4 Bahaya Olahraga Intens Bagi Penderita Covid-19

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sekalipun Covid-19 memiliki gejala serupa dengan flu, para penderitanya tidak dianjurkan untuk melakukan olahraga, apalagi jenis olahraga intensitas tinggi.

Menurut hasil studi JAMA Cardiology lansiran dari laman Liputan 6, para peneliti Jerman menyatakan bahwa penderita infeksi Covid-19 sekalipun bergejala ringan tidak sebaiknya melakukan olahraga ringan.

Latihan fisik ringan bahkan tak dapat diandalkan dalam memperkuat tubuh dan sistem imun karena justru akan membuat gejala Covid-19 memburuk.

1. Penyebaran Penggumpalan Darah

Menurut sebuah hasil studi dari American Journal of Hematology tahun 2020, penggumpalan darah dapat terjadi karena Covid-19, terutama bila infeksi tergolong serius.

Melakukan latihan fisik memang merupakan salah satu cara meminimalisir risiko penggumpalan darah, namun tidak untuk dilakukan setelah penggumpalan darah terjadi.

Terbentuknya gumpalan darah akan tersebar sampai ke paru apabila melakukan olahraga (terutama dengan intensitas tinggi).

2. Risiko Peningkatan Peradangan

Penderita Covid-19 sebaiknya tidak berolahraga hingga benar-benar pulih karena adanya risiko peradangan.

Walaupun olahraga diketahui mampu mencegah berbagai macam penyakit, termasuk peradangan, seseorang yang sudah menderita peradangan sebaiknya tidak melakukannya dulu sebelum benar-benar sembuh.

Peradangan dapat memburuk ketika fisik dipaksakan untuk berolahraga, walaupun dengan intensitas rendah hingga sedang.

3. Masalah Jantung

Menurut studi JAMA Cardiology, para peneliti menunjukkan bahwa kondisi jantung dapat bermasalah serius pada penderita Covid-19 karena berolahraga.

Beberapa pasien berpotensi besar mengalami miokarditis, radang yang menyerang lapisang tengah dinding jantung.

Jantung bahkan berisiko mengalami kelemahan yang jika tak segera ditangani dengan tepat dapat berakibat kematian pada penderitanya.

Setiap tubuh bergerak aktif, tentu jantung bekerja lebih ekstra yang berpotensi pula memicu replikasi virus pada otot jantung meningkat.

Jika hal ini terus dibiarkan tanpa disadari akan mengakibatkan aritmia, miokarditis, bahkan sampai gagal jantung.

Pada penderita gejala ringan Covid-19 sekalipun, detak jantung harus tetap dijaga tetap normal, namun jika sudah mulai tidak normal karena lonjakan segera ke dokter.

4. Kelemahan Pertahanan Imun

Penderita Covid-19 mungkin mengira bahwa berolahraga akan memulihkan tubuh lebih cepat, terutama bila gejala cukup ringan.

Sayangnya, penderita Covid-19 sekalipun tanpa gejala tidak dianjurkan untuk melakukan olahraga intensitas tinggi.

Berniat meningkatkan kekebalan tubuh, bisa jadi olahraga berat jutsru menurunkan respon sistem imun.

Tubuh menjadi lebih sulit untuk melawan infeksi yang terjadi dan hal ini otomatis membuat masa pemulihan menjadi jauh lebih lama.

Itulah mengapa, olahraga dengan intensitas rendah hingga tinggi sangat tidak disarankan untuk penderita Covid-19 kurang lebih selama 2 minggu.

Menahan diri sampai tubuh benar-benar terasa lebih baik akan jauh lebih aman untuk berolahraga daripada memaksakan diri terus berlatih.

fbWhatsappTwitterLinkedIn