13 Penyebab Ginjal Kotor dan Cepat Rusak

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ginjal merupakan organ tubuh yang vital karena sebagai ibaratnya, ginjal itu adalah sebuah mesin yang perlu terus bekerja untuk mendukung secara keseluruhan performa tubuh. Ketika mesin ini tak dijaga dengan baik kualitasnya dan kebersihannya, mesin bisa kehilangan fungsi karena terlalu kotor. Ginjal manusia pun demikian, dapat menjadi kotor dan fungsinya sebagai pembersih atau penyaring darah akan menurun.

Penyakit ginjal dapat mengancam sewaktu-waktu ketika kita tak tahu bagaimana harus menjaga kesehatan dan fungsinya. Yang dimaksud dengan ginjal kotor di sini juga bisa memicu bakteri untuk menginfeksi ginjal sehingga akhirnya terjadilah infeksi ginjal. Bakteri tersebut biasanya adalah E. Coli yang hidup di dalam usus.

Lalu, bagaimanakah kita mengetahui ginjal sedang dalam keadaan bersih atau kotor? Tentunya kita perlu mengenal satu per satu apa saja penyebab ginjal kotor sebelum kemudian kita bisa mengetahui kondisi ginjal kita selama ini. Banyak penderita gejala awal penyakit ginjal yang sebetulnya tak menyadari bahwa ginjalnya sudah dalam keadaan kotor.

Apa yang sering masuk ke dalam tubuh kita alias apa yang dikonsumsi setiap hari, itulah yang memengaruhi kebersihan serta kesehatan ginjal. Tak hanya usus dan lambung, ginjal juga banyak dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi. Tiliklah faktor apa saja yang berkemungkinan menjadikan ginjal kotor dan membuat fungsinya menurun.

(Baca juga: tanda-tanda penyakit ginjal)

1. Obat-obatan

Sudah pasti obat-obatan adalah yang paling memengaruhi kesehatan serta kebersihan organ ginjal. Itulah mengapa, sebaiknya Anda tidak sembarangan dalam meminum obat, ada sejumlah jenis obat yang punya risiko tinggi untuk menyebabkan penyakit ginjal. Tak semua jenis obat memang berbahaya untuk ginjal, dan itu artinya Anda perlu tahu apa saja jenis obat yang mampu mengganggu kinerja ginjal.

  • AINS atau Anti-Inflamasi Non-Steroid

Kebanyakan orang pasti cukup sering mengonsumsi jenis obat ini karena jenis obat ini meliputi aspirin dan ibuprofen. Biasanya, obat ini juga disebut dengan NSAID atau Non Steroidal Anti-Inflammation Drugs. Fungsi utama jenis obat ini sangat baik, yaitu mengatasi peradangan sehingga memang lebih kerap digunakan.

Kandungan antipiretik di dalamnya juga merupakan keuntungan bagi yang ingin menormalkan suhu tubuh. Untuk gejala-gejala seperti rasa nyeri dan sakit pada organ tubuh, fungsi analgesik pun ditawarkan oleh jenis obat ini. Adanya penyebutan non-steroid itu hanyalah untuk membedakan dengan jenis obat anti-inflamasi lainnya yang memiliki sifat steroid.

Mual serta tukak lambung merupakan efek samping yang paling lazim timbul dan dapat muncul dikarenakan proses penghambatan prostalgladin. Tak hanya itu, gangguan pada kesehatan ginjal pun bisa tak terelakkan dikarenakan adanya efek oksidasi secara berlebihan. Bila terjadi endapan di dalam ginjal, otomatis fungsi ginjal akan cepat menurun.

(Baca juga: gejala awal penyakit ginjal)

  • Aminoglikosid

Sebelum Anda mengonsumsi obat antibiotik, ada baiknya untuk mengetahui jenis-jenis antibiotik dan manfaatnya berikut juga efek sampingnya. Aminoglikosid ini adalah salah satu jenis obat antibiotik yang sangat efektif untuk membasmi bakteri, termasuk bakteri enterokokus, mikobakterium serta bakteri gram negatif. Obat ini biasanya dikonsumsi oleh para penderita TBC karena berkat amikasin, kanamisin, dan streptomisinnya, kuman TB dapat dibasmi.

Efek dari penggunaan obat ini tidaklah begitu baik karena mampu memengaruhi kohlea atau pendengaran, ginjal serta vertibular. Dengan pemakaian yang tepat dan berjangka pendek, kemungkinan ginjal kotor akibat obat ini bisa dicegah. Efek samping seperti ruam dan demam berikut juga hipomagnesemia serta hipokalemia dapat juga terjadi meski memang potensinya lebih kecil.

  • Analgesik

Jenis obat analgesik terbilang cukup banyak dan sebetulnya masih dalam golongan obat anti-peradangan alias NSAID, namun analgesik inilah yang menjadi wakil dari kelompok obat yang sering dipakai untuk menahan rasa sakit. Morfin, obat narkotika, salisilat serta obat sintesis dengan sifat narkotik (tramadol) adalah contohnya.

Analgesik ini merupakan jenis obat yang kerap digunakan bersamaan dengan kodein dan parasetamol dan kerap kita jumpai pada obat penahan atau pereda rasa sakit tanpa resep dari dokter. Kita juga bisa menemukan gabungan obat ini bersama-sama dengan obat seperti pseudofedrin yang digunakan untuk mengobati sinus maupun obat alergi seperti antihistamin.

