Normal Tidak Sih Keputihan Usai Lakukan Hubungan Intim?

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Keputihan pada dasarnya merupakan kondisi kesehatan wanita yang wajar karena justru dengan keluarnya cairan bening ini, area kewanitaan jadi terjaga bersih senantiasa dan lembab secara alami. Bahkan dengan adanya keputihan, justru miss V terlindung dari infeksi sekaligus kotoran. Namun ketika setelah berhubungan intim dengan pasangan mengalami keputihan, apakah ini normal?

Usai lakukan hubungan intim lalu keputihan itu adalah hal wajar karena memang keputihan dapat terjadi kapan pun pada wanita, tak terkecuali sehabis berhubungan seksual. Cairan keputihan pun berpotensi besar adalah sisa cairan miss V yang tadinya berperan sebagai pelumas saat bercinta. Yang dianggap normal adalah keputihan yang terjadi segera tepat seusai bercinta sampai sehari sesudahnya.

Keputihan dengan ciri seperti inilah yang dianggap tak berbahaya serta wajar:

  • Tak berbau
  • Cairannya bertekstur kental
  • Teksturnya lengket
  • Warnanya bening atau putih
  • Kalaupun timbul aroma, tidak akan terlalu tajam

Kadar cairan yang keluar saat keputihan tergantung dari kondisi tubuh dan biasanya keputihan yang lebih banyak terjadi pada waktu penggunaan alat kontrasepsi, masa ovulasi, aktif secara seksual, serta pada masa kehamilan. Jadi kalau ciri-ciri keputihan usai berhubungan intim adalah seperti itu, para wanita bisa tenang ya; tapi juga tetap waspadai akibat keputihan berlebihan pada wanita yang sampai berkepanjangan.

Namun bila usai berhubungan badan lalu keputihan di luar ciri-ciri yang telah diuraikan tersebut, itulah kondisi keputihan yang patut diwaspadai. Keputihan yang tak wajar merupakan suatu tanda bahwa kesehatan alat reproduksi seorang wanita sedang mengalami masalah. Bagaimana tanda keputihan yang tak wajar itu?

  • Warna merah muda – Ketika warnanya merah muda maka biasanya ada sedikit darah yang tercampur pada cairan keputihan tersebut. Jika seperti ini, ada kemungkinan ini adalah tanda awal kehamilan atau bahkan tanda adanya robekan kecil pada leher rahim maupun miss V.
  • Warna kekuningan atau kehijauan – Bila warnanya kuning tapi juga agak hijau, hati-hati sebab ini bisa jadi adalah tanda adanya infeksi bakteri. Bahkan ketika tekstur cairan keputihan disertai bau busuk menyengat, menggumpal dan bahkan bertekstur kental, ini bisa jadi tanda penyakit menular seksual atau PMS.
  • Warna kekunginan atau putih pekat – Keputihan yang seperti ini ditambah dengan tanda lainnya seperti tekstur cairan kental, gatal pada area miss V, serta bau tajam yang tak sedap, infeksi bisa jadi adalah penyebab utamanya, seperti infeksi jamur.
  • Warna abu-abu – Jika warna cairan keabuan, ditambah juga dengan keluhan gatal di area miss V, kemerahan pada bagian bukaan miss V, hingga bau yang tak sedap dan tajam, hati-hati akan adanya infeksi bakteri pada miss V.
  • Warna merah – Kalau warna cairan keputihannya adalah merah, ini adalah tanda perdarahan. Meski ada kemungkinan perdarahan ini tak serius, segera konsultasikan ke dokter apabila hal ini beberapa kali terjadi usai berhubungan intim dengan pasangan sebab bisa jadi ini adalah gejala kanker endometrium awal.

Jika keputihan terjadi selama beberapa hari dan bahkan terus berlanjut dari waktu terakhir berhubungan intim, cobalah periksakan segera ke dokter karena hal ini bisa saja tanda faktor penyebab lainnya. Berbagai cara menjaga kesehatan alat reproduksi  wanita pun perlu diketahui, mulai dari menjaga kebersihan miss V, selalu mengenakan celana dalam yang nyaman dan berbahan katun, menghindari penggunaan bahan kimia tertentu langsung ke miss V, serta cebok dengan arah depan ke belakang setiap usai BAB atau buang air kecil.

fbWhatsappTwitterLinkedIn