Carbocisteine – Obat Apa – Fungsi – Dosis – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jika sedang menderita batuk rejan yang berlarut-larut, kadang dokter memberikan resep berupa obat carbocisteine. Terkadang atau bahkan sering kali kita tidak peduli dengan obat yang kita terima. Padahal seharusnya kita cek dahulu sebelum minum obat apakah akan ada reaksi alergi atau tidak. Oleh sebab itu penting untuk mendapatkan kejelasan mengenai obat carbocisteine seperti yang dijelaskan dengan singkat di bawah ini.

Obat Apa

Obat ini merupakan jenis obat-obatan golongan agen mukolitik. Dimana obat berguna membantu penyembuhan batuk pilek maupun penyakit sistem pernafasan lainnya dengan cara mengencerkan dahak untuk dikeluarkan. Biasanya obat tersebut diresepkan juga pada penyakit paru yang kronik dan penyakit bronkitis asmatis.

Fungsi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, obat ini berfungsi mengurangi dahak dengan jalan mengencerkan penyebab dahak berdarah dan membuangnya keluar. Mekanisme bekerjanya obat yaitu dengan mengurangi produksi lendir sehingga dapat mengurangi atau mengencerkan jumlah dahak saat terjadi penyakit yang berkaitan.

Dengan carbocisteine maka dahak akan memiliki kandungan sialomucin tinggi dan fucomucin yang rendah. Sehingga mampu mengurangi jumlah dan kekentalan dahak pada paru-paru. Adapun obat ini umumnya akan terserap oleh pencernaan dan bekerja efektif setelah 2 jam kemudian. Obat akan menembus ke tempat produksi lendir dan memulai pemulihan pada area tersebut untuk meringankan gejala penyakit pernafasan.

Umumnya obat ini secara lengkap dan detail digunakan untuk penyakit pada sistem pernafasan dengan gangguan timbul dahak termasuk penyakit berikut:

Dosis

Carbocesteine tersedia di pasaran atau apotik dalam bentuk kapsul 375mg serta dalam bentuk sirup 100mg dan 250mg. Obat ini tergolong sebagai obat-obatan keras yang hanya dapat diperoleh dengan menghunakan resep dokter.

Obat ini dijual dengan merek dagang yang umum sebagai berikut:

  • Broncholit syrup 60 ml dari Nicholas Laboratories
  • Rhinatiol tablet 375 mg dari Pharos Farmasi
  • Rhinatiol sirup 250 mg dari Pharos Farmasi
  • Rhinatiol sirup 100 ml dari Pharos Farmasi

Untuk dosis penggunaan obat sebaiknya baca petunjuk dalam kemasan atau tanyakan pada dokter yang meresepkan. Namun sebagai informasi awal, bagi yang akan mengkonsumsi obat di atas sebaiknya berikan dengan dosis berikut ini.

  • Untuk tablet atau kapsul diberikan 3 kali sehari sebanyak 2 kapsul dan dilanjutkan dengan 4 kali sehari 1 kapsul.
  • Untuk sirup 250 mg atau untuk orang dewasa diberikan 4 kali sehari 15 ml dan selanjutnya 4 kali sehari 10 ml.
  • Untuk sirup 100 mg atau untuk anak-anak diberikan sebesar 2 kali sehati 5 ml pada anak usia 2-5 tahun dan sebesar 3 kali sehari 5ml pada anak usia 5-12 tahun.

Cara Penggunaan

Untuk memaksimalkan efektifitas obat pada penyakit, ketahui cara pemakaian obat yang benar. Perhatikan langkah-langkah memakai obat yang sesuai berikut ini:

