Diralox merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengobati diare spesifik dan gastroenteritis. Gastroenteritis atau disebut juga flu perut merupakan infeksi yang terjadi pada organ lambung dan usus yang diakibatkan virus atau bakteri tertentu. Apabila seseorang menderita penyakit ini, maka pasien dapat menderita mual, muntah, diare, gejala kram perut, atau demam. Ada beberapa penyebab pasien menderita penyakit tersebut antara lain Salmonella, Shigella, Staphylococcus aureus, Streptococcus faecalis, Escherichia coli, Entamoeba histolytica, Giardia intestinalis.
Diralox merupakan obat yang dikemas dengan botol sirup yang diproduksi oleh PT Ifars. Obat ini memiliki kandungan Furazolidone yang baik untuk gastroenteritis. Obat ini termasuk dalam kategori obat keras. Pengguna obat Diralox dapat memperoleh obat ini dengan menyerahkan surat resep dari dokter ke apotek terdekat.
Komposisi Diralox
Diralox terdiri dari bahan bernama Furazolidone. Furazolidone adalah obat yang sering digunakan guna membasmi infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan protozoa. Cara kerja obat ini adalah dengan memunuh perkembangan bakteri dan protozoa yang merupakan parasit. Selain itu, Furazolidone juga bisa digunakan untuk pengobatan diare atau radang usus yang disebabkan oleh bakteri sehingga bisa bermanfaat dalam mengobati diare, demam tipus, kolera dan salmonella infeksi.
Dosis Penggunaan Diralox
Dosis penggunaan Diralox yang tepat bisa didapatkan dengan berkonsultasi dengan dokter. Dosis penggunaan yang tepat untuk Diralox sebagai berikut:
- Dewasa dan anak lebih dari 12 tahun sebanyak 5-10 ml. Berikan selama 4 kali dalam sehari
- Anak lebih dari 5 tahun sebesar 2.5-5 ml. Berikan sebanyak 4 kali dalam sehari
- Anak berusia 1-5 tahun sebesar 2.5 ml. Berikan sebanyak 4 kali dalam sehari. Lama penggunaan obat tidak boleh lebih dari 7 hari.
- Obat dapat diberikan bersamaan saat makan
Efek Samping Diralox
Reaksi atau efek samping adalah pengaruh yang yang timbul setelah seseorang menerima pengobatan pada obat atau vitamin tertentu. Efek samping yang akan dirasakan setelah menggunakan Diralox, antara lain:
- Demam
- Urtikaria
- Pruritus
- Hipotensi
- Artralgia
- Ruam vesikel
- Eritema multiformis
- Infliltrasi pada paru
- Eosinofilia pulmonal
- Mual dan muntah
- Kolitis, enteritis karena kuman Staph
- Pusing dan mengantuk,
- Sakit kepala, rasa panas dan kemerahan pada wajah
- Dispnea
- Nyeri dada
- Hemolisis akut pada pasien dengan defisiensi G6PD
- Polineuritis
- Gangguan fungsi hati dan ginjal
- Hipoglikemia
- Agranulositosis
- Gangguan pendengaran parsial.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua pasien akan merasakan contoh reaksi samping yang tertera dalam artikel. Selalu konsultasikan kondisi penderita kepada dokter yang ahli pada bidang tersebut.
Kontraindikasi Diralox
Kontraindikasi adalah suatu keadaan yang digunakan dalam dunia medis agar tidak menggunakan obat atau tindakan medis tertentu. Apabila tindakan tersebut dilakukan, makan akan berdampak buruk bagi pasien tersebut. Diralox tidak disarankan bagi pasien yang memiliki:
- Pasien yang memiliki riwayat reaksi alergi terhadap kandungan obat, yaitu Furazolidone.
- Pasien yang masih bayi berusia kurang dari 3 bulan.
Hal yang perlu diperhatikan
Hal yang perlu diperhatikan selama pengguanaan obat Diralox, antara lain:
- Diralox dapat menyebabkan anemia hemolitik pada pasien dengan defisiensi G6PD.
- Diralox dapat menyebabkan krisis hipertensi pada penggunaan dosis besar atau jangka lama lebih dari tujuh hari.
- Hindari penggunaan Diralox bersama dengan MAOI (antidepresan).
- Diralox dapat menyebabkan urin berwarna coklat.
- Perhatikan penggunaan Diralox pada wanita yang sedang hamil, laktasi.
- Hindari penggunaan Diralox bersamaan dengan makanan dan minuman yang mengandung tiramin atau triptofan. Contohnya alkohol, bir, keju, dan yogurt.
- Perhatikan tanggal kadarluasa dan simpan di tempat yang kering.
- Hentikan penggunaan apabila terjadi reaksi samping atau keadaan pasien semakin memburuk.