Pasti anda sudah sangat sering mendengar mengenai HIV. HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem imun atau kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang sel darah putih manusia sehingga menyebabkan penurunan kekebalan tubuh manusia.
Sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai gejala awal HIV, anda perlu mengetahui perbedaan HIV dan AIDS. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan manifestasi lanjut dari HIV. AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi HIV.
Penyebab AIDS merupakan adanya virus HIV, virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh dengan ditularkan antar individu. Maka dari itu, mengetahui cara meningkatkan antibodi sangatlah penting untuk mencegah penularan virus antar individu.
Penanganan awal sangatlah diperlukan untuk mencegah masuk ke dalam AIDS adalah mengenali apakah terdapat virus HIV atau tidak sehingga dapat diberikan obat antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak bermanifestasi menjadi AIDS.
Mengenali gejala HIV-AIDS awal pada tubuh anda cukup sulit karena HIV sendiri tidak menimbulkan gejala langsung. Jika tubuh anda terkena HIV maka akan memudahkan bakteri atau virus lain masuk ke dalam tubuh. Masuknya bakteri atau virus lain ke dalam tubuh sedangkan tubuh tidak memiliki kekebalan tubuh yang cukup, hal tersebut dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit termasuk pada kulit.
Penyakit yang terjadi pada penderita HIV dinamankan penyakit oportunistik karena memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang menurun. Gejala awal pada HIV dapat disertai demam, nafsu makan menurun dan sakit tenggorokan. Gejala awal yang mungkin dapat anda kenali lebih awal adalah adanya kelainan pada kulit.
Kelainan pada kulit penderita HIV dapat menjadi indikator tingkat keparahan infeksi HIV yang menyebar ke tubuh anda, maka penting sekali mengenali gejala awal HIV pada kulit. Berikut gejala pada kulit yang perlu anda waspadai
1.Seroconversion rash
Gejala awal HIV pada kulit inilah merupakan gejala awal pada minggu awal HIV menyerang tubuh anda. Seroconversion muncul saat tubuh memproduksi antibodi untuk melawan HIV. Gejala ini akan muncul seperti gejala flu dengan timbulnya rash atau bintik merah pada kulit.
Seroconversion rash ini dapat menimbulkan demam dan pembengkakan kelenjar limfa pada penderitanya. gejala awal HIV pada kulit ini biasanya tidak terasa sakit, bentuknya kemerahan dan datar. Seroconversion rash dapat muncul dengan luas di berbagai bagian tubuh, kadang bintik merah ini terdapat pada dada dan punggung.
Ini merupakan gejala awal yang patut anda waspadai, jika anda merasakan gejala awal seperti ini maka sebaiknya anda memeriksakan mengenai virus HIV, terlebih lagi jika anda memiliki faktor risiko terkena HIV seperti bergonta ganti pasangan.
2.Dermatitis
dermatitis merupakan infeksi kulit yang umum. Kulit dengan dermatitis dapat terlihat dengan ciri ciri kering, sedikit bengkak dan kemerahan. Dermatitis sering dijumpai pada anak dan dewasa. Dermatitis pada umunya akan menghilang bergantung dari penyebabnya. Terdapat dermatitis yang disebabkan oleh lingkungan atau perubahan cuaca, dengan mengurangi paparan cuaca maka dermatitis ini akan hilang. Namun pada penderita HIV, dermatitis dapat berlangsung terus menerus, karena sistem tubuh tidak bisa melawan alergen yang menyerang.
Hal lain yang dapat membedakan gejala awal HIV pada kulit dengan dermatitis atau bukan karena HIV adalah pengobatan. Pengobatan pada dermatitis pada umumnya akan mudah sembuh, biasanya akan diberikan antihistamin atau hydrocortisone untuk mengobati dermatitis. Jika dermatitis disebabkan oleh HIV maka akan sangat sulit sembuh dan dapat menetap sampai berbulan bulan. jika anda memiliki dermatitis yang tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke tenaga kesehatan.
3.Thrush
Thrush adalah infeksi pada mulut yang disebabkan adanya jamur candida. Tanda terjadinya oral thrush ini adalah adanya gambaran putih yang menempel pada bagian mulut dan telihat seperti lesi. Thrush biasanya terdapat pada lidah dan pipi bagian dalam
Oral Thrush dapat juga muncul pada tonsil, bagian bibir atau dibelakang tenggorokan. Oral thrush dapat menimbulkan nyeri dan jika anda menyikatnya dengan sikat gigi dapat berdarah pada bagian yang terkena oral thrush. Sama seperti dermatitis, jika anda mengalami hal ini dan tidak kunjung sembuh maka ada kemungkinan ini adalah gejala awal HIV.
Pada penderita HIV, infeksi candida dapat menyebar sampai ke tenggorokan, paru paru dan hati. Maka dari itu, perhatikan kondisi kulit anda, jika anda merupakan orang dengan faktor risiko tinggi terkena HIV maka sangat diperlukan pengecekan rutin untuk menghindari manifestasi yang lebih berat.
4. Selulitis
Tanda gejala HIV pada kulit lainnya adalah selulitis. selulitis adalah infeksi kulit bagian dalam yang dapat menyebabkan bengkak dan nyeri. selulitis dapat dirasakan membesar dan lunak, serta berwarna kemerahan.
Bagian tubuh yang sering terkena selulitis adalah kaki bagian bawah, kadang penderita dengan selulitis dapat disertai timbulnya demam. Kemerahan dapat menyebar jauh dari pusat luka. Selulitis pada orang yang memiliki kekebalan tubuh baik dapat terjadi karena adanya bakteri yang masuk melalui kulit yang terluka.
Pada penderita HIV, terkadang selulitis dapat muncul tanpa adanya luka terlebih dahulu karena sistem kekebalan tubuh orang dengan HIV sudah menurun. Bakteri yang menyebabkan selulitis adalah streptococcus dan stahylococcus.
Pengobatan selulitis pada penderita HIV terkadang lebih sulit, karena seringnya orang dengan HIV memiliki banyak penyakit akibat bakteri yang menyebabkan penderita menjadi resisten dan sulit diobati kembali.
5.Moluskum Kontagiosum
Apakah anda baru pertama kali mendengar istilah moloskum kontagiosum? Moloskum kontagiosum adalah infeksi pada bagian atas kulit yang disebabkan oleh virus. Infeksi virus pada pasien dengan HIV menjadi sangat mudah dan sering, maka dari itu munculnya penyakit ini menjadi gejala awal HIV pada kulit.
Gambaran moloskum kontagiosum adalah berbentuk lesi berpendukel dengan diameter 5 mm yang berwarna sama dengan kulit. Penyakit kulit ini juga memiliki ciri membran mukus. Moloskum kontagiosum biasanya tidak disertai gejala lain.
Moloskum kontagiosum dapat menyebar melalui pemakaian handuk yang sama, pisau cukur dan hubungan seksual. Pada orang yang tidak menderita HIV, moloskum kontagiosum ini dapat sembuh dengan sendirinya jika tubuh dapat melawan virus. Namun pada penderita HIV, penyakit ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Moloskum kontagiosum pada penderita HIV akan memburuk seiring berjalannya waktu, maka dari itu konsumsi antiretroviral pada penderita HIV sangatlah penting untuk mencegah virus terus berkembang.
Gejala awal HIV pada kulit biasanya ditandai dengan semakin memburuknya kondisi penyakit kulit. Menurunnya sistem kekebalan tubuh pada penderita HIV menyebabkan mudahnya bakteri dan virus masuk terutama melalui kulit, terlebih lagi jika kulit terluka.
Pengetahuan mengenai gejala pada kulit ini diharapkan dapat menjadi kewaspadaan bagi setiap orang terutama bagi anda yang memiliki risiko tinggi seperti berganti pasangan seksual, sering kontak dengan darah seoerti petugas kesehatan. Pengobatan HIV sangat diperlukan untuk memperpanjang kesempatan hidup dan mencegah manifestasi menjadi AIDS.