12 Penyebab Kleptomania Wajib Anda Ketahui

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kleptomania sudah bukan hal yang asing bukan bagi kita? Walau mungkin belum pernah menghadapi seseorang dengan kleptomania secara langsung, kondisi gangguan kendali impulsif satu ini sudah bukan hal aneh. Kleptomania pada dasarnya adalah sebuah keadaan pada seseorang di mana orang tersebut sulit untuk menahan dirinya sendiri untuk mencuri.

Penderita kleptomania pada umumnya dapat mengutil bahkan di tempat umum sekalipun, seperti di supermarket, toko atau warung biasa dan rata-rata justru adalah perempuan yang menderita gangguan kendali impulsif ini. Adakah penyebab dibalik aksi mencuri tanpa adanya maksud atau tujuan jahat ini?

Sebenarnya, penyebab dari kleptomania sendiri secara jelas belumlah diketahui, namun ada sejumlah teori yang menjadi petunjuk bahwa otak mengalami perubahan yang dicurigai sebagai salah satu faktor alasan terjadinya kleptomania. Walau bukan penyebab jelas dari kleptomania, di bawah ini adalah beberapa hal yang berhubungan dengan kondisi kleptomania itu sendiri. Berikut adalah sedikit ulasan mengenai kemungkinan-kemungkinan penyebab kleptomania yang kiranya bisa membantu.

  1. Gangguan Adiktif

Ada kaitannya antara aktivitas mencuri dari penderita kleptomania dengan proses pelepasan dopamine. Dopamine sendiri kita ketahui sebagai neurotransmiter vital yang letaknya ada pada setiap otak manusia. Tugas dopamine ini adalah mengantarkan rangsangan atau pesan antar saraf dan hanya akan terjadi pelepasan sewaktu ada stimulasi saraf untuk merangsang saraf lain yang lokasinya tidak jauh.

Mencuri mampu menjadi pemicu dopamine terlepas dan itulah mengapa penderita akan merasa puas serta senang dengan hasil curiannya. Ciri-ciri penyakit kleptomania sendiri merujuk pada kepuasan penderita pasca mencuri walau barang tersebut rata-rata barang bernilai kecil. Peraaan menyenangkan itu berasal dari dopamine dan sejumlah orang memang akan mencoba mencari perasaan menyenangkan seperti itu.

  1. Gangguan Kadar Serotonin

Serotonin merupakan sebuah neurotransmiter juga di mana hormon ini ada pada kelenjar pinealis, trombosit, sistem saraf pusat, serta saluran pencernaan manusia. Banyak dari kita tentu sudah tahu bahwa serotonin dengan kata lain adalah sebuah bahan kimia otak yang membantu agar suasana hati yang buruk menjadi lebih baik.

Ketika kadar serotonin di dalam tubuh seseorang cukup tinggi, maka otomatis depresi dan kesedihan pun akan berkuran yang artinya suasana hati yang senang pun menjadi meningkat. Namun saat kadar serotonin tergolong rendah, suasana hati dan emosi turut terkena dampaknya. Sayangnya, orang-orang yang rentan terhadap perilaku impulsiflah yang mengalami kadar serotonin rendah.

  1. Mempunyai Riwayat Gangguan Mental Lain

Dapat dikatakan bahwa kleptomania masih menjadi bagian dari penyakit mental karena berhubungan dengan gangguan kendali impulsif di mana hal ini berkaitan juga dengan masalah pada otak. Tidak menutup kemungkinan bahwa adanya penyakit mental lain justru menjadi faktor peningkat risiko seseorang dalam mencuri dan memiliki kleptomania, seperti kondisi kesehatan mental berikut:

  • Gangguan kecemasan.
  • Gangguan gejala bipolar.
  • Gangguan kepribadian.
  • Gangguan penggunaan zat tertentu.
  • Gangguan makan.
  1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada pula kemungkinan bahwa kleptomania menjadi lebih besar risikonya dialami oleh seseorang yang salah satu atau mungkin lebih dari satu anggota keluarganya pernah mengalami penyakit mental yang berkaitan dengan gangguan kendali impulsif. Kerabat tingkat pertama atau keluarga yang paling dekat seperti orang tua maupun saudara kandung yang memiliki kleptomania akan memperbesar risiko seseorang untuk memilikinya juga. Tak hanya itu saja, bila keluarga dekat ada yang memiliki gangguan-gangguan sebagai berikut ini maka potensi kleptomania pun sama besar:

  1. Ketidakseimbangan Sistem Opioid Otak

Setiap dorongan yang dirasakan oleh tubuh tentunya dikendalikan oleh sistem opioid otak yang bila terjadi masalah pada sistem ini, berpengaruhlah pada kendali impulsif dalam diri seseorang. Sistem opioid otak haruslah seimbang untuk kinerja otak yang maksimal.

Dorongan mencuri akan lebih sulit ditahan oleh penderita kleptomania karena itu artinya sistem opioid otaknya sedang dalam kondisi yang tak seimbang. Jadi saat sistem opioid otak ini berada dalam kondisi yang seimbang, dorongan mencuri dapat diabaikan atau bahkan mereka tahan dengan sangat baik.

  1. Cedera di Kepala

Faktor risiko selanjutnya yang mampu memperbesar kemungkinan seseorang kemudian menjadi seorang klepto atau menderita kleptomania adalah pernah terjadi cedera pada bagian kepala. Cedera di kepala tak sekadar berisiko gegar otak, tapi juga berisiko tinggi menjadikan seseorang mengalami perilaku impulsif dengan dorongan mencuri yang sangat besar hingga tak dapat dikendalikan.

Tentu dalam menentukan apakah seseorang benar-benar menderita kleptomania atau tidak, harus ada pemeriksaan lebih dulu. Karena cukup sulit untuk melihat dengan singkat perbedaan antara penderita kleptomania dan pencuri dalam arti kriminal yang sesungguhnya, maka jika seorang penderita sedang bernasib kurang baik, ia akan bisa diproses sesuai dengan hukum yang berlaku di negara ini.

Melalui pemeriksaan langsung serta melalui kuisioner yang para penderita isi, dokter barulah bisa menarik kesimpulan dari keterangan-keterangan yang sudah dikumpulkan. Dari situ jugalah, dokter baru bisa mendeteksi penyebab kleptomania dan memberikan solusi yang paling tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn