Apa itu Aminophenazone?
Aminophenazone termasuk ke dalam kategori obat-obatan analgesik, antipiretik dan sebagai salah satu agen anti inflamasi. Aminophenazone juga termasuk kedalam kategori jenis obat-obatan NSAID atau non steroidal anti inflammatory drug. Aminophenazone memiliki banyak nama generik diantaranya adalah aminopyrine, amidofebrin, amidophenazon, amidopyrin, diamin, dimethylaminaphenazon, dimethylaminoantipyrin, dipyrin, pyramindon, aminofenazone, aminophenazonum dan amminofenazone.
Aminophenazone dijual dengan nama produk demalgon, germicind, germicid-C dan masih banyak nama lainnya yang berbeda-beda di setiap belahan dunia. Aminophenazone dalah NSAID yang bekerja sebagai pyrazolone derivative. Aminophenazone juga digunakan sebagai antipiretik dan analgesik untuk penyakit rheumatism, neuritis, pulmonary TB dan penurun demam pada umumnya.
Aminophenazone pada dasarnya adalah pyrazolone dengan substansi analgesi, antipiretik dan anti inflamatori properti, namun obat substansi ini memiliki resiko agranulocytosis. Tes nafas dengan label C-Aminophenazone telah digunakan untuk memeriksa aktivitas metabolisme pada fungsi liver. Aminophenazone juga digunakan untuk menilai jumlah cairan di dalam sistem tubuh manusia.
Namun demikian, produksi dan penggunaan Aminophenazone telah dilarang di beberapa negara seperti Perancis, Thailand dan India, salah satu penyebabnya adalah karena kemampuannya dalam menyebabkan leukopenia. Leukopenia juga disebut dengan agranulocytosis atau granulopenia. Leukopenia menyebabkan penurunan sel darah putih (leukosit) secara drastis, yang menyebabkan meningkatnya resiko tubuh terkena infeksi serius.
Aminophenazone bekerja di dalam metabolisme dengan bantuan demethylation dan acetylation. Beberapa metabolisme Aminophenazone adalah 4-aminoantipyrine, metilaminoantipirin, rubazonovaya dan metilrubazonovaya acid. Beberapa jenis asam tersebut memiliki warna kemarahan. Oleh karena itu, pasien yang sedang mendapatkan terapi Aminophenazone akan memiliki urine berwarna merah ke coklatan karena adanya asam yang telah disebutkan di atas.
Kontraindikasi dan Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan Obat Aminophenazone
Kondisi kontraindikasi adalah kondisi dimana pasien memiliki resiko dan komplikasi lebih tinggi pada pemakaian obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memberikan informasi secara lengkap pada dokter mengenai riwayat kesehatan anda dan segala obat yang sedang anda konsumsi, obat yang anda dapatkan dengan atau tanpa resep dokter, termasuk di dalamnya adalah obat-obatan herbal, suplemen dan vitamin. Beberapa kondisi yang memiliki potensi terjadi kontraindikasi dan riwayat medis yang harus diinformasikan pada dokter adalah sebagai berikut :
- Porphyria – kondisi medis dimana adanya kelainan pada proses pembentukan salah satu jenis hemoglobin yang disebut heme secara tidak sempurna. Heme bertugas untuk mengikat oksigen dan mengalirkan ke seluruh tubuh.
- Potensi Karsinogen – Apabila anda memiliki zat-zat yang berpotensi mencetuskan tumbuhkan sel-sel kanker, terutama pada organ paru-paru.
- Perokok
- Hipersensitif atau alergi terhadap NSAID (pyrazolone derivatives)
- Apabila alergi terhadap substansi barbiturat
- Apabila jumlah sel darah putih menurun
- Apabila anda memiliki masalah dalam sistem metabolisme seperti porphyrin metabolism
- Apabila anda sedang diare
- Apabila anda memiliki gangguan pada kelenjar adrenal
- Konsultasikan pada dokter apabila anda sedang hamil, sedang dalam program kehamilan dan sedang menyusui
- Keamanan dan efektivitas obat ini pada lansia harus dikonsultasikan lebih lanjut pada dokter yang bersangkutan
- Keamanan dan efektivitas obat ini pada anak-anak harus dikonsultasikan lebih lanjut pada dokter yang bersangkutan
Prosedur Minum Aminophenazone
Pemberian Aminophenazone dilakukan secara oral dan hasil jumlah konsentrasi obat di dalam nafas dinilai setelah dua jam kemudian. Jumlah obat di dalam nafas dapat membantu menentukan apakah pasien yang bersangkutan menderita penyakit liver atau adanya gangguan pada fungsi liver.