Konsultasi lebih dulu dengan dokter lebih disarankan karena obat ini mampu menjadikan fungsi ginjal, hati serta jantung terganggu. Itulah alasan mengapa pasien-pasien yang sudah ada masalah pada ginjal, jantung serta hati harus bertanya dulu dengan dokter untuk penggunaan obat ini, termasuk juga bagi yang menderita polip, darah tinggi, maag dan asma.

(Baca juga: perbedaan sakit ginjal dan batu ginjal)

  • Jamu Pegal Linu

Banyak orang yang memang menghindari obat kimia dan memilih obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa masalah pada tubuhnya, termasuk encok pegal linu. Seringkali jamu pegal linu adalah yang dipilih untuk meredakan rasa tak nyaman pada area pinggang maupun punggung. Namun mengonsumsinya dalam jangka panjang tidaklah begitu baik.

Selain memengaruhi kebersihan dan kesehatan ginjal, ada kalanya mengonsumsi jamu seperti ini terlalu lama akan berdampak buruk bagi lambung sehingga mengalami radang lambung. Tak hanya itu, tukak lambung dan pecahnya lambung menjadi efek lain yang cukup mengerikan dan berbahaya. Untuk mengurangi risiko tersebut, saat minum jamu Anda perlu mengimbanginya dengan minum banyak air putih.

  • Jamu Pelangsing

Satu lagi obat yang juga mampu membuat ginjal kotor dan lama-kelamaan dapat menurunkan fungsinya, yakni jamu pelangsing. Sama halnya dengan jamu pegal linu, konsumsi dalam jangka waktu lama tak akan baik untuk tubuh. Tidak hanya berpengaruh buruk bagi ginjal, tapi juga bagi organ tubuh kita lainnya.

Beberapa kondisi yang menjadi bahaya dari konsumsi jamu jenis ini adalah perut kram, nyeri di bagian sendi, hipertensi, kejang, perubahan suasana hati, insomnia, sembelit, alergi, mual dan muntah, sakit kepala, detak jantung lebih cepat, ketergantungan, dan tak terkendalinya metabolisme tubuh. Jadi selain ginjal menjadi kotor, ada banyak kondisi serius lainnya yang perlu diperhatikan.

  • Zat Kontras Radiografi

(Baca juga: bahaya minum obat pelangsing)

2. Makanan dan Minuman

Obat bukan satu-satunya faktor pemicu ginjal kotor dan tak sehat, makanan serta minuman yang dikonsumsi harian juga bisa memengaruhi. Ada banyak orang yang sangat gemar mengonsumsi:

  • Makanan bergaram tinggi.
  • Daging
  • Buah suntikan atau yang juga disebut dengan makanan rekayasa biologis
  • Minuman berenergi atau jenis minuman berkarbonasi.
  • Produk susu.
  • Produk kafein.
  • Makanan atau minuman dengan pemanis buatan.

Tak diragukan lagi bahwa banyak dari kita menyukai makanan dan minuman ini di mana sebenarnya makanan dan minuman tersebut sangat nikmat tapi dapat berujung buruk bagi kesehatan. Bukan hanya mampu menimbulkan penyakit kanker, darah tinggi, kolesterol tinggi, atau penyakit jantung, melainkan juga mengganggu kebersihan dan kesehatan ginjal. Konsumsi yang terlalu sering serta berlebihan tentunya akan memberikan efek buruk lebih cepat bagi ginjal.

Di zaman serba instan seperti ini, orang-orang akan lebih memilih untuk mengonsumsi makanan-makanan kemasan yang instan dan tidak ribet. Ada juga sebagian orang yang tak begitu menyukai air putih sehingga apa yang diminum setiap hari justru jenis minuman berpemanis buatan ditambah pula mungkin minuman berkarbonasi. Konsumsi terlalu banyak dan rutin mampu meracuni tubuh dengan begitu cepat.

Makanan dan minuman tersebut berisiko tinggi untuk menjadikan ginjal tercemar. Perlu diketahui bahwa makanan seperti garam, daging, pemanis buatan, dan rekayasa biologis memicu kadar asam urat dan kalsium pada urin naik drastis. Inilah yang kemudian memunculkan bahaya batu ginjal. Bahkan ginjal otomatis teracuni dengan kandungan-kandungan jahat dari pemanis buatan dan suntikan rekayasa biologis tadi.

Minuman pun demikian, seperti minuman produk susu, kafein serta berkarbonasi, kelihatannya saja ringan dan tak berbahaya. Penting juga untuk tahu bahwa minuman-minuman ini meningkatkan risiko seseorang mengidap penyakit ginjal kronis, stres pada ginjal, batu ginjal, serta tekanan darah tinggi.

(Baca juga: cara mencegah sakit ginjal)

Demikianlah sekilas informasi mengenai penyebab ginjal kotor yang kiranya dapat membuat Anda lebih sadar akan kesehatan dan kebersihan organ vital kita. Pembersihan organ ginjal atau detoksifikasi ginjal sangat diperlukan untuk mengeluarkan zat-zat racun sebelum merusak fungsinya secara keseluruhan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn