13 Penyebab Transfusi Darah yang Wajib Dijalani

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Transfusi darah adalah sebuah tindakan medis pada seseorang yang membutuhkan banyak darah. Transfusi darah merupakan penyaluran darah ataupun komponen komponen darah yang diperlukan resipien untuk mengganti darah yang sudah hilang.

Transfusi darah sendiri terdiri dari beberapa jenis seperti keseluruhan darah atau whole blood, sel darah atau pack red cell, komponen darah keping pembekuan darah atau trombosit, darah putih atau leukosit, fresh frozen plasma atau cryopresipitat. Ada beberapa penyebab transfusi darah harus dilakukan pada seseorang khususnya dalam menyelamatkan nyawa meski ada efek samping setelah transfusi darah yang dalam ulasan berikut ini akan kami ulas secara tuntas.

  1. Mengalami Kecelakaan

Penyebab transfusi darah yang pertama adalah untuk menolong korban kecelakaan lalu lintas yang parah hingga mengalami pendarahan atau terlalu banyak darah yang keluar sehingga sangat membutuhkan penanganan yang cepat. Salah satu upaya untuk menolong korban kecelakaan ini adalah dengan memberikan transfusi darah yang dibutuhkan dan biasanya adalah whole blood atau keseluruhan darah.

  1. Kekurangan Darah Karena Melahirkan

Beberapa wanita juga seringkali mengalami pendarahan hebat saat sedang melakukan proses melahirkan yang dinamakan dengan pendarahan postpartum. Keadaan ini bisa membuat calon ibu mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah dan bisa mengancam nyawa. Untuk itu, transfusi sel darah merah sangat dibutuhkan untuk menolong nyawa ibu dan juga bayi. Berapa lama proses transfusi darah nantinya akan tergantung dari seberapa besar darah yang dibutuhkan dan juga jenis darah yang akan diterima resipien.

  1. Pengisian Volume Darah

Darah, jantung dan juga pembuluh darah yang dikenal dengan sebutan sistem kardiovaskular akan memberikan dukungan kehidupan manusia dengan oksigen dan juga nutrisi yang dialirkan ke seluruh jaringan tubuh. Pada saat seseorang mengalami cedera atau pun kondisi medis yang berhubungan dengan terlalu cepat dan volume tinggi kehilangan darah bisa berakibat fatal jika darah tersebut tidak segera digantikan. Bahkan jika tubuh manusia kehilangan sepertiga lebih dari total volume darah, maka bisa menyebabkan kematian sehingga transfusi darah sangat dibutuhkan.

  1. Mengatasi Anemia karena Kanker

Beberapa jenis penyakit dan juga kondisi medis bisa saja menyebabkan anemia sementara dengan gejala seperti sakit kepala, kelelahan, sesak nafas dan lain sebagainya. Banyak dari pasien kanker yang juga mengembangkan anemia seperti contohnya penderita gejala leukemia stadium akhir yang menjalani kemoterapi menggunakan obat untuk menekan produksi sel darah serta jenis terapi radiasi yang bisa menyebabkan anemia.

Inilah yang menjadi penyebab transfusi darah harus dilakukan untuk memperbaiki anemia yang berhubungan dengan kanker sampai nantinya tubuh kembali bisa memproduksi sel darah merah dengan normal. Selain itu, transfusi darah pada penderita anemia karena kanker ini umumnya juga bisa mengurangi gejala yang berkaitan dengan defisit sel darah merah. [AdSense-B]

  1. Membantu Gagal Sumsum Tulang

Penyebab transfusi darah lainnya adalah karena kegagalan sumsum tulang dimana ini merupakan kondisi medis yang mengancam nyawa sebab produksi sel darah mengalami penurunan ke tingkatan yang paling rendah. Penyakit yang berkaitan dengan kegagalan sumsum tulang bisa terjadi karena cacat genetik dan juga dikembangkan semasa hidup. Ada beberapa jenis penyakit yang bisa menyebabkan gagalnya sumsum tulang belakang seperti anemia Diamond Blackfan, sindrom Shwackman Diamond, anemia Fanconi dan beberapa penyakit lainnya. Jika transfusi darah tidak dilakukan, maka pengiriman oksigen akan menurun dengan drastis yang bisa merusak organ secara permanen.

  1. Mengurangi resiko Hemochromatosis

Transfusi darah juga akan dilakukan untuk menurunkan risiko hemochromatosis yakni kondisi medis seseorang yang mengalami penyerapan zat besi dalam tubuh terlalu berlebihan. Kondisi ini biasanya merupakan turunan atau juga bisa disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, anemia dan beberapa gangguan lain. Transfusi darah nantinya akan dilakukan secara berkala untuk membantu mengurangi kadar zat besi terlalu berlebihan tersebut.

