4 Bahaya Madu Untuk Bayi Para Orangtua Wajib Tahu

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sepertinya sudah jadi rahasia umum deh kalau madu itu adalah sumber nutrisi yang tubuh manusia sebenarnya butuhkan karena saking bermanfaatnya. Madu memang enak dan memberikan keuntungan besar bagi kesehatan orang dewasa, namun bayi belum boleh ya diberi madu. Pastikan para orangtua yang punya bayi dengan usia di bawah setahun tahu apa bahaya madu untuk bayi.

  1. Kegemukan/Obesitas

Bayi yang belum genap setahun usianya belum boleh mengonsumsi madu dan para orangtua wajib tahu salah satu bahayanya, yakni obesitas. Ketika bayi sejak terlalu dini diberi madu, maka ia nantinya terlalu terbiasa dengan rasa yang manis sehingga akhirnya ia akan lebih memilih makanan dengan rasa manis. Karena menginginkan makanan manis, makanan lain dengan rasa kurang manis bisa saja malah ditolak oleh anak.

Hal ini kemudian bisa berkaitan erat dengan bahaya makan manis, yakni obesitas. Terbiasa minum madu bahkan dari bayi, kelebihan berat badan berkemungkinan terjadi pada bayi seiring bertumbuh besarnya dia, terlebih kalau orangtua tak tahu bagaimana menyiasatinya. Hati-hati lho, dari obesitas dapat meningkatkan potensi terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, sampai kanker.

  1. Keracunan

Menurut para ahli, bayi apalagi yang usianya masih di bawah satu tahun ususnya belum terlalu kuat dan sistem pencernaannya belum berkembang sempurna untuk menerima madu. Perlu diingat juga bahwa ada kandungan bakteri Clostridium botulinum di dalam madu yang sulit untuk dilawan dengan usus yang masih belum kuat. Bukannya memberi efek baik bagi kesehatan bayi, pemberian madu mampu memicu keracunan lho.

  1. Botulisme

Risiko bahaya lainnya saat bayi diberi madu padahal belum waktunya adalah kondisi botulisme. Jarang terjadi sih, tapi akibat dari kondisi ini bisa fatal bagi si bayi. Sebelumnya sudah disebutkan bahwa di dalam madu ada bakteri Clostridium botulinum yang kalau usus bayi belum kuat melawan malah justru sistem sarafnya yang bisa kena. Otot bayi dapat lumpuh dan bahkan sistem pernafasan dapat terancam.

Para orangtua yang mungkin sudah telanjur memberikan madu kepada bayinya yang belum genap setahun, awasi dengan baik ya. Jika terjadi gejala semacam susah menelan, susah bernafas, tubuh lemas, susah buang air besar, rewel dan bahkan tangisan bayi tak sekencang biasanya, inilah gejala botulisme. Bawa bayi segera ke dokter agar komplikasi mengancam jiwa bisa terhindarkan.

  1. Gigi Rusak

Tidak dianjurkannya pemberian madu kepada bayi, bahkan sebagai tambahan pada minuman/makanan bayi pun tidak karena kerusakan gigi adalah salah satu bahayanya. Orangtua perlu ingat selalu kalau sesehat-sehatnya madu, tetap kandungan gulanya termasuk tinggi sehingga gigi bayi yang baru tumbuh dapat terganggu kesehatannya dan cenderung mengalami kerusakan nantinya.

Kapan sih waktu yang dianggap tepat bagi anak menikmati madu? Bayi yang usianya sudah di atas 1 tahunlah yang paling aman untuk mengonsumsi madu, hanya saja jangan terlalu banyak di awal. Madu bisa ditambahkan ke minuman/makanan bayi sedikit-sedikit lebih dulu. Usai pertama kali memberinya madu, tunggu sekitar 4-5 hari sebelum memberikannya lagi agar kita bisa melihat apakah si kecil menyukainya dan ada tidaknya gejala kesehatan yang mungkin terjadi pasca konsumsi.

Walaupun bayi 6 bulan ke atas sudah mulai menikmati MPASI atau makanan pendamping ASI, jangan dulu memberikan madu ya. Ada banyak pilihan lain yang lebih baik dan sehat bagi tumbuh kembang si kecil, seperti sari buah misalnya. Pilih sumber makanan dengan rasa manis alami sehingga tak membahayakan bayi sekaligus membuat tubuh bayi menerima mineral dan vitamin dari makanan tersebut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn