Cefaclor – Obat Apa – Fungsi – Dosis – Kontraindikasi – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat Apa? 

Cefaclor merupakan jenis obat jenis-jenis antibiotik dan manfaatnya yang tergolong dalam kelompok cephalosporin generasi kedua. Obat ini dikembangkan oleh salah satu perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika, yaitu Eli Lilly and Company. Bagi Anda yang belum mengetahui apa itu antibiotik, akan dijelaskan secara singkat pada bagian ini. Antibiotik adalah jenis obat – obatan anti mikroba (bakteri) yang digunakan dalam pengobatan dan pencegahan infeksi bakteri. Cephalosporin sendiri merupakan antibiotik yang termasuk dalam kelas β-lactam (kelas antibiotik yang mempunyai cincin beta-lactam/amida siklik) yang diturunkan dari jamur Acremonium (jamur ini sebelumnya dikenal dengan nama Cephalosporium).

Obat Cefaclor ini aktif dalam melawan bakteri seperti bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Untuk sekedar pengetahuan, bakteri gram positif adalah bakteri yang menunjukkan hasil positif pada tes gram noda. Sedangkan gram negatif adalah bakteri yang menunjukkan hasil negatif pada tes gram noda, dimana bakteri tersebut tidak dapat menunjukkan warna noda kristal ungu yang digunakan dalam tes gram noda tersebut. Perbedaan mendasar dari kedua bakteri ini adalah dinding sel yang dimiliki masing – masing grup bakteri tersebut.

Obat Cefaclor efektif dalam mengatasi penyakit yang disebabkan infeksi bakteri seperti penyakit pneumonia, infeksi sistem pernapasan bagian bawah seperti paru – paru, serta infeksi pada kulit, saluran kemih, amandel, tenggorokan dan telinga. Obat ini bekerja dengan menghentikan perkembangan dari bakteri penyebab infeksi. Seperti yang sudah disebutkan di atas, antibiotik jenis ini hanya berguna dalam mencegah infeksi dari bakteri, oleh karena itu obat ini tidak dapat digunakan untuk infeksi virus. Perlu diperhatikan dalam penggunaan antibiotik, karena bila Anda menggunakan antibiotik pada saat yang tidak dibutuhkan, hal ini dapat meningkatkan risiko terkena infeksi di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, demikian juga halnya bila Anda menghentikan konsumsi antibiotik selama masa perawatan.

Fungsi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, obat Cefaclor ini berfungsi dalam mengobati infeksi bakteri yang menyerang beberapa bagian tubuh seperti tenggorokan, paru – paru, kulit dan lain – lain. Berikut dijelaskan secara umum mengenai fungsi dari obat tersebut.

  • Mengobati Pneumonia

Pneumonia merupakan peradangan yang terjadi pada organ paru – paru, tepatnya pada kantung – kantung udara kecil yang disebut sebagai alveoli. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, bakteri ini termasuk bakteri gram positif. Selain disebabkan oleh bakteri tersebut, pneumonia juga dapat disebabkan oleh infeksi virus (virus influensa, virus korona dan lain – lain), infeksi jamur (Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, dan lain – lain), parasit dan penyebab non infeksi lainnya. Penyakit ini memiliki gejala – gejala seperti susah bernapas, demam, sakit pada bagian dada, batuk kering ataupun batuk berdahak. Obat Cefaclor ini bisa digunakan dalam mengobati penyakit pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, mengingat obat ini merupakan antibiotik yang bekerja melawan bakteri. Oleh karena itu, perlu diagnosa dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini, apakah penumonia yang diderita disebabkan oleh bakteri atau penyebab lainnya.

  • Mengobati Infeksi pada Kulit

Infeksi pada kulit merupakan jenis penyakit yang terjadi akibat infeksi mikroorganisme yang berujung pada terjadinya peradangan pada kulit. Terdapat banyak jenis infeksi yang terjadi pada kulit, tergantung dari penyebab infeksi tersebut. Beberapa faktor penyebab infeksi pada kulit antara lain bakteri, virus, jamur dan parasit. Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri.

1. Selulitis

Selulitis merupakan jenis infeksi pada kulit oleh bakteri yang paling umum dijumpai. Selulitis kemungkinan muncul pertama kali pada kulit dengan tanda – tanda kulit merah dan bengkak. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri dari grup A Streptococcus dan Staphylococcus. Selulitis sering terjadi pada bagian kaki bawah, namun tidak menutup kemungkinan infeksi dapat terjadi pada bagian kulit lainnya. Gejala – gejala dari penyakit ini antara lain rasa sakit pada kulit yang terinfeksi, kulit kemerahan, ruam, kulit membengkak daerah yang terinfeksi terasa hangat, terdapat nanah pada tengah – tengah kulit yang terinfeksi dan demam. Obat Cefaclor dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit infeksi kulit ini, dikarenakan kemampuannya sebagai anti bakteri.

2. Impetigo

Penyakit ini merupakan jenis infeksi bakteri pada kulit yang menyerang daerah kulit luar. Penyakit ini tergolong penyakit kulit yang gampang menular. Impetigo disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes, keduanya merupakan jenis bakteri gram positif. Penyakit kulit ini sering menyerang bayi dan anak – anak, namun tidak menutup kemungkinan juga menyerang orang pada usia berapapun. Impetigo ditandai dengan terbentuknya lapisan keras berwarna kekuningan pada bagian kaki, tangan ataupun wajah, yang dapat berujung pada terjadinya luka. Luka tersebut terasa gatal, terkadang sakit dan memiliki bentuk yang tidak sedap dipandang. Obat Cefaclor dapat digunakan untuk perawatan penyakit ini, sebagai pembasmi bakteri penyebab infeksi kulit tersebut.

3. Bisul

Bisul merupakan jenis penyakit infeksi pada kulit yang terjadi pada kantung/folikel bulu pada kulit. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus. Akibat dari infeksi ini, kulit menjadi membengkak dan terakumulasinya nanah dan jaringan mati pada kulit. Antibiotik Cefaclor dapat digunakan dalam menangani penyakit ini.

4. Kusta

Gejala kusta juga dikenal sebagai penyakit Hansen merupakan jenis penyakit infeksi pada kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium lepromatosis dan Mycobacterium leprae, keduanya merupakan bakteri gram positif. Infeksi awal dari bakteri tersebut tidak menunjukkan gejala yang berarti hingga kurun waktu 5 sampai 20 tahun. Setelah kurun waktu tersebut, gejala yang timbul dapat berupa munculnya beberapa granuloma (benjolan) pada mata, kulit, sistem pernapasan dan sistem saraf. Obat Cefaclor dapat digunakan guna mengatasi perkembangan dari bakteri penyebab penyakit tersebut.

  • Mengobati Faringitis

Faringitis merupakan peradangan yang terjadi pada bagian belakang tenggorokan, yang dikenal sebagai faring. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pharyngitis dan beberapa jenis bakteri lainnya. Selain bakteri, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh infeksi virus, jamur dan pengaruh non infeksi lainnya. Faringitis memiliki gejala – gejala seperti demam dan sakit pada tenggorokan. Untuk faringitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, pengobatannya dapat menggunakan obat Cefaclor. Oleh karena itu, penting diketahui penyebab faringitis, dengan cara berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis prosfesional lainnya.

Dosis

Penggunaan antibiotik perlu rekomendasi dan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Oleh karena itu, sebelum Anda menggunakan antibiotik ini, Anda harus berkonsultasi dengan dokter. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai dosis dari obat Cefaclor yang dilansir dari www.drugs.com.

  • Dewasa
  1. Untuk penyakit pneumonia, dosis yang digunakan sebanyak 500 mg melalui mulut (ditelan/dimakan) setiap 8 jam selama 10 hingga 21 hari.
  2. Untuk infeksi pada kulit maupun infeksi jaringan lunak, dosis yang digunakan sebanyak 250 – 500 mg melalui mulut (ditelan/dimakan) setiap 8 jam, selama 7 hingga 10 hari.
  3. Untuk faringitis maupun tonsilitis (radang amandel), dosis yang digunakan sebanyak 250 – 500 mg melalui mulut (ditelan/dimakan) setiap 8 jam, selama 10 hari.
  • Anak – anak
  1. Untuk penyakit pneumonia, dosis yang digunakan sebanyak 20 – 40 mg melalui mulut (ditelan/dimakan) dibagi setiap 8 atau 12 jam, tidak boleh melebihi 1 gram per hari.
  2. Untuk infeksi pada kulit, dosis yang digunakan sebanyak 20 – 40 mg melalui mulut (ditelan/dimakan) dibagi setiap 8 atau 12 jam, tidak boleh melebihi 1 gram per hari.
  3. Untuk faringitis maupun tonsilitis, dosis yang digunakan sebanyak 20 – 40 mg melalui mulut (ditelan/dimakan) dibagi setiap 8 atau 12 jam, tidak boleh melebihi 1 gram per hari, selama paling tidak 10 hari.

Kontraindikasi

Bagi penderita infeksi clostridium difficile (bakteri yang menginfeksi usus besar, menyebabkan diare) disarankan tidak mengonsumsi obat Cefaclor. Selain itu, bagi penderita yang alergi terhadap zat cephalosporin dan beta-lactam juga disarankan tidak mengonsumsi obat ini. Diharapkan terlebih dahulu konsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda, sebelum menggunakan obat antibiotik. Selain itu, bagi penderita kerusakan ginjal dan penyakit kejang perlu berkonsultasi dengan dokter, bila hendak menggunakan obat ini.

Efek Samping

Efek samping dari penggunaan obat Cefaclor adalah sebagai berikut:

  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Diare
  • Ruam
  • Rasa gatal pada alat kelamin
  • Rasa gatal dan terbakar pada kulit
  • Susah bernapas dan menelan
  • Sakit pada sendi

Demikian beberapa ulasan dari obat cefaclor yang bisa anda ketahui bagaimana dari fungsi obat itu, dan dosis yang bisa anda ketahui sampai serta efek sampingnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn