Polip adalah pertumbuhan jaringan yang terdapat pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip merupakan jaringan lunak yang tidak terasa sakit dan sifatnya bukanlah sel kanker. Bentuk polip mirip seperti buah anggur yang tergantung pada batangnya. Polip hidung memiliki bentuk dan warna yang beragam. Jadi tidak setiap penderita polip akan memiliki bentuk serta warna yang sama. Polip yang berukuran kecil biasanya tidak akan menunjukkan gejala apapun. Namun polip yang berukuran besar biasanya akan menunjukkan adanya gejala yang cukup mengganggu penderitanya.
Gejala Polip
Gejala polip biasanya akan dirasakan oleh penderitanya ketika polip yang ada di hidung memiliki ukuran yang relatif besar sehingga mengganggu pernapasan. Sedangkan polip yang berukuran kecil tidak akan menunjukkan gejala yang cukup mengganggu. Adapun beberapa gejala polip hidung yang akan ditunjukkan jika ukuran polip sudah relatif besar adalah sebagai berikut.
1. Sakit pada Bagian Wajah
Polip biasanya ditandai dengan rasa nyeri atau sakit di bagian wajah. Adapun area wajah yang sakit biasanya adalah area hidung yang terkena polip. Ukuran polip yang membesar secara otomatis akan menyebabkan tekanan otot-otot di kulit hidung ataupun area sekitar hidung yang terkena polip. Kondisi itulah yang akan menyebabkan rasa nyeri atau sakit di bagian wajah karena adanya penekanan atau penarikan otot-otot di wajah.
2. Sakit Kepala Berkepanjangan
Jika Anda sering mengalami sakit kepala, maka bisa jadi kondisi tersebut menandakan adanya polip di hidung Anda. Meskipun sakit kepala tidak selalu menandakan adanya gejala polip namun ada baiknya bagi Anda untuk memeriksakan diri untuk memastikan kondisi tubuh. Polip akan menyebabkan adanya penumpukan cairan dalam rongga sinus. Cairan tersebut merupakan tempat yang sangat disukai oleh bakteri untuk berkembang. Perkembangan bakteri tersebut lambat laun akan mempengaruhi kinerja otak dan membuat sakit kepala. Kondisi lain yang mungkin menyebabkan sakit kepala ialah karena polip menyebabkan gangguan pernapasan. Gangguan pernapasan tersebut otomatis akan menyebabkan suplai oksigen ke dalam tubuh, termasuk ke otak akan terganggu. Otak yang kekurangan suplai oksigen akan menyebabkan gejala sakit kepala.
3. Gangguan pada Indra Penciuman
Lubang hidung yang tersumbat oleh polip sudah tentu akan menyebabkan gangguan indera penciuman. Indera penciuman tersebut memiliki kaitan yang erat dengan indera perasa. Jadi, ketika indera penciuman mengalami gangguan kemungkinan besar indera perasa juga akan terganggu. Dengan kata lain, polip akan menyebabkan penurunan fungsi indera penciuman sekaligus indera perasa. Pada beberapa kasus yang sudah parah, polip juga bisa menyebabkan gejala mati rasa.
4. Hidung Berair dan Tersumbat
Polip menyebabkan hidung tersumbat. Hidung yang tersumbat memiliki sifat yang menetap dan gejalanya tidak hilang timbul. Kondisi tersebut menyebabkan tertimbunnya lendir di dalam sinus. Hal tersebut menyebabkan hidung terus berair dan seringkali menimbulkan gejala pilek dalam kurun waktu yang lama. Jika polip tidak segera ditangani, penimbunan cairan di dalam sinus bisa menyebabkan perkembangan bakteri. Jika terus dibiarkan kondisi tersebut bisa menyebabkan sinusitis. Hidung yang tersumbat akibat polip juga sering menyebabkan anak-anak yang terkena polip harus bernapas melalui mulut. Bahkan pada beberapa kasus, polip juga bisa menyebabkan gangguan tidur berupa sleep apnea atau apnea tidur.
(Baca juga: cara mengatasi hidung tersumbat)
5. Lendir yang Jatuh dari Belakang Hidung ke Tenggorokan
Polip akan menyebabkan penumpukan lendir atau cairan di sinus. Jika polip sudah besar, cairan akan sulit dibuang dan biasanya akan mengalir dari belakang ke tenggorokan. Gejala tersebut biasanya akan terasa ketika penderita sedang berbaring.
6. Mendengkur
Jika lubang hidung tersumbat oleh polip, maka proses pernapasan juga terganggu. Biasanya gejala tersebut juga akan menyebabkan penderita sering mendengkur ketika tidur. Selain mendengkur, polip juga bisa menyebabkan gangguan tidur lainnya.
(Baca juga: bahaya mendengkur saat tidur – cara menghilangkan ngorok saat tidur)
7. Bentuk Hidung Tidak Simetris
Polip yang menyumbat salah satu hidung dan telah berkembang dalam kurun waktu yang cukup lama akan menyebabkan bentuk hidung menjadi tidak simetris. Bentuk hidung biasanya akan berbeda. Bagian hidung yang terkena polip akan lebih besar dibandingkan hidung yang tidak terkena polip.
8. Telinga Terasa Penuh
Saluran antara hidung dan telinga merupakan saluran yang saling berhubungan. Saat hidung tersumbat, biasanya telinga juga akan mengalami gangguan dan terasa seperti penuh. Selain itu, penderita polip mungkin saja juga akan merasakan gejala telinga bindeng. Pada perkembangannya, jika indera pendengaran ikut terganggu maka bisa jadi keseimbangan tubuh juga akan ikut terganggu sebab telinga merupakan pusat dari sistem keseimbangan.
(Baca juga: cara mengatasi telinga bindeng)
9. Sakit pada Gigi Rahang Atas
Pengaruh dari polip kemungkinan besar juga akan menyebar ke area rahang dan juga gigi. Tekanan dari polip yang sudah besar akan menyebabkan sakit gigi pada rahang atas. Polip yang sudah berukuran besar juga akan menyebabkan rasa sakit ketika mengunyah atau menelan sesuatu. Jika kondisi tersebut sudah Anda rasakan maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri secara medis.
Itulah beberapa gejala polip yang menandakan ukuran polip sudah sar. Kondisi semacam itu mengharuskan bagi Anda untuk segera memeriksakan diri secara medis. Selain beberapa gejala di atas, polip juga bisa ditandai dengan gejala lain seperti sering mengalami mimisan, terdapat lendir dan terasa kering di area sekitar tenggorokan, serta sering mengalami bersin-bersin. Gejala polip hampir menyerupai gejala batuk dan flu pada umumnya. Hal itulah yang menyebabkan penderita polip seringkali tidak menyadari kondisi serius yang sedang ia alami. Sebelum polip menyebabkan komplikasi lain, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri secara medis untuk mencegah kondisi polip semakin memburuk. Jika tidak segera ditangani polip bisa memicu sinusitus.
Penyebab Polip
Polip merupakan hasil dari inflamasi pada jaringan saluran hidung atau sinus. Kondisi tersebut menyebabkan terkumpulnya sel-sel yang berisi cairan pada dinding saluran pernapasan hingga akhirnya membentuk polip. Akan tetapi penyebab utama dari inflamasi tersebut juga belum diketahui secara pasti. Namun, para peneliti mengira beberapa faktor berikut ini mungkin adalah penyebab inflamasi yang menyebabkan polip :
- Alergi, reaksi alergi bisa jadi menyebabkan inflamasi dan memicu perkembangan polip menjadi lebih cepat.
- Infeksi juga bisa memicu terjadinya polip. Infeksi bisa berasal dari bakteri, virus, atau bahkan jamur.
- Kelainan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan penyakit dari luar tubuh justru menyerang jaringan pada saluran hidung sehingga menyebabkan pembengkakan atau polip.
- Faktor genetis, jika Anda memiliki orang tua yang pernah mengalami gejala polip maka kemungkinan Anda juga akan mengalami hal yang sama.
- Gangguan atau kelainan saraf di sekitar hidung, kondisi tersebut akan menyebabkan gangguan pada proses keluarnya cairan sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi.
- Usia, polip hidung bisa menyerang siapa saja, namun orang-orang yang berusia remaja hingga dewasa biasanya lebih rentan terkena polip dibandingkan orang-orang yang berusia lanjut.
- Sinusitis alergi jamur, yakni reaksi alergi terhadap jamur yang ada di udara.
- Intoleransi terhadap aspirin, kondisi tersebut oleh banyak peneliti sering dikaitkan dengan polip hidung. Orang-orang yang alergi terhadap obat jenis aspirin biasanya juga akan memiliki kecenderungan untuk alergi terhadap obat anti inflamasi non steroid lainnya.
- Asma, penyakit ini bisa menyebabkan terjadinya inflamasi dan juga penyempitan pada saluran pernapasan.
- Alergi rhinitis, merupakan alergi terhadap debu atau bulu binatang yang bisa menyebabkan munculnya gejala menyerupai pilek.
- Fibrosis kistik, merupakan kelainan genetika ketika tubuh menghasilkan cairan yang kental dengan jumlah yang berlebihan pada sistem pencernaan dan juga sistem pernapasan, termasuk ingus yang kental di selput sinus dan juga hidung.
- Sindrom Chrug Strauss, merupakan kondisi yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Hampir semua orang yang menderita penyakit ini akan mengalam asma atau alergi rhinitis.
Diagnosis Polip
Jika Anda mengalami beberapa gejala yang dicurigai merupakan gejala-gejala dari polip maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Untuk memastikan apakah Anda mengidap polip atau tidak, dokter biasanya akan memeriksa kondisi fisik pada hidung Anda. Dokter juga akan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami. Polip yang terdapat di hidung mungkin saja akan terlihat hanya dengan menggunakan bantuan senter. Namun, dokter mungkin saja juga akan melakukan beberapa tes berikut untuk memastikan kondisi Anda apakah terkna polip atau tidak.
- Endoskopi hidung, metode ini ini dilakukan dengan cara memanfaatkan sebuah pipa kecil dengan kaca pembesar atau kamera dan cahaya di ujungnya. Alat tersebut akan digunakan untuk memeriksa lebih detail bagian dalam dari hidung dan sinus Anda.
- CT scan atau MRI, efektif untuk mengetahui gambaran yang bagus tentang ukuran polip dan juga lokasinya. (Baca juga: bahaya CT scan bagi kesehatan)
- Tes alergi, tes ini mungkin akan dilakukan untuk mengetahui apakah reaksi alergi yang Anda alami berkaitan dengan inflamasi atau peradangan kronis yang terjadi. Dokter juga akan memeriksa reaksi alergi yang terjadi pada kulit Anda.
- Tes fibrosis kistik, anak-anak yang menderita polip mungkin harus mendapatkan tes ini untuk mengetahui kondisi medisnya. Fibrosis kistik merupakan penyakit genetika yang mempengaruhi kelenjar yang memproduksi cairan tubuh seperti lendir, keringat, dan juga cairan pencernaan.
Pengobatan Polip
Ada beberapa metode medis yang bisa dilakukan untuk mengobati polip. Adapun metode pengobatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan ukuran dan juga tingkat keparahan polip itu sendiri. Berikut beberapa metode pengobatan yang dimaksud.
1. Antihistamin
Obat antihistamin mungkin tidak efektif untuk mengatasi gejala polip. Namun, kemungkinan besar dokter akan memberikan obat ini kepada pasien untuk meredakan gejala alergi yang terjadi. Dokter biasanya juga akan memberikan resep antibiotik untuk mengatasi masalah infeksi yang bisa menyebabkan infeksi utama pada polip hidung. Pemberian antihistamin dan antibiotik akan dilakukan sebelum pemberian obat kortikosteroid.
2. Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid berguna untuk mengurangi peradangan dan juga mengecilkan polip yang ada. Obat ini bahkan juga bisa menghilangkan polip secara sepenuhnya. Pada penanganan pertama, dokter biasanya akan memberikan kortikosteroid dalam bentuk tetes atau semprot. Jika kortikosteroid dalam bentuk tersebut kurang berhasil maka dokter akan memberikan kortikosteroid dalam bentuk oral. Obat-obatan jenis ini tidak disarankan untuk dikonsumsi jangka panjang sebab beresiko menyebabkan penyakit osteoporosis, tekanan darah tinggi, serta diabetes. Jika polip yang diderita tergolong cukup parah maka kemungkinan dokter akan memberikan kortikosteroid dalam bentuk suntikan. Beberapa kondisi medis bisa jadi akan menyebabkan polip muncul kembali, seperti asma, alergi rhinitis, atau infeksi sinus.
3. Operasi Pengangkatan Polip
Jika polip sudah tergolong parah dan sering menyebabkan gangguan berupa apnea tidur maka kemungkinan besar dokter akan mengambil tindakan operasi untuk mengangkat polip. Selain berguna untuk mengangkat polip, metode operasi bisa sangat efektif untuk memperbaiki masalah pada sinus yang sering menyebabkan inflamasi. Setelah melakukan prosedur operasi, pasien sebaiknya menghindari keramaian untuk mencegah terjadinya infeksi. Selain itu, pasien mungkin juga akan memperoleh kortikosteroid semprot.
Itulah berbagai hal terkait dengan polip di hidung. Meskipun tergolong penyakit yang tidak berbahaya, namun sebaiknya penderita segera memperoleh tindakan medis agar tidak menyebabkan komplikasi dan tidak menyebabkan gangguan ketika beraktivitas.