Kortisol adalah hormon steroid yang secara alami di produksi oleh kelenjar adrenal dan akan keluar saat terjadi respon adrenocorticotopric hormone [ACTH] yang di produksi oleh kelenjar pituitary yang terletak dekat dengan otak. Hormon adrenocorticotopric akan menstimulasi sekresi hormon yang dilakukan adrenal cortex. Kortisol merupakan salah satu hormon utama yang sangat berpengaruh pada saat seseorang sedang mengalami stres dan juga respon “fight or flight”.
Respon ini adalah respon alami dan protektif pada serangan atau bahaya tertentu yang terjadi di dalam tubuh. Beberapa respon fisik yang disebabkan karena kortisol dan juga level adrenal yang mengalami peningkatan akan menghasilkan energi dan sumber kekuatan yang baru untuk tubuh. Efek kelebihan dan kekurangan hormon kortisol ini tentunya bisa berbahaya untuk tubuh.
Pada saat respon yang dinamakan “fight or flight” terjadi dalam tubuh, maka kortisol akan menekan fungsi tubuh yang tidak perlu untuk melawan sehingga seseorang bisa mengalami peningkatan denyut jantung lebih cepat, mulut terasa kering, diare atau penyebab mencret, sakit perut dan juga serangan panik. Selain itu, kortisol juga akan menekan proses pertumbuhan, proses reproduksi, proses pencernaan dan juga respon sistem imun tubuh.
Pengertian dan Manfaat
Tes kortisol berguna untuk mengukur seberapa banyak kadar kortisol yang ada dalam darah. Kortisol yang dihasilkan dari kelenjar adrenal tersebut ada di area ginjal bagian atas dan umumnya tes kortisol disebut juga dengan tes serum kortisol.
Tes kadar kortisol ini dilakukan untuk memeriksa apakah kadar kortisol dalam tubuh seseorang di produksi secara tinggi atau rendah. Kadar kortisol dalam tubuh bisa dipengaruhi dari beberapa jenis penyakit seperti sakit cushing dan sakit addison. Tes ini nantinya berguna untuk mendiagnosis dua penyakit tersebut dan menentukan fungsi dari kelenjar adrenal dan pituitary.
Kortisol juga berperan di dalam berbagai sistem tubuh seperti sistem saraf, stress respon, sistem sirkulasi, sistem imun yang menyebbkan jenis jenis penyakit autoimun, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat dan juga tulang. Selain tes kortisol, ada tes lain yang bisa dilakukan untuk menentukan apakah kelenjar pituitary ataupun adrenal berfungsi dengan baik yakni dengan tes stimulasi adrenocorticotropic hormone [ACTH] khusus untuk diagnosis penyakit addison dan juga tes tes dexamethasone suppression.
Prosedur
Sebelum menjalani tes kortisol ini, maka tes urin selama 24 jam akan dilakukan untuk mendiagnosis sindrom cushing. Dokter juga akan menyarankan untuk menjalani tes ini pada pagi hari sebab jumlah kortisol bisa berubah ubah dalam waktu satu hari. Selain itu, mengkonsumsi beberapa jenis obat obatan juga harus dihentikan sementara karena bisa mempengaruhi hasil dari tes kortisol.
Beberapa jenis obat obatan yang tidak boleh di konsumsi saat akan menjalani tes kortisol diantaranya adalah obat anti kejang, estrogen atau sumber makanan yang mengandung estrogen, androgens serta glucocorticoid. Selain itu untuk anda yang selalu berolahraga dengan aktif kemungkinan juga akan diminta untuk tidak melakukan olahraga yang berat sehari sebelum tes kortisol dijalankan .
Setelah beberapa tahap diatas dilakukan, maka tenaga ahli kemudian akan menjalankan tes kortisol tersebut yang meliputi:
- Membalut area lengan pasien untuk menghentikan aliran darah.
- Dilanjutkan dengan membersihkan area yang akan di injeksi dengan alkohol supaya steril.
- Menyuntikkan jarum ke dalam vena yang terkadang bisa dilakukan lebih dari satu kali.
- Dilanjutkan kembali dengan memasang tabung darah pada jarum suntik.
- Melepaskan alat alat tersebut sesudah darah yang dibutuhkan telah didapatkan dan menaruh kapas serta menempel plester pada area yang di injeksi.
Selain itu, pembalut yang elastis kemungkinan juga akan dipasangkan pada lengan bagian atas yang akan terasa sedikit sesak sehingga saat jarum suntik ditusukkan akan tidak terasa.
Penjelasan Hasil Tes dan Risiko Bahaya
Dari tes kortisol tersebut nantinya akan didapatkan hasil apakah kortisol masih dalam keadaan normal ataupun tidak normal.
- Hasil Normal
Hasil kortisol normal terjadi saat sampel darah yang diambil di jam 8 pagi berkisar sebanyak 6 sampai 23 microgram per deciliter [mcg/DL]. Range angka normal ini bisa beraneka ragam tergantung dari ketentuan laboratorium dan hasil laboratorium tersebut harus dikonsultasikan kembali dengan dokter.
- Hasil Tidak Normal
Hasil tes kortisol bisa dikatakan tidak normal apabila dalam tes tersebut terbukti seseorang mengalami sakit cushing yang disebabkan karena kelenjar pituitary melepaskan ACTH terlalu berlebihan karena pertumbuhan yang terlalu cepat, terjadi tumor di kelenjar adrenal karena kadar kortisol yang terlalu berlebihan dan juga terdapat tumor di bagian tubuh lain yang juga terjadi karena kortisol berlebihan.
Walau tampak aman, tes kortisol rupanya juga memiliki beberapa risiko yang perlu untuk setiap pasien ketahui sebelum menempuh pemeriksaan ini. Karena proses dari pemeriksaan ini adalah dengan mengambil sampel darah dari pembuluh darah, maka risiko paling umum yang terjadi adalah timbulnya memar pada area yang sebelumnya dimasukkan jarum suntik.
Pada beberapa kasus jarang, ada sejumlah risiko yang lebih serius seperti halnya:
- Infeksi
- Kepala serasa melayang atau pusing.
- Pingsan
- Hematoma atau penumpukan darah di bawah kulit.
- Perdarahan berlebih.
Penyebab Kadar Kortisol Tinggi
Kadar kortisol tinggi yang dialami seseorang bisa terjadi karena berbagai masalah yang berkaitan dengan kesehatan seperti stres sebagai faktor utama. Seseorang yang berada dalam tekanan stes jangka panjang akan menghasilkan kortisol tinggi yang juga disebabkan karena berbagai penyakit seperti tumor adrenal, kanker, hipertiroidisme, dusfungsi hipofisis karena adenoma atau tumor, peningkatan aktivitas fisik dan juga masa kehamilan.
Selain itu, pemakaian beberapa jenis obat steroid anti inflamasi dan juga kontrasepsi oral juga bisa meningkatkan kdaar kortisol dalam tubuh. Tes kortisol juga biasanya diketahui dengan cara tes darah, urine dan juga air liur dan untuk pengobatannya sendiri tergantung pada manajemen stres serta mengidentifikasi sekaligus menghilangkan beberapa faktor yang menyebabkan stres, menjalani diet rendah gula serta istirahat yang cukup.
Gejala Kortisol Rendah
Dari hasil tes yang membuktikan kadar kortisol rendah akan menimbulkan beberapa gejala yakni sakit addison yang disebabkan karena kelenjar adrenal yang di produksi kortisol terlalu sedikit dan hypopituitarism yang terjadi karena kelenjar adrenal memproduksi kortisol terlalu sedikit serta kelenjar pituitary yang tidak bisa mengirimkan sinyal seperti seharusnya. Gejala yang umumnya terjadi jika kadar kortisol rendah diantaranya adalah adalah cepat lelah dan jantung berdebar kronis, letih dan kondisi yang dikenal dengan nama penyakit addison.
Gejala Kortisol Tinggi
Tes kortisol yang memperlihatkan kadar kortisol tinggi akan mengganggu fungsi normal dari sistem kekebalan tubuh sehingga kemampuan mencegah infeksi dan penyakit juga menurun. Beberapa gejala yang sering dialami seseorang dengan kortisol tinggi diantaranya:
- Lebih rentan terhadap infeksi dan luka
- Menghambat fungsi kelenjar tiroid, menyebabkan darah tinggi dan hiperglikemia
- Lebih mudah mengalami obesitas karena lemak akan bertumpuk pada bagian perut namun bagian tubuh lainnya terlihat kurus serta terakumulasi juga di area leher dan punggung bagian atas.
- Lebih rentan terhadap stroke, serangan jantung dan meningkatnya kolesterol jahat
Tes kortisol menjadi cara melihat kadar hormon kortisol yang merupakan hormon penyebab stres untuk mengetahui hasil kortisol dalam tubuh apakah rendah atau tinggi. Dari tes ini nantinya akan didapatkan hasil akurat sehingga bisa ditemukan cara untuk menurunkan hormon kortisol yang paling baik tubuh seseorang.