Elonva adalah obat injeksi untuk stimulasi pengontrol ovarium yang digunakan untuk pengembangan folikel pada wanita yang mengikuti program reproduksi bantuan. Program ini memanfaatkan Teknologi DNA Rekombinan, yaitu teknologi yang menggunakan DNA buatan yang dibentuk dari dua benang yang berbeda. Suntikan ini hanya bisa didapat melalui resep dokter dan disuntikkan oleh dokter yang ahli dalam bidang kesuburan reproduksi wanita. Kondisi pasien yang disuntik tergantung pada usia dan berat badan. Selain itu terdapat faktor penyebab ketidaksuburan wanita yang akan dipertimbangkan dalam penyuntikan, seperti:
- Wanita yang berusia diatas 40 tahun yang telah melewati masa subur,
- Penggunaan tobacco atau tembakau,
- Penggunaan alkohol, dan
- Penyakit yang diderita.
Komposisi
Cairan yang terdapat pada Elonva adalah Corifollitropin alfa. Zat aktif ini seperti hormon alami yang ada didalam tubuh yang disebut dengan follicle stimulating hormon (FSH). Karena mengandung bahan corifollitropin alfa, obat ini termasuk ke dalam golongan Gonadotropik, dimana golongan ini berperan dalam fertilitas dan reproduksi manusia.
Fungsi
Bagi wanita yang mengalami gangguan pada kehamilan dan tidak dapat hamil, jalan alternatif yang bisa digunakan yaitu dengan suntikan obat ini. Injeksi atau suntikan ini juga bisa digunakan pada wanita yang menjalani perawatan fertilitas. Sehingga obat ini berfungsi dalam:
- Merangsang perkembangan multiple ovarium,
- Mencegah pelepasan telur terlalu dini,
- Mengontrol kesuburan,
- Memperbaiki penyakit infertilitas wanita.
Dengan manfaat yang dimiliki oleh obat ini, program reproduksi buatan dapat dilaksanakan. Pada awalnya obat yang telah diinjeksikan ini akan merangsang ovarium selama tujuh hari. Setelah terbentuk tiga telur yang hampir matang, diberikan suntikan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) agar dapat melepas telur. Lalu telur dikumpulkan dengan prosedur medis yaitu pembedahan. Kemudian masuk pada tahapan pembuahan yang dilakukan diluar tubuh, yaitu di laboratorium. Telur yang telah dibuahi tersebut akan menghasilkan embrio yang kemudian akan ditanam pada rahim.
Dosis
- Penggunaan Elonva berada dibawah pengawasan dokter yang telah profesional mengenai masalah fertilitas. Obat ini disuntikkan satu kali pada bagian subkutan. Subkutan merupakan lapisan lemak dibawah kulit yang terletak antara lapisan luar kulit (epidermis) dan lapisan basal (dermis).
- Ada dua dosis yang bisa dipakai, yaitu 100 mikrogram dan 150 mikrogram, dosis tersebut diberikan sesuai dengan berat badan pasien. Untuk berat diatas 60 kg gunakan dosis 150 mikrogram, dan untuk berat badan dibawah 60 kg gunakan dosis 100 mikrogram.
- Obat ini digunakan bersamaan dengan pengobatan Gonadotrophin-releasing Hormon (GnRH). Satu dosis obat dapat merangsang produksi telur selama tujuh hari.
Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh digunakan pada pasien yang menderita penyakit atau pengobatan medis, seperti:
- Tumor Ovarium,
- Tumor Payudara,
- Tumor Rahim,
- Hipofisektomi,
- Gangguan Hipotalamus,
- Wanita dengan pendarahan yang tidak normal,
- Wanita dengan ovarium yang membesar,
- Wanita yang memiliki sindrom OHSS (Ovarium Hyperstimulated Syndrom).
Efek Samping
Penggunaan suntikan ini memiliki efek samping berupa:
- Gejala OHSS,
- Sakit kepala,
- Mual,
- Perut bengkak,
- Diare,
- Kelelahan,
- Nyeri pada pinggul, dan
- Kelembutan pada payudara.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan
Sebelum mengikuti program penyuntikan reproduksi ini, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan cairan Elonva, yaitu:
- Elonva diberikan setelah adanya perencanaan pengobatan oleh pasien, pasangan pasien dan dokter ahli.
- Bacalah informasi keamanan dan keselamatan yang terdapat pada kemasan Elonva.
- Injeksi yang dilakukan oleh pasangan pasien diperlukan dalam proses pembuahan.
- Periksa secara rutin untuk mengetahui perkembangan kondisi tubuh.
- Injeksi ini dapat dilakukan bagi wanita yang tidak bisa hamil maupun wanita yang sudah pernah hamil namun tidak bisa hamil lagi.
- Jangan gunakan suntikan ini ketika sedang hamil.