Ciri-Ciri Obat Aminophenazone
Dengan adanya berbagai jenis obat di dunia ini, maka kemasan yang mereka miliki juga memiliki ciri-ciri yang berbeda pula. Pada Aminophenazone, khususnya dengan nama produk Demalgon, obat akan berbentuk tablet berbentuk lingkaran berwarna putih bersih. Kemasan Demalgon berwarna coklat muda dengan tulisan berwarna biru atau kuning atau hitam, tergantung dari produksi negara masing-masing.
Ukuran Dosis Obat Aminophenazone
Aminophenazone diberikan oleh dokter atau tenaga medis profesional lain dengan dosis yang berbeda-beda. Perbedaan dosis yang diberikan oleh dokter dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan dosis adalah usia, jenis kelamin, riwayat medis, berat badan dan tinggi badan. Konsultasikan lebih lanjut pada dokter mengenai dosis yang tepat untuk kondisi anda agar mendapatkan penanganan medis secara optimal.
Apa yang terjadi jika overdosis obat Aminophenazone?
Segera hubungi dokter apabila anda merasa overdosis dikarenakan oleh penggunaan Aminophenazone. Bawalah segala obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk obat-obatan herbal, suplemen dan vitamin untuk mempermudah dan membantu dokter dalam penanganan overdosis Aminophenazone.
Dalam literatur Jerman, hanya ada 50 kasus jumlah keracunan dalam kurun waktu 62 tahun terakhir dan 80 – 90% dari kasus tersebut disebabkan oleh Aminophenazone. Pada akhirnya Aminophenazone ditarik dari pasar Jerman barat pada tahun 1978 dan diganti dengan propyphenazone. Hingga saat ini, tidak ada laporan keracunan dan overdosis yang berkaitan dengan propyphenazone.
Bagaimana cara penyimpanan obat Aminophenazone?
- Umumnya, obat-obatan berbentuk kapsul tidak boleh disimpan di dalam ruangan lembab seperti kamar mandi dan harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
- Jauhkan tempat penyimpanan obat yang berisi Aminophenazone dari paparan langsung sinar matahari dan idealnya harus disimpan dalam suhu ruangan.
- Konsultasikan pada dokter atau tenaga farmasi anda mengenai bagaimana cara penyimpanan obat ini secara tepat dan aman.
- Mintalah petunjuk apoteker atau tenaga medis anda mengenai bagaimana cara pembuangan obat yang sudah tidak terpakai atau mencapai tanggal kadaluarsa secara tepat.
- Jangan buang obat apapun di dalam toilet atau membuang di tempat sampah seperti limbah lainnya.
- Sebaiknya bawalah Aminophenazone yang sudah tidak terpakai pada apotik terdekat untuk dibantu dengan proses pembuangan yang tepat.
Efek Samping Obat Aminophenazone
Tindakan dan obat-obatan yang diberikan dokter telah diniilai manfaat dan dampak negatifnya pada tubuh kita. Meskipun demikian, tubuh kita pasti memiliki potensi untuk terjadi efek samping yang dengan berbagai jenis gejala dan tingkatan. Efek samping yang dirasakan setiap pasien akan berbeda-beda. Segera hubungi dokter apabila anda merasakan gejala di bawah ini :
- Beberapa reaksi alergi seperti bengkak pada daerah wajah seperti bibir, mulut, kesulitan bernafas dan kesulitan menelan
- Pingsan
- Muntah dan mual
- Infeksi pada mulut, hidung dan garatureg, the rectum dan pada area kelamin
- Demam tinggi
- Menggigil
- Sensitivitas pdaa gejala individu apabila terjadi penurunan jumlah sel darah putih
- Merasa tidak bisa konsentrasi
- Sulit fokus
- Rasa kantuk
- Sakit kepala
- Kepala terasa ringan
- Sulit berjalan dengan seimbang
- Kepala terasa berputar
- Suhu tubuh menurun
- Rasa lelah yang berlebihan
- Tidak Nafsu Makan
- Kulit ruam
- Merasa mudah marah
- Bell’s Palsy – kondisi dimana pasien mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi otot di wajah. Kondisi ini lebih umum dialami pada wanita hamil, penderita diabetes dan HIV.
- Berkeringan berlebihan
- Dilated pupil – pupil yang membesar, bagian hitam di tengah mata
- Perubahan suhu tubuh secara ekstrem
- Dysuria – kondisi dimana pasien merasakan nyeri atau terbakar pada saat buang air kecil. Rasa nyeri dan terbakar ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, rasa sakit yang dirasakan berada di sekitar kandung kemih dan sekitar alat kelamin.
- Dyspnea – kondisi pasien merasakan sesak nafas, nafas pendek dan pasien merasa membutuhkan energi dan upaya hanya untuk bernafas. Hal ini termasuk tidak normal karena normalnya manusia dapat bernafas tanpa memerlukan perintah khusus dari otak, namun demikian dispnea bersifat subjektif dan tidak dapat diukur.
- Gangguan jiwa mental berupa rasa cemas atau anxiety
- Tenesmus – kondisi adanya masalah dalam usus besar, dimana pasien akan merasakan selalu ingin mengosongkan usus dan perasaan buang air besar yang tidak tuntas beserta rasa sakit, kram dan tegang.
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat
- Demam secara intermitent
- Fatty liver
- Degenerasi otot jantung
- Hipotensi (tekanan darah rendah)
- Detak jantung meningkat
- Rasa nyeri pada abdomen disertai mual dan muntah
- Serangan akut dari porphyria – kondisi medis dimana adanya kelainan pada proses pembentukan salah satu jenis hemoglobin yang disebut heme secara tidak sempurna. Heme bertugas untuk mengikat oksigen dan mengalirkan ke seluruh tubuh.
Gejala lain yang telah dilaporkan karena konsumsi Aminophenazone secara oral termasuk diantaranya adalah hemolytic anemia, porphyria, bone marrow depression, acute transient myopia dan pendarahan gastrointestinal yang parah. Kematian dikarenakan gagalnya sirkulasi darah, cardiovascular collapse juga termasuk ke dalam salah satu efek samping serius dari penanganan medis menggunakan Aminophenazone. Beberapa gejala kronis lain yang telah tercatat adalah sebagai berikut :
- Anorexia
- Edema – bengkak atau sembab pada beberapa bagian jaringan lunak kulit seperti pada tangan, pergelangan kaki, kelopak mata dan bagian tubuh lainnya
- Oliguria – penurunan kuantitas urin dan salah satu gejala penyakit gagal ginjal dan masalah urologi lainurtikaria
- Urticaria – reaksi alergi seperti gatal-gatal, biduran, ruam merah pada kulit
- Aplastic anemia – kondisi dimana sumsum tulang belakang berhenti memproduksi sel darah baru yang dibutuhkan oleh tubuh
- Sore throat – rasa tidak nyaman atau nyeri pada tenggorokan yang biasa terjadi dikarenakan adanya bakteri dan infeksi virus
- Demam
- Pharyngeal membrane
- Jaundice enlargement liver – kondisi perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi warna kuning akibatnya liver yang membesar
- Exfoliative dermatitis – kondisi tubuh mengalami radang hebat akibat inflamasi pada permukaan kulit yang menyebabkan kemerahan dan pembetukan sisik yang berat
- Erosi gastrik atau erosi duodenal dengan pendarahan
- Adrenal necrosis
- Thrombocytopenic purpura – penyakit kelainan autoimun yang berkaitan dengan gangguan fungsi trombosit
- Leukimia akut
Agranulocytosis sering terjadi pada pasien yang mendapatkan penanganan medis menggunakan obat Aminophenazone. Proses masuknya Aminophenazone secara oral dapat menyebabkan stimulasi central nervous system, kerusakan ginjal dan koma. Administrasi Aminophenazone dalam tubuh juga beresiko menyebabkan gangguan jiwa atau mental, methemoglobinemia, mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, darah berwarna coklat, kepala terasa ringan, nyeri epigastric, kemampuan pendengaran menurun, thready pulse dan kerusakan liver.