Efek Samping Transfusi Trombosit yang Mungkin Terjadi

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berikut ini akan kami jelaskan mengenai efek samping transfusi Trombosit beserta informasi singkat yang menjelaskan beberapa hal lainnya yang penting untuk diketahui sebelum menjalani kegiatan tersebut.

Pertama-tama kita harus mengenal terlebih dahulu dengan apa yang disebut dengan Trombosit itu sendiri. Trombosit (Thrombocyte) memiliki sebutan lain yaitu keping darah, lempeng darah, atau lebih dikenal di dunia medis luar negeri sebagai platelet.

Trombosit adalah sel-sel darah kecil yang membantu tubuh Anda membentuk gumpalan untuk menghentikan pendarahan. Jika salah satu pembuluh darah rusak, maka pembuluh tersebut akan mengirimkan sinyal yang kemudian diterima oleh trombosit, yang kemudian bergerak ke lokasi kerusakan dan membentuk sumbatan, atau gumpalan untuk memperbaiki kerusakan.

Karenanya, trombosit sangat diperlukan oleh tubuh guna menutup luka dan memperbaiki pembuluh darah yang rusak tersebut sehingga tidak terjadi pendarahan berlebihan yang akan berakibat fatal bagi pasien.

Sebelum kita beralih kepada transfusi trombosit, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu mengenai cara melakukan transfusi darah pada pasien dan cara transfusi darah pada manusia, kemudian juga mengenai penyebab transfusi darah dilakukan pada seorang pasien.

Transfusi trombosit sendiri biasanya dilakukan pada pasien dengan penyakit hematologi / onkologi yang mengidap trombositopenia akut. Trombositopenia sendiri merupakan kondisi dimana penderita memiliki jumlah trombosit yang sangat rendah di dalam tubuh mereka, yang diakibatkan oleh beberapa hal seperti:

  • Leukemia
  • Anemia
  • Setelah proses kehamilan
  • Infeksi bakteri
  • Penyumbatan pada limpa
  • Gangguan pada sistem kekebalan tubuh
  • Efek samping dari konsumsi obat-obatan tertentu

Rendahnya tingkat Trombosit ini sendiri biasanya disertai dengan beberapa gejala yang mungkin terjadi:

  • Tubuh yang mudah memar hingga berlebihan
  • Muncul bintik-bintik ungu kemerahan pada tubuh
  • Pendarahan yang berlebihan dari luka kecil
  • Pendarahan pada gusi maupun hidung (mimisan)
  • Pendarahan pada air seni
  • Pendarahan yang terlalu banyak pada saat haid
  • Pembesaran pada limpa
  • Tubuh yang mudah kelelahan

Apabila sudah sampai ke tingkat yang akut, maka tindakan transfusi trombosit atau platelet akan dilakukan apabila diperlukan, tentunya setelah sebelumnya dokter akan melakukan tes darah, USG, dan atau Biopsi pada sumsusm tulang.

Serangkaian proses tersebut diperlukan guna menghindari transfusi trombosit yang tidak perlu dikarenakan bisa saja penyakit yang diderita tidak membutuhkan dilakukannya transfusi, misalnya pada kasus jumlah trombosit belum sampai di bawah 20,000 mm3. [AdSense-B]

Lalu misalnya pada kasus kerusakan pada sumsum tulang yang mempengaruhi produksi trombosit, atau pada kasus adanya autoimun berlebih di dalam tubuh yang akan menghancurkan trombosit atau platelet yang ada di dalam tubuh, maka apabila tidak berhati-hati, transfusi trombosit tidak akan membantu banyak dan malah berbahaya bagi penderita.

Karena, kelalaian memastikan kondisi pasien sebelum melakukan transfusi dapat mengakibatkan reaksi negatif dari tubuh penerima transfusi tersebut, seperti pada kasus dimana pasien memiliki sistem imun yang ekstra protektif, dimana setiap trombosit yang masuk akan dihancurkan dan nantinya akan mengakibatkan timbulnya bercak dan ruam pada tubuh pasien.

Tidak hanya itu, transfusi trombosit juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan dan tergantung dari kondisi yang dialami oleh pasien itu sendiri, memerlukan pengamatan ekstra cermat dan uji lab menggunakan prosedur yang tepat.

Beberapa efek samping yang cukup umum terjadi setelah pasien menerima transfusi trombosit diantaranya adalah: [AdSense-A]

  • Demam tinggi
  • Menggigil
  • Kejang-kejang
  • Muncul ruam-ruam atau bintik merah
  • Gatal-gatal pada tubuh.
  • Tubuh mudah lelah

Beberapa kondisi tersebut bisa terjadi dikarenakan beragam faktor seperti tercampurnya trombosit dengan bakteri, reaksi alergi dari tubuh pasien, reaksi dari sistem kekebalan tubuh, atau hanya reaksi normal dari tubuh yang sedang memproses trombosit yang masuk.

Demam dan menggigil umumnya terjadi setelah transfusi tapi akan berangsur-angsur normal kembali dalam waktu 48 jam apabila kondisi tubuh normal. Tetapi demam bisa menjadi lebih tinggi pada pasien yang sudah pernah menerima transfusi sebelumnya.

Sementara efek samping lainnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, merupakan akibat dari sistem autoimun tubuh yang menyerang serta menghancurkan trombosit, seperti yang umum dialami oleh para penderita penyakit Lupus.

Akan tetapi, belum bisa disepakati secara penuh bahwa kesemua hal tersebut merupakan efek samping transfusi trombosit langsung dikarenakan banyaknya faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kondisi-kondisi pasca transfusi tersebut.

Beberapa faktor lain yang dapat mengakibatkan efek samping yang tidak mengenakkan bagi pasien penerima transfusi darah antara lain dikarenakan tercemarnya trombosit saat akan ditransfusi, atau antibodi yang muncul pada pasien yang mengalami cedera pada paru-paru.

Kemudian pada wanita yang sedang hamil, beberapa hal dapa mengakibatkan timbulnya efek samping yang sejenis, terutama apabila tim medis tidak memperhatikan penyebab anemia pada ibu hamil yang juga termasuk ke dalam penyebab terjadinya trombositopenia.

Pada artikel sebelumnya kami juga telah memberikan informasi mengenai tips menambah darah yang bisa Anda coba lakukan dan praktek kan di rumah guna menjaga kesehatan darah di dalam tubuh.

Belum lagi masalah-masalah yang mungkin timbul diakibatkan beragamnya golongan darah pada manusia dan juga efek transfusi darah beda golongan yang bisa mempengaruhi akibat atau kondisi yang dirasakan oleh pasien.

fbWhatsappTwitterLinkedIn