  1. Gangguan Pembekuan Darah

Gangguan pembekuan darah merupakan kondisi dimana darah tidak bisa membeku secara normal. Untuk itu, transfusi darah trombosit atau plasma kemungkinan akan dilakukan untuk membantu pembekuan yang terjadi. Sel darah merah juga mungkin akan dibutuhkan untuk kehilangan darah yang cukup parah.

Saat pembuluh darah mengalami kerusakan karena cedera, maka trombosit dan protein pembekuan nantinya akan berkumpul di lokasi kerusakan untuk membentuk bekuan yang bisa menyembuhkan area cedera dan mencegah terlalu banyak darah yang keluar dari pembuluh darah. Akan tetapi jika pembekuan darah terjadi berlebihan, maka bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. [AdSense-A]

  1. Memiliki Penyakit Darah

Seseorang yang memiliki penyakit darah juga menjadi penyebab transfusi darah dilakukan. Salah satu penyakit darah seperti penyebab utama penyakit hemofilia tidak bisa melakukan pembekuan darah dengan baik sebab kadar protein yang rendah dimana ini sangat penting dalam proses pembekuan darah sehingga risiko pendarahan semakin meningkat.

Hemofilia sendiri terdiri dari dua tipe yakni hemofilia A yang menjadi tipe paling umum akibat defisiensi faktor VIII. Sedangkan tipe hemofilia kedua yakni hemofilia B disebabkan karena kurangnya faktor IX yang keduanya sama sama membutuhkan transfusi darah.

  1. Hemolitik

Jika seorang bayi didiagnosa positif mengidap hemolitik dan ibu negatif, maka ibu bisa mengembangkan antibodi yang menyerang molekul ke sel darah merah bayi. Nantinya, sel darah merah bayi bisa hancur dan nantinya menjadi gejala darah rendah yang disebut dengan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir. Jika bayi mengalami anemia berat, maka transfusi sel darah merah kemungkinan akan dilakukan.

  1. Gangguan Trombosit Kekebalan Tubuh

Penyebab transfusi darah selanjutnya adalah terjadinya gangguan trombosit kekebalan tubuh. Terkadang, antibodi trombosit yang dihasilkan ibu dan melewati plasenta bisa menghancurkan trombosit yang dimiliki bayi sehingga meningkatkan dampak Hb rendah pada saat melahirkan seperti risiko pendarahan dan juga komplikasi. Ibu nantinya akan diobati dengan imunoglobulin intervena sementara bayi kemungkinan akan membutuhkan transfusi darah trombosit hingga bayi dilahirkan hingga beberapa hari pertama kehidupan bayi.

  1. Gangguan Sel Darah Putih

Gangguan sel darah putih seperti limfoma juga sangat membutuhkan transfusi darah. Limfoma merupakan kanker yang berasal dari sistem limfatik yakni bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit dan juga infeksi. Sistem limfatik ini terdiri dari kelenjar getah bening, thymus, limpa, sumsum tulang dan juga beberapa kelenjar lain yang nantinya membuat penderita harus menjalani transfusi darah.

  1. Mieloma Multipel

Mieloma multipel yang berasal dari sel darah putih dinamakan dengan sel plasma. Sel plasma ini umumnya akan menghasilkan antibodi yang digunakan untuk mengatasi penyerangan organisme. Namun dalam kasus multiple myeloma ini, sel sel akan menumpuk pada sumsum tulang dan menghasilkan protein abnormal sehingga menimbulkan kerusakan. Untuk itu transfusi darah dibutuhkan untuk mengisi kembali komponen sel darah yang hilang dan rusak tersebut.

  1. Sindrom Mielodiplastik

Sindrom mielodiplastik adalah kelompok penyakit yang disebabkan karena sumsum tulang menghasilkan sejumlah sel darah putih matang atau berfungsi secara penuh, sel darah merah dan juga trombosit yang bisa menimbulkan gejala seperti gejala anemia. Pada beberapa kasus penderita sindrom mielodiplastik ini akan diobati dengan jalan transfusi darah dari trombosit atau sel darah merah dengan tujuan untuk menghentikan pendarahan sekaligus mengatasi gejala yang ditimbulkan.

Ada begitu banyak penyebab transfusi darah harus dilakukan pada seseorang, bisa karena mengalami penyakit tertentu atau karena kehilangan darah dalam jumlah banyak seperti dalam kecelakaan atau proses melahirkan. Meski transfusi darah juga memiliki risiko tertentu, akan tetapi ini seringkali menjadi jalan satu satunya untuk menolong pasien sehingga memang harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa.

fbWhatsappTwitterLinkedIn