Infeksi Covid-19 gelombang baru terjadi pada negara Singapura dengan kenaikan angka kasus menyentuh 2.909 yang merupakan rekor baru pada Jumat kemarin (1/10).
Angka positif Covid tersebut merupakan angka paling tinggi di Singapura sejak dimulainya pandemi akhir tahun 2019.
Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura, tercatat 1.356 penderita infeksi Covid-19 yang kini tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit, 34 orang tengah memperoleh perawatan di ICU (Unit Perawatan Intensif), dan 22 orang lainnya mendapat suplementasi oksigen.
Dari ribuan kasus tersebut, 12 kasus infeksi berasal dari luar negeri, 818 kasus berasal dari dormitori, dan 2.079 adalah kasus infeksi komunitas.
Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Singapura merupakan kasus varian Delta yang menyebabkan pemerintah Singapura membuat peraturan pembatasan aktivitas pada warganya.
Semula pemerintah Singapura telah melonggarkan sejumlah pembatasan, namun karena kenaikan angka kasus Covid ini, pembatasan kembali diberlakukan.
Beberapa aturan pembatasan tersebut antara lain adalah :
- Kelas daring khusus untuk murid usia kurang dari 12 tahun.
- Work from home untuk para pekerja.
- Pertemuan tatap muka di luar hanya diperbolehkan 2 orang saja.
Angka vaksinasi di Singapura yang menembus 80% membuat angka kasus infeksi Covid-19 semula tidak terlalu parah dan diketahui pula bahwa angka kematian di sana tergolong rendha.
Namun rupanya, pandemi belum berakhir di negara tersebut sekalipun angka vaksinasi di Singapura adalah salah satu yang paling tinggi di dunia.
Walaupun total jumlah kasus Covid-19 hingga saat ini tergolong rendah di Singapura, para ahli mengatakan bahwa lonjakan kasus ini terlepas dari angka vaksinasi tinggi berpotensi menandakan Covid-19 di sana adalah penyakit endemi.
Penyebaran Covid-19 tetap terjadi dan tidak berarti kehidupan berubah karena tingkat kekebalan tinggi pada sebagian besar masyarakatnya.
Karena lonjakan kasus Covid-19 terjadi setelah sebagian besar warga Singapura memperoleh vaksin, hal ini mau tidak mau menimbulkan kembali rasa takut pada masyarakat di sana.
Namun, Ong Ye Kung selaku Menteri Kesehatan Singapura menyatakan bahwa gelombang Covid-19 ketiga ini sudah pemerintah prediksi.
Ini merupakan salah satu upaya pemerintah Singapura untuk menenangkan warganya.