Eradix – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Eradix termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.

Komposisi

  • Eradix merupakan obat berbentuk sediaan injeksi yang mengandung meropenem sebagai senyawa aktifnya

Indikasi

Eradix diindikasikan untuk pengobatan :

  1. infeksi kulit karena bakteri yang disertai dengan komplikasi
  2. infeksi intraabdominal yang disertai dengan komplikasi

Mekanisme Kerja Obat

Setiap harinya tubuh kita menghadapi serangan berjuta-juta bakteri yang berusaha untuk masuk ke dalam tubuh kita. Namun, tubuh kita telah dianugerahi berbagai sistem pertahanan tubuh, mulai dari lapisan kulit yang berfungsi sebagai pertahanan lini pertama terhadap mikroba sampai sel-sel imun yang siap sedia membasmi mikroba yang berhasil melewati pertahanan lini pertama.

Namun, ada kalanya bakteri masih bisa menembus sistem pertahanan tubuh dan menimbulkan infeksi di dalam tubuh. Dalam keadaan seperti ini, dibutuhkan bantuan obat berupa antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri tersebut. Untuk mengatasi infeksi bakteri, bisa digunakan antibiotik dengan jenis yang disesuaikan dengan bakteri penginfeksi.

Meropenem merupakan salah satu antibiotik yang bekerja dengan cara mencegah bakteri membuat/memproduksi dinding sel. Dinding sel bagi bakteri sangat penting dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga tanpa adanya dinding sek, bakteri menjadi lemah dan lama kelamaan akan mati. Selain itu, dengan melemahnya bakteri tersebut, sistem imun tubuh kita juga akan menjadi lebih mudah mengalahkan bakter-bakteri tersebut.

Dosis dan Cara Penggunaan

  • Dosis Eradix untuk infeksi kulit: 500 mg yang disuntikkan secara intravena (disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena) setiap 8 jam
  • Dosis Eradix untuk infeksi intraabdominal: 1 g yang disuntikkan secara intravena setiap 8 jam
  • Pemberian Eradix kepada pasien hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten, misalnya dokter atau perawat

Kontraindikasi

Pasien dengan kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Eradix:

  • Hipersensitif (alergi) terhadap meropenem

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

  • Meropenem termasuk ke dalam kategori B, yaitu obat yang cukup aman untuk digunakan oleh ibu hamil tanpa berisiko menimbulkan efek samping fatal pada janin
  • Belum diketahui apakah meropenem diekskresikan (dikeluarkan) oleh tubuh melalui ASI, beritahukanlah kepada dokter jika Anda mendapat resep Eradix atau obat lainnya yang mengandung meropenem saat masih dalam masa menyusui

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan Eradix:

  1. Konstipasi (sembelit)
  2. Diare
  3. Mual
  4. Muntah
  5. Ruam pada kulit
  6. Sakit kepala
  7. Rasa tidak nyaman pada tempat penyuntikan
  8. Pruritus

Tidak semua pasien akan mengalami efek samping di atas setelah menggunakan Eradix. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Eradix, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau apoteker agar bisa segera ditindaklanjuti.

Interaksi Obat

Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Eradix:

  • Meropenem dapat menurunkan efektivitas vaksin berikut jika digunakan secara bersamaan: vaksin BCG (vaksin untuk TBC), vaksin kolera dan vaksin tifoid
  • Meropenem dapat menurunkan efek obat-obat berikut jika digunakan secara bersamaan: asam valproat
  • Meropenem dapat menurunkan efek beberapa kontrasepsi oral (bazedoxifene, estrogen terkonjugasi, estradiol valerat, estradiol, estropipate, mestranol), konsultasikanlah dengan dokter mengenai perlu tidaknya menggunakan kontrasepsi tambahan selama Anda menggunakan Eradix
  • Probenesid dapat meningkatkan efek meropenem jika digunakan secara bersamaan

Selalu konsultasikan mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan kepada dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan obat tersebut bersamaan dengan Eradix tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan bagi Anda.

jika ternyata obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Eradix, dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan pemberian jeda waktu antara pemberian Eradix dengan pemberian obat lainnya atau mengganti salah satu obat dengan obat lain sebagai alternatif.

Perhatian

  1. Jangan memulai atau mengulangi pengobatan dengan menggunakan Eradix tanpa menggunakan resep dokter
  2. Eradix diberikan kepada pasien dengan cara disuntikkan secara intravena (ke dalam pembuluh darah vena), pemberiannya harus dilakukan dengan cara yang benar dan di tempat yang tepat untuk menghasilkan efek yang diinginkan dan menghindari terjadinya komplikasi, oleh karena itu pemberian Eradix hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten seperti dokter atau perawat
  3. Jika Anda merasakan rasa sakit / tidak nyaman pada kulit di tempat penyuntikan Eradix, Anda bisa meredakannya dengan mengompres bagian yang sakit tersebut
  4. Eradix merupakan antibiotik, dengan demikian obat ini hanya bisa digunakan untuk mnegatasi infeksi bakteri dan tidak bisa digunakan untuk mengatasi infeksi virus atau jamur
  5. Beberapa pasien yang memiliki gangguan ginjal dilaporkan mengalami trombositopenia (jumlah trombosit di dalam darah kurang dari nilai normal) setelah diberikan meropenem
  6. Kejang-kejang dilaporkan terjadi setelah pemberian meropenem pada pasien yang sebelumnya sudah memiliki gangguan pada sistem saraf pusat atau memang pernah mengalami kejang-kejang
  7. Eradix tersedia dalam bentuk serbuk di dalam vial, tenaga medis akan melarutkan serbuk ini dengan pelarut yang sesuai sebelum memberikannya kepada pasien
  8. Eradix (yang masih belum dilarutkan) sebaiknya disimpan pada suhu ruangan di tempat kering, sejuk, terlindung dari sinar matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
fbWhatsappTwitterLinkedIn