  • Selalu ikuti petunjuk yang berada pada kemasan atau ikuti petunjuk dokter yang meresepkan supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian obat.
  • Sebaiknya obat diminum sesudah makan atau bersamaan sekaligus dengan makanan yang sedang dikonsumsi untuk menghindari masalah pencernaan atau rasa tidak nyaman pada saluran cerna.
  • Pada penderita ulkus peptik sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan obat ini.
  • Jangan berikan obat pada bayi di bawah usia 2 tahun karena sampai saat ini belum terbukti keamanan maupun efektifitasnya. Sebaiknya konsultasikan pada dokter jika diresepkan pada bayi.
  • Ibu hamil dan menyusui sebaiknya tidak meminum obat ini karena sifatnya sebagai obat keras serta belum ada penelotian jangka panjang untuk efek samping obat terhadap kehamilan dan menyusui.
  • Jangan minum obat menggunakan susu, teh atau kopi yang mengandung kafein. Karena reaksinya akan terhambat dan berbahaya.
  • Jangan mengkonsumsi alkohol selama meminum obat karena dapat bereaksi serta menimbulkan efek hilang kesadaran.
  • Jangan menghentikan pengobatan tanpa petunjuk dokter.
  • Jangan mengkonsumsi tembakau saat sedang meminum obatbsupaya tidak terjadi reaksi yang berbahaya dalam tubuh.
  • Perhatikan penggunaan obat pada pasien penyakit jantung supaya tidak menimbulkan gejala lanjutan berupa serangan jantung.
  • Upayakan tidak terjadi overdosis obat, apabila terjadi maka segera bawa penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih sesuai.

Cara Penyimpanan

Supaya obat terjaga dengan baik kualitasnya, perhatikan cara menyimpan obat yang benar. Usahakan untuk menyimpan obat dengan cara-cara berikut:

  • Simpan di tempat dengan suhu yang merupakan suhu ruang dimana tidak panas ataupun dingin.
  • Hindari menyimpan obat di bawah terik sinar matahari supaya obat tidak meleleh.
  • Jauhkan dari tempat yang lembab supaya tidak tumbuh jamur, misalnya jangan disimpan di kamar mandi.
  • Jangan membekukan obat di dalam freezer.
  • Hindari membuang obat sembarangan supaya tidak mengotori lingkungan sekitar.
  • Sebaiknya jangan membuang obat di toilet karena dapat bereaksi di lingkungan.
  • Jauhkan obat dari jangkauan anak ataupun jangkauan hewan peliharaan untuk menghindari resiko obat dapat tertelan.
  • Perhatikan masa berlaku obat dan jangan diminum jika sudah kadaluarsa. Sebaiknya buang saja jika lewat masa berlakunya, mengingat komposisinya sudah pasti berubah dan beracun bagi tubuh.

Efek Samping

Seperti obat lain pada umumnya, obat ini juga memiliki beberapa efek samping. Adapun efek sampingnya bisa jadi tidak terlalu berbahaya. Namun sebaiknya tetap simak efek-efek berikut ini:

  • Efek yang ringan berupa gangguan pencernaan seperti mual, muntah, nyeri lambung dan nyeri pada ulu hati. Hal ini biasanya akan mereda jika dilakukan pengurangan dosis.
  • Efek yang lebih berat namun jarang terjadi yaitu reaksi alergi seperti kulit kemerahan, bengkak pada wajah, sesak nafas serta demam. Karena itu sebaiknya tidak menggunakan obat ini pada pasien dengan riwayat hipersensitif atau alergi terhadap obat ini.
  • Jangan diberikan bersama dengan obat penekan batuk atau obat yang mengeringkan dahak pada asma bronkrial karena efeknya akan timbul reaksi berbahaya pada tubuh.
  • Dapat terjadi gejala asma seperti kesulitan bernapas atau menelan, pusing dan sakit kepala dengan efek yang paling parah yaitu terganggunya sistem pernafasan hingga paru-paru.
  • Dapat terjadi bengkak pada kelopak mata, wajah, bibir, lidah maupun tenggorokan.
  • Dapat menimbulkan rasa gatal pada kulit yang menyebar hingga di seluruh tubuh.
  • Dapat mengakibatkan perdarahan dari lambung atau usus dengan ciri berupa tinja yang berwarna gelap bahkan hitam.
  • Dapat menimbulkan gejala kejang-kejang saat tidur maupun muntah berat tidak sadarkan diri jika mengalami alergi parah.
  • Dapat menimbulkan reaksi berupa rasa haus berlebih, terlalu banyak produksi kencing ataupun bahkan tidak kencing sama sekali.

Demikian penjelasan mengenai obat carbocisteine termasuk fungsi serta efek sampingnya. Dengan memahami obat secara detail maka penggunaan obat diharapkan sesuai sasaran. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian obat serta dapat membuat obat bekerja secara efektif. Ingatlah untuk selalu mencari keterangan lebih lanjut tentang fungsi, manfaat dan pemakaian obat yang benar. Supaya pemakaian obat lebih maksimal serta tepat pada sasaran penyakit yang ingin disembuhkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn