6 Akibat Salah Transfusi Darah yang Membahayakan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Transfusi darah merupakan sebuah proses menyalurkan darah dari pendonor pada penerima donor darah. Transfusi darah merupakan tindakan medis yang dilakukan karena pasien mengalami kekurangan darah dan nyawanya harus diselamatkan dengan transfusi darah tersebut. TRansfusi darah tentunya memiliki banyak manfaat khususnya bagi yang membutuhkan darah tersebut. Akan tetapi ada akibat salah transfusi darah yang harus diwaspadai dan bisa berbahaya untuk penerima transfusi darah tersebut.

Palang Merah Indonesia atau PMI yang merupakan pengelola transfusi darah di Indonesia bertugas untuk mengumpulkan kantong kantong darah yang kemudian akan di distribusikan pada beberapa lokasi yang membutuhkan transfusi darah.

Dalam menerima pasokan darah tersebut tidak dilakukan sembarangan oleh PMI sebab akan di analisa terlebih dulu dengan analisa pemeriksaan serologi dengan tujuan untuk menguji darah dari pendonor apakah sudah bebas dari penyakit atau belum sehingga berapa lama proses transfusi darah tergantung dari serangkaian pemeriksaan yang dijalankan.

Selain itu, setiap orang yang mendonorkan darah juga akan melewati beberapa pemeriksaan untuk melihat apakah pendonor mempunyai infeksi yang bisa ditularkan pada orang lain lewat darah untuk mencegah bahaya donor darah terjadi. Namun, meskipun sudah melewati serangkaian pemeriksaan, tetap saja ada beberapa kasus akibat salah transfusi yang bisa mengakibatkan beberapa infeksi atau masalah seperti ulasan dari kami berikut ini.

  1. Reaksi Transfusi

Akibat salah transfusi darah yang mungkin saja terjadi adalah reaksi transfusi. Reaksi transfusi ini terdiri dari 2 jenis yakni reaksi transfusi buruk dan juga moderat. Reaksi transfusi ini bisa terjadi pada saat transfusi darah dilakukan dan sebagian reaksi juga bisa terjadi sesudah beberapa hari kemudian atau lebih lama dari waktu transfusi darah dilakukan seperti salah satunya memar setelah transfusi darah.

  1. Reaksi Alergi

Reaksi alergi merupakan masalah yang paling umum terjadi sesudah melakukan transfusi darah yang disebabkan karena reaksi tubuh terhadap protein plasma di dalam darah pendonor. Gejala yang ditimbulkan umumnya adalah gatal gatal dan bisa diatasi dengan antihistamin.

  1. Reaksi Demam

Akibat salah transfusi darah berikutnya adalah reaksi demam yang terjadi secara mendadak atau dalam waktu 24 jam sesudah transfusi darah dilakukan. Beberapa masalah yang akan terjadi selain demam adalah sakit kepala, menggigil dan juga mual seperti gejala anemia atau gejala darah rendah. Reaksi ini bisa terjadi karena tubuh merespon terhadap sel darah putih yang ada dalam darah yang didonorkan dan umumnya terjadi pada orang yang sudah pernah melakukan transfusi darah sebelumnya dan juga pada wanita yang sudah beberapa kali melewati masa kehamilan.

  1. Reaksi Hemolitik Kekebalan Akut

Ini merupakan salah satu efek samping setelah transfusi darah yakni jenis reaksi yang paling serius namun jarang terjadi. Reaksi ini terjadi saat golongan darah pendonor tidak cocok dengan pasien. Akibatnya, antibodi pasien akan menyerang sel darah merah yang ditransfusikan dan menyebabkan zat zat berbahaya dilepaskan dalam aliran darah.

[AdSense-B]

Pasien kemudian akan mengalami menggigil, nyeri dada dan punggung bagian bawah, demam serta mual. Selain itu, organ ginjal juga bisa rusak parah dan bahkan bisa menyebabkan kematian sesudah beberapa hari atau beberapa minggu sesudah transfusi darah dilakukan.

  1. Reaksi Hemolitik Tertunda

Reaksi ini terjadi secara perlahan dimana antigen akan diserang pada sel darah yang ditransfusikan. Sel darah kemudian akan mengalami pemecahan sesudah beberapa hari atau minggu sesudah transfusi darah dilakukan. Umumnya, tidak ada gejala yang akan dialami pasien, namun sel darah merah yang sudah ditransfusikan akan hancur sehingga sel darah merah pada pasien akan menurun. Ginjal juga mungkin akan terpengaruh meskipun kasusnya jarang terjadi.

  1. Graft Versus Host Disease [GVHD]

GVHD terjadi saat sistem kekebalan tubuh yang lemah memperoleh sel darah putih dalam produk darah yang ditransfusikan. Sel darah putih akibat salah transfusi darah tersebut akan menyerang jaringan pada pasien dan umumnya akan terjadi jika darah yang ditransfusikan tersebut berasal dari keluarga atau seseorang yang mempunyai jenis jaringan sama dengan pasien.

Sistem kekebalan tubuh pasien tidak akan mengenali sel darah putih dalam darah yang ditransfusikan sehingga akan dianggap sebagai benda asing lalu timbul beberapa masalah seperti diare, ruam, demam dan juga masalah pada liver atau penyakit pada sistem peredaran darah lainnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn