Vitamin D untuk COVID-19, Apa Risiko Bahayanya?

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Semenjak Covid-19 merebak dan semakin banyak memakan korban, tak dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh.

Salah satunya adalah dengan meningkatkan serta memperkuat daya tahan tubuh melalui asupan vitamin D.

Mengutip dari Science Daily, Vadim Backman selaku pemimpin sebuah penelitian mengatakan bahwa pada negara Inggris Raya, Spanyol dan Italia tingkat kematian Covid-19 sangat tinggi di mana hal ini berkaitan dengan kekurangan vitamin D.

Hanya saja, vitamin D yang disebut-sebut mampu melawan Covid-19 apakah bermanfaat atau justru berbahaya bagi tubuh?

Risiko Bahaya Vitamin D untuk Covid-19

Penderita Covid-19 membutuhkan asupan vitamin D sebagai peningkat daya tahan tubuh sehingga mampu melawan infeksi virus penyebab Covid-19.

Namun, asupan vitamin D yang semula bermanfaat dapat menjadi berbahaya bila berlebihan.

Vitamin D untuk pasien Covid-19 dengan masalah ginjal berpotensi memberikan dampak yang jauh lebih buruk.

Beberapa masalah kesehatan yang perlu diwaspadai bila asupan vitamin D terlalu banyak antara lain adalah:

Melansir dari Fox News, Dr. John Whyte mengatakan bahwa kelebihan vitamin D berdampak pada kelebihan kalsium.

Jika tubuh mengalami kelebihan kalsium, maka risiko batu ginjal pun menjadi lebih tinggi.

Selain terbentuknya batu ginjal, kelebihan kalsium mampu menimbulkan sejumlah gejala seperti rasa haus berlebihan, perut tidak nyaman, dan perut mual.

  • Badai Sitokin

Hasil analisa data dari penelitian di rumah sakit serta klinik di seluruh Amerika Serikat, Swiss, Korea Selatan, Italia, Prancis, Tiongkok, Inggris, Spanyol, Iran dan Jerman menunjukkan bahwa badai sitokin memiliki kaitan erat dengan kadar vitamin D dalam tubuh.

Korelasi yang dimaksud adalah kondisi yang disebut dengan hiperinflamasi, di mana hal ini terjadi karena tingkat aktivitas imun tubuh yang terlalu tinggi.

Disampaikan oleh Ali Daneshkhah dari McCormick School of Engineering Northwestern, bila badai sitokin ini terjadi maka pasien dapat mengalami gangguan pernafasan akut, kerusakan paru-paru, hingga kematian.

Sembelit, konstipasi atau susah buang air besar adalah dampak lain yang dapat terjadi bila asupan harian vitamin D tidak terkontrol.

Bukannya menjadi lebih sehat, asupan berlebihan mampu menjadikan tubuh jauh lebih mudah lelah disertai dengan nyeri pada tulang dan otot.

Asupan vitamin D secara moderasi adalah yang paling dianjurkan dan paling baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Bahkan vitamin D berlebihan dapat menjadi penyebab pengeroposan tulang serta patah tulang.

Tips Asupan Vitamin D Harian

Menurut Institute Medicine of The National Academies’ Food and Nutrition Board, dosis normal vitamin D bagi orang-orang yang sehat adalah 600 IU setiap harinya (terutama bagi yang berusia 4 tahun ke atas).

Sedangkan dosis 800 IU per hari dianjurkan bagi yang usianya sudah di atas 70 tahun, namun dosis harian kembali lagi tergantung pada tiap lingkungan dan negara.

Hanya saja, belum diketahui anjuran asupan yang pasti untuk dosis vitamin D bagi pasien Covid-19 meski diketahui bahwa vitamin D untuk Covid-19 dapat membahayakan kesehatan jika berlebihan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn