Transfusi darah atau disebut dengan donor darah dilakukan untuk membantu seseorang yang mengalami kekurangan darah. Sedangkan untuk jenis darah yang ditransfusikan beragam, mulai dari sel darah lengkap, sel darah putih, sel darah merah, trombosit dan komponen darah lainnya.
Dalam pengertian teori, transfusi darah adalah proses memindahkan komponen darah atau darah utuh dari seorang pendonor pada resipien yang membutuhkan seperti contohnya seseorang yang baru saja mengalami kecelakaan dan kehilangan banyak darah, penderita hemofilia, gejala thalasemia, demam berdarah dan lain sebagainya.
Cara Transfusi Darah
Tranfusi darah yang merupakan salah satu tindakan medis penuh dengan risiko ini tentunya juga memiliki tata cara transfusi darah pada manusia. Sebab jika transfusi darah yang dilakukan tidak sesuai, maka bisa akan menimbulkan bahaya bagi penerima donor darah tersebut.
Persiapan Resipien Transfusi Darah
Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan resipien dan urutan selengkapnya adalah sebagai berikut.
- Pemberian Informasi
Pemberian informasi untuk pasien atau juga bisa pada keluarga harus dilakukan yakni memberitahu tentang manfaat dari transfusi darah dan juga indikasi yang bisa terjadi, kemungkinan risiko akibat salah transfusi darah dan beberapa prosedur lain yang mungkin masih bisa dilakukan selain menempuh jalan transfusi.
Pada saat pemberian informasi ini sebaiknya juga dijadikan dokumentasi dalam rekam medis pasien yang akan menjalani transfusi darah tersebut. Sesudah itu, maka bisa dilakukan dengan mengisi informed consent tentang persetujuan menerima darah tersebut.
- Pencocokkan Formulir Khusus
Permintaan darah nantinya harus dilaksanakan oleh dokter dan juga formulir khusus dimana didalamnya sudah terisi tentang nomor rekam medis pasien, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal dari permintaan darah dan juga indikasi yang dilakukan dalam proses transfusi darah tersebut. Sedangkan jika pasien dalam keadaan tidak sadar serta tidak ada wali yang menemani, maka bisa ditulis dengan Mr.X atau Ms.X saja.
- Pengambilan Sampel Darah
Pengambilan sampel darah dari pasien akan dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan reaksi kompatibilitas penerima dan juga pendonor darah sekaligus kemungkinan reaksi antigen antibodi yang kemungkinan juga bisa terjadi sebagai efek samping setelah transfusi darah. Pengambilan sampel darah ini nantinya juga akan dilanjutkan dengan memasang label sampel darah yang diambil untuk melakukan proses transfusi tersebut. [AdSense-B]
- Melakukan Cross Matching
Langkah selanjutnya dalam persiapan resipien transfui darah adalah melakukan pemeriksaan cross matching untuk mengurangi faktor penyebab infeksi darah. Pemeriksaan cross matching ini dilakukan dengan cara cross match mayor sel darah merah pendonor dengan memakai serum penerima. Kedua darah ini nantinya akan dicampur dalam tabung dan ditambahkan dengan larutan salin. Sesudah itu akan dilanjutkan kembali dengan pemeriksaan coombs indirect.
Cross matching akan dilanjutkan kembali dengan cross match minor dengan cara mencampur antara sel darah merah penerima atau resipien dengan serum donor. Jika tidak ditemukan agglutinasi atau hemolisis, maka menandakan hasilnya adalah normal dan proses transfusi darah bisa dilanjutkan. Namun dalam beberapa kasus darurat, maka proses transfusi ini tetap harus dilakukan.
Persiapan Kantung Darah
Cara transfusi darah pada manusia selanjutnya adalah mempersiapkan kantung darah yang nantinya akan ditransfusikan pada pasien. Saat mempersiapkan kantong darah tersebut, nantinya juga dilakukan pemeriksaan kode penerima darah yang tertera pada kantong darah tersebut agar tidak terjadi kesalahan.
- Digunakan Maksimal 4 Jam
Darah untuk transfusi darah sesegera mungkin harus dipakai dan tidak boleh melebihi batas waktu 4 jam. Apabila selama 15 jam darah tidak dipakai maka harus segera disimpan kembali agar tidak rusak.
Sedangkan jika kantong darah yang akan dipakai bukan berasal dari rumah sakit, maka wajib memakai kotak khusus dengan kantong es dan sesudah sampai di rumah sakit maka harus segera memberitahukan dengan petugas unit transfusi darah. [AdSense-A]
- Pemeriksaan Ulang
Sebelum proses transfusi darah akan dilanjutkan, maka pemeriksaan ulang harus dilakukan. Pemeriksaan darah yang nantinya akan dilaksanakan diantaranya adalah melakukan pemeriksaan kode pada kantong darah dengan identitas pasien yang akan menerima transfusi darah supaya bisa sesuai, memeriksa batas tanggal penggunaan darah sekaligus memeriksa jika tidak ada kerusakan dalam kantong darah.
Sedangkan untuk tanda tanda pada kantong darah yang sudah rusak dan tidak bisa digunakan diantaranya adalah terdapat kotaminasi yang bisa terlihat dari perubahan warna darah menjadi lebih gelap atau terdapat gumpalan darah dan juga tanda hemolisis.
Persiapan Peralatan
Dalam cara transfusi darah pada manusia, ada beberapa peralatan yang nantinya akan dipakai selama prosedur sedang berlangsung. Beberapa peralatan tersebut diantaranya adalah:
- Set transfusi darah: Set transfusi darah steril dan hanya untuk sekali pakai dan jika sudah dipakai pada pasien selama 12 jam juga harus segera diganti. Sedangkan jika suhu hangat, set transfusi ini harus dilakukan setiap empat jam sekali.
- Abbocath: Untuk transfusi darah lambat akan memakai abbotach berukuran sedang dan juga jarum antara 21 hingga 25G. Sedangkan untuk transfusi cepat akan memakai abbocatch besar dengan ukuran jarum 14G.
- Unit darah yang dibutuhkan.
- Cairan normal salin 0.9%.
- Three way stopcock dan sarung tangan sekali pakai serta alat pemeriksaan tanda tanda vital.
Posisi Pasien
Sebelum tindakan transfusi akan dilanjutkan, maka pasien akan diposisikan dalam keadaan yang rileks dan harus tetap berada diatas tempat tidur. Sedangkan untuk bagian lengan yang akan dipakai untuk transfusi harus dalam kondisi ekstensi.
Prosedural Pengambilan Darah Donor
Sesudah persiapan pasien dilakukan dan syarat melakukan donor darah terpenuhi, maka prosedur pengambilan donor darah akan dlakukan dalam beberapa tahapan yakni:
- Mengkonfirmasi identifikasi pendonor sebelum akan melakukan penusukkan vena.
- Memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan kemungkinan penusukan vena gagal termasuk juga tentang kemungkinan penusukan vena kedua.
- Darah akan dicampur dengan anti koagulan sejak dialirkan dari kantong darah yakni 90 detik dengan manual.
- Mencatat lama penyumbangan darah. Jika antara 12 hingga 15 menit, maka tidak bisa dipakai untuk trombosit dan juga fresh frozen plasma. Sedangkan lebih dari 15 menit maka tidak bisa dipakai untuk komponen darah.
- Selang kantong darah harus segera direkatkan dan isi selang diserut ke kantong utama secepatnya.
- Komponen, lembar kerja dan juga sampel harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah didokumentasikan dan kerahasiaan donor dan integritas dari pendonor darah dan juga sampel harus dijaga kerahasiaannya.
Prosedural Pengambilan Darah Penerima
Sesudah prosedur persiapan pasien selesai dilakukan, maka proses transfusi darah siap untuk dilakukan dalam beberapa langkah berikut. [AdSense-C]
- Petugas akan mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril sekali pakai kemudian menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan.
- Untuk transfusi whole blood dan juga sel darah merah harus diselesaikan kurang dari 4 jam. Sementara untuk trombosit harus selesai dalam 1/2 jam dan untuk fresh frozen plasma dan kriopresipitata harus segera dilakukan agar faktor koagulasi bisa dikurangi.
- Sebelum proses transfusi darah, pasien terlebih dulu akan dipasangi IV line yang disambungkan dengan cairan NaCL 0.9% serta memastikan aliran darah lancar selama 15 menit sebelum transfusi dilakukan.
- Darah kemudian akan ditransfusikan dengan kecepatan yang sesuai dengan komponen yakni 150 hingga 300 ml / kg / jam untuk pasien dewasa dengan transfusi whole blood, 100 sampai 150 ml / jam untuk packed red cell, 150 sampai 300 ml / jam untuk plasma dan trombosit.
- Untuk transfusi darah pada anak adalah 2 hingga 5 ml / kg/ jam untuk whole blood dan packed dan juga paket sel darah merah 1 hingga 2 ml / menit untuk plasma dan juga trombosit darah.
Cara transfusi darah pada manusia haruslah dilakukan secara bertahap dan sangat berhati hati mengingat banyak risiko yang bisa terjadi jika dalam prosesnya tidak higienis dan tidak mengikuti prosedur yang berlaku sehingga efek samping setelah transfusi darah bisa diminimalisir. Semoga ulasan ini bisa bermanfaat dan menambah informasi anda seputar transfusi darah.