Category: Sindrom Dressler
Sindrom Dressler merupakan sebuah jenis perikarditis di mana perikarditis kita ketahui sebagai sebuah kondisi iritasi serta pembengkakan di bagian perikardium atau kantung di sekitar jantung. Sindrom satu ini diketahui sebagai reaksi sistem imun tubuh setelah terjadinya kerusakan pada perikardium. Karena kondisinya yang muncul pada umumnya sesudah operasi jantung, maka sindrom ini disebut juga dengan sindrom cedera pasca-jantung.
Akhir-akhir ini, sindrom Dressler diketahui menjadi kurang begitu umum seperti zaman dahulu karena perkembangan perawatan akan serangan jantung pada zaman sekarang. Namun meski termasuk jarang, kasus ini tetap berpotensi terjadi, maka penting untuk mengenali apa saja gejala, berikut penyebab dan cara mengatasinya secara tepat.
Gejala dan Penyebab
Gejala sindrom Dressler dapat dialami oleh penderita selama 2-5 minggu setelah serangan jantung terjadi atau setelah adanya cedera atau operasi jantung. Namun beberapa orang mengalami gejala yang berkembang secara perlahan selama paling tidak 3 bulan. Berikut inilah sejumlah gejala umum akan sindrom Dressler untuk diwaspadai dan ditangani dengan cepat.
- Nyeri dada
- Nyeri dada akan makin terasa sakit saat tubuh dalam posisi berbaring.
- Nyeri dada makin memburuk yang disertai dengan batuk-batuk saat bernapas dalam-dalam. Nyeri seperti ini disebut juga dengan kondisi nyeri pleuritik.
- Sulit bernapas atau sesak nafas.
- Nafsu makan menurun dan lama-kelamaan hilang.
- Tubuh cepat lelah.
- Demam
Ketika gejala-gejala tersebut terjadi dan lebih dari satu atau dua kondisi, pastikan untuk segera ke dokter, apalagi bila rasa nyeri dialami secara persisten. Nyeri yang terasa persisten bisa jadi adalah indikator akan serangan jantung berulang atau gangguan jantung lainