan orang lain secara langsung yakni seseorang yang telah menderita impetigo. Benda-benda yang dipergunakan oleh seorang penderita impetigo memiliki potensi yang besar menjadi media penularan bakteri. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan potensi seseorang untuk terinfeksi bakteri penyebab impetigo, diantaranya :

  • Usia anak-anak hingga umur 5 tahun

Anak-anak lebih berpotensi terserang impetigo karena faktor keaktifannya. Keaktifan anak kecil sangat rawan bersentuhan dengan lingkungan maupun teman sebayanya. Selain itu,sistem kekebalan pada tubuh anak juga belum sesempurna orang dewasa. Akibatnya, kemampuan tubuh untuk melawan bakteri yang menyerang juga tidak akan bisa sempurna.

  • Melakukan kegiatan atau aktifitas yang banyak melibatkan kontak kulit dengan lingkungan.

Contohnya seperti aktifitas olahraga. Beberapa jenis olahraga seperti sepak bola, basket, bela diri, atau olahraga lainnya yang memiliki potensi membuat luka pada kulit akibat jatuh atau selainnya, dapat menjadi potensi masuknya bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes untuk menginfeksi.

  • Kekebalan tubuh yang sedang rendah.

Tubuh pada dasarnya memiliki antibodi untuk melawan virus atau bakteri yang menginfeksi badan. Namun bila kondisi seseorang berada pada level tidak prima, maka kondisi kekebalan tubuh akan melemah. Lemahnya antibodi atau kekebalan tubuh seseorang menjadikan virus atau bakteri jadi mudah untuk menyerang badan.

  • Suhu lembab dan hangat.

Bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes memiliki sifat lebih mudah berkembang pada tempat atau lingkungan yang bersuhu lembab dan hangat. Bila seseorang yang sudah terinfeksi bakteri ini berada pada lingkungan dengan kondisi suhu yang demikian, maka bakteri impetigo akan bisa berkembang biak dengan lebih cepat.

  • Tanpa disadari, bakteri impetigo bisa terdapat pada kulit luar di seluruh bagian tubuh.

Pada umumnya kulit tubuh manusia memiliki potensi sebagai tempat bakteri impetigo berada. Manusia dengan aktifitasnya akan sulit terhindarkan dari kontak dengan benda-benda atau segala hal yang ada di lingkungan sekitarnya. Ketika melakukan kontak dengan lingkungan, bisa saja bakteri penyebab impetigo ikut menempel pada kulit tubuh. Bakteri ini tidak akan menimbulkan masalah kulit sampai Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes berhasil masuk dan menginfeksi jaringan melalui celah luka yang ada pada kulit.

Seseorang yang memiliki penyakit diabetes apabila memiliki luka butuh waktu yang sangat lama agar lukanya tersebut bisa sembuh dan tertutup. Oleh sebab itu, orang yang terkena penyakit diabetes dan kemudian memiliki luka, sangat rawan sekali terinfeksi oleh bakteri impetigo.

Diagnosis dan Pengobatan Impetigo

Bila melihat dari gejala-gejala yang muncul pada permukaan kulit, penyakit impetigo agak susah dibedakan dengan penyakit herpes kulit. Ruam merah dan rasa gatal yang muncul atau benjolan-benjolan berisi cairan, lazim ditemui pada beberapa penyakit kulit lainnya. Oleh sebab itu, diagnosis pada jenis penyakit impetigo perlu lebih spesifik melalui tes pada laboratorium. Pada umumnya terdapat beberapa metode untuk mendiagnosa penyakit impetigo, yakni :

  • Metode Gram-Stain

Dilakukan dengan memeriksa isi vesikel melalui pengecatan gram untuk menyingkirkan diagnosa banding dengan gangguan infeksi gram negatif. Selanjutnya dilakukan tes katalase dan koagulase untuk membedakan jenis bakteri apakah Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Pada pewarnaan gram ini akan bisa memperlihatkan neutrofil dengan kuman gram positif di dalam rantai atau kelompok.

  • Metode kultur bakteri

Dilakukan pada jaringan kultur bakteri pada gejala kulit yang muncul. Pada jenis impetigo bulosa pemeriksaan dilakukan pada cairan dan jaringan kultur kulit yang pecah. Sedangkan pada impetigo krustosa diambil sedikit jaringan kulit yang terpapar infeksi kemudian dilakukan pemeriksaan. Dengan metode ini akan bisa diketahui apakah ada perkembang biakan dari bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes pada kultur kulit yang terinfeksi.

  • Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan uji lab dilakukan pada darah seseorang yang diindikasi terkena impetigo. Bila pada darah tepi terdapat leukositosis maka diagnosa impetigo bisa mengarah kepada infeksi bakteri Streptococcus pyogenes. Pada penderita infeksi Streptococcus pyogenes akan terdapat peningkatan angka pada level anti DNAase B yang cukup signifikan.

Setelah didiagnosa, kenali pengobatan apa yang paling ampuh bagi penderita impetigo. Treatment pengobatan pada impetigo bisa diklasifikasikan menjadi 2 bentuk, yakni treatment dalam dan treatment luar. Treatment dalam dilakukan dengan pengobatan yang melibatkan antibiotik yang diminum berupa tablet atau kapsul obat, sedangkan treatment luar melibatkan antibiotik yang biasanya dioleskan pada bagian kulit yang terdapat gejala impetigo. Berikut ini pemaparan lebih jelasnya :

  • Treatment Pengobatan Dalam

Pasien penderita impetigo biasanya akan disarankan untuk meminum antibiotik tablet yang mengandung penisilin seperti Eritromisin, Amoksilin, dan golongan Sefalosporin selama beberapa hari. Antibiotik jenis ini akan membantu melawan bakteri yang menginfeksi ke dalam tubuh.

(baca juga : jenis-jenis antibiotik dan manfaatnya ; efek samping antibiotik)

  • Treatment Pengobatan Luar

Pengobatan luar dilakukan dengan memberi antibiotik yang mengandung Mupirocin atau Asam Fusidat. Bentuknya seperti salep yang dioleskan pada bagian badan yang terdapat gejala impetigo (baca juga : obat alergi gatal). Perawatan luar ini biasanya diiringi dengan pemberian desinfektan pada wilayah luka.

Pada bagian kultur yang terpapar gejala impetigo, dilakukan pembersihan terlebih dahulu dengan cairan desinfektan untuk menghindarkan penularan pada bagian kulit sehat atau mencegah masuknya jenis bakteri atau virus lain. Setelah dikeringkan, baru kemudian dioleskan antibiotik salep. Hal ini dilakukan hingga bagian kulit yang terkena infeksi mengecil ruang lingkupnya serta gejalanya menghilang.

Komplikasi Impetigo

Penanganan yang salah pada penyakit impetigo dapat memunculkan sejumlah komplikasi penyakit lain yang juga berbahaya, diantaranya :

Penyakit impetigo gulosa yang memiliki area infeksi luas dapat menyebabkan penderita bisa mengalami dehidrasi. Area infeksi yang luas akan menyebabkan bagian kulit yang mengandung benjolan berisi cairan juga akan semakin banyak. Pecahnya benjolan-benjolan berisi cairan pada area yang luas ini akan berpotensi menyebabkan penderitanya mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Oleh sebab itu, pada penderita jenis ini diperlukan terapi pengganti cairan melalui pemberian infus.

  • Penyakit glomerulonefritis

Bila bakteri penyebab impetigo sampai masuk kedalam sistem limpa dan menginfeksi aliran darah, maka kondisi kesehatan ginjal akan bisa terancam.Gejala bakteri ini sudah menyerang ginjal ditandai dengan sakit kepala atau mual-mual yang terus memburuk dan semakin parah. Terjadi pembengkakan pada bagian tubuh serta terjadi perubahan warna dan jumlah yang tidak biasa pada urine yang keluar.

Pada umumnya pasien atau penderita yang mengalami impetigo dan komplikasi glomerulonefritis akan dirujuk untuk mendapatkan rawat inap di rumah sakit. Hal ini agar kondisi tubuh pasien dapat terkontrol dengan baik. Bila penanganannya tidak tepat pembengkakan yang terjadi akan semakin besar, selain itu keseimbangan cairan tubuh dan tekanan darah akan menjadi terganggu dan tidak stabil. Oleh sebab itu perawatan intensif di rumah sakit untuk menjaga agar kondisi tubuh penderita bisa dijaga dan gejalanya tidak semakin parah.

(baca juga : darah kotor pada tubuh gejala darah kotor)

  • Penyakit ecthyma

Pada dasarnya penyakit ecthyma merupakan dampak dari perkembangan gejala impetigo yang semakin parah. Ketika infeksi bakteri menyebar jauh lebih dalam pada lapisan kulit, maka hal ini bisa menimbulkan bekas luka yang permanen. Kulit penderita penyakit ecthyma akan dipenuhi dengan benjolan-benjolan yang berisi cairan yang terasa sangat gatal. Selain itu juga terdapat kerak/koreng/borok luka berwarna coklat gelap.

  • Selulisitis

Bila bakteri penyebab impetigo masuk kedalam jaringan tubuh jauh lebih dalam melalui aliran darah, maka persebaran bakteri ini melalui darah bisa mengancam tumbuhnya getah bening yang mematikan. Bila sudah demikian maka nyawa juga bisa menjadi terancam. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah masuknya bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes masuk lebih dalam ke jaringan kulit dalam yang berpotensi dapat menembus aliran darah.

Pencegahan dan Lokalisir Area Penderita

Pola hidup sehat merupakan cara pencegahan terbaik untuk menangkal penyakit impetigo. Beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk bisa mencegah potensi serangan bakteri impetigo diantaranya :

Kondisi tubuh yang fit dan prima merupakan modal untuk menangkal segala jenis penyakit. Dalam kondisi tubuh yang fit dan prima maka antibodi akan bisa bekerja secara optimal untuk melawan berbagai jenis infeksi virus dan bakteri. Hal ini bisa dilakukan dengan menjaga pola makan, istirahat dan olahraga yang rutin.

  • Menjaga suhu ruangan

Bakteri penyebab impetigo mudah berkembang pada suhu lingkungan yang lembab dan hangat. Jaga suhu rumah pada kondisi yang tidak terlalu lembab. Hal ini bisa dilakukan dengan mengatur sirkulasi udara dan sirkulasi cahaya matahari yang tepat. Berikan sirkulasi udara yang cukup pada tiap-tiap ruangan di dalam rumah dan juga biarkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan rumah.

  • Menjaga kebersihan diri

Membiasakan menjaga kebersihan diri dengan mandi, mencuci tangan, muka dan kaki atau sekadar membersihkan kulit dengan cairan yang mengandung desinfektan setelah melakukan aktifitas yang bersentuhan dengan lingkungan kotor. Selain itu, biasakan membersihkan kuku-kuku jari baik tangan maupun kaki. Kuku yang panjang dan kotor kemudian digunakan untuk menggaruk tubuh membawa potensi yang besar terhadap infeksi bakteri penyebab impetigo.

  • Menjaga kebersihan lingkungan

Jaga lingkungan rumah pada kondisi yang bersih. Bila menggunakan lantai keramik, mungkin bisa menambahkan cairan desinfektan pada air yang digunakan untuk mengepel. Kondisi ini bisa mencegah tumbuhnya bakteri penyebab impetigo pada lingkungan rumah. (baca : ciri-ciri lingkungan tidak sehat)

  • Mengobati segera luka kulit

Bila mengalami cidera pada bagian kulit, seperti terluka karena jatuh, tersayat benda tajam atau lainnya yang menyebabkan adanya pembukaan jaringan kulit. Maka segera lakukan pembersihan dengan menggunakan cairan obat pembersih luka yang mengandung desinfektan. Setelah itu tutup bagian kulit yang terluka dengan kassa penutup luka atau sebagainya. Adanya sobekan luka pada kulit merupakan jalan utama bagi bakteri untuk menginfeksi.

(baca juga : penyebab luka tidak cepat kering)

Bila terdapat anggota keluarga yang terindikasi mengalami gejala penyakit impetigo, maka bisa segera melakukan beberapa langkah penindakan, yaitu :

  1. Mengisolasi penderita pada ruangan terpisah.
  2. Mengurangi kontak langsung khususnya kontak kulit dengan penderita maupun barang-barang atau perangkat rumah tangga yang bersentuhan langsung dengan penderita.
  3. Membersihkan dengan segera perangkat-perangkat yang dipergunakan oleh penderita, misal seperti pakaian atau peralatan makan dan minum yang berpotensi terjadi kontak kulit setelah digunakan oleh penderita.
  4. Mengganti dengan rutin atau sesering mungkin pakaian yang digunakan penderita serta perangkat alat tidur seperti sprei alas tidur, sarung bantal, dan lain sebagainya.
  5. Segera memberikan treatment pengobatan pada penderita dan atau segera menghubungi dan berkonsultasi dengan dokter. Selain itu jangan biarkan penderita menggaruk bagian gatal yang diindikasi sebagai gejala impetigo.

Itulah sepintas informasi mengenai impetigo, penyakit kulit yang juga patut diwaspadai. Dengan mengenali penyebab, gejala dan info penting lainnya diharapkan Anda bisa mengatasinya segera ketika tanda-tanda impetigo mulai muncul.

fbWhatsappTwitterLinkedIn