Minuman soda menjadi minuman menyegarkan yang paling diminati di luar negeri dan umumnya kerap disantap bersama dengan junk food. Di Indonesia, minuman karbonasi termasuk masih kurang peminatnya apalagi karena soda tak mampu menggantikan air putih dalam menghilangkan rasa haus. Pepsi pun sebagai salah satu perusahaan yang memroduksi minuman soda paling besar di dunia resmi keluar dari Indonesia.
Kerjasama antara PepsiCo dengan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) terbukti hendak berakhir 10 Oktober 2019 mendatang. Alasan utama yang diutarakan oleh Yuswohady sebagai pakar pemasaran adalah bahwa tren konsumsi minuman karbonasi sendiri telah turun cukup drastis semenjak satu dekade ke belakang sehingga keputusan Pepsi keluar dari Indonesia tampaknya tak lagi mengejutkan.
Walau menyegarkan, minuman karbonasi atau soda meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang cukup signifikan apalagi bila terlalu sering mengonsumsinya. Inilah beberapa bahaya minuman karbonasi yang kita perlu tahu dan kenali.
- Tulang Keropos
Menurut hasil penelitian pengukuran kepadatan tulang pada orang-orang yang memiliki asupan minuman karbonasi cukup berlebih, terbukti kalau kepadatan mineral tulangnya turun cukup banyak entah itu pada wanita maupun pria. Penyerapan kalsium ke dalam tulang otomatis mengalami hambatan karena asam fosfat dari soda lho.
- Risiko Kanker
Minuman berkarbonasi pun rupanya berhubungan erat dengan potensi kanker menurut hasil studi yang melibatkan 60 ribu orang yang mengonsumsi soda 2 porsi atau lebih setiap minggunya. Pada orang-orang ini, risiko mengembangkan kanker pankreas bisa sampai 87 persen daripada yang bukan pengonsumsi soda.
- Kerusakan Gigi
Kadar gula dan asam tinggi dalam minuman berkarbonasi diyakini mampu memicu kerusakan gigi apalagi gulanya berisiko memperbesar potensi gigi berlubang dan kadar asamnya akan memicu erosi gigi. Jika tak ingin gigi cepat rapuh, maka minuman soda tidak seharusnya diminum terlalu sering dan banyak.
- Obesitas
Minum soda yang bergula tinggi tentu saja mampu menaikkan risiko obesitas. Hal ini pun telah dibuktikan oleh sebuah studi terbitan lebih dari 40 tahun bahwa soda adalah jenis minuman yang meningkatkan risiko obesitas khususnya di Amerika Serikat sehingga menjadikan minuman karbonasi sebagai salah satu minuman paling buruk.
Mengonsumsi rutin sekaleng soda mampu meningkatkan potensi terkena diabetes tipe 2 mengutip dari situs kesehatan Health Line. Bagaimana tidak, sekaleng minuman bersoda menawarkan 150 kalori gula per hari dan inilah yang kemudian membuat insulin lebih banyak diproduksi oleh pankreas dan kadar insulin pun naik. Resistansi insulin pun terjadi dan mampu memicu diabetes tipe 2 hingga jenis-jenis penyakit jantung.
- Penuaan Dini
Minum soda setiap hari apalagi berlebihan juga menjadi satu bahaya karena mampu meningkatkan proses penuaan. Penuaan dini dapat terjadi karena kebiasaan minum soda yang berkandungan fosfat tinggi. Hal ini pun kerap disertai dengan gangguan kesehatan mulai dari klasifikasi kardiovaskular hingga penyakit ginjal kronis.
- Gangguan pada Otak
Minuman bersoda mengandung pemanis buatan semacam aspartame yang di dalamnya lagi ada bahan bernama fenilanin yang bisa memicu otak terganggu dan rusak. Hal ini pun kemudian menjadikan tubuh kejang dan bahkan menimbulkan risiko kesehatan lainnya seperti gangguan genetik fenilketonuria apabila konsumsi soda secara tak terkendali.
Mungkin dengan hengkangnya Pepsi dari Indonesia membuat beberapa penggemarnya cukup kecewa ya. Namun, keberadaan minuman bersoda sendiri bisa membahayakan kesehatan apalagi kalau konsumsinya terlalu sering dan kurang dibatasi. Bahaya minuman karbonasi perlu kita kenali sebelum terbiasa mengonsumsinya berlebihan apalagi setiap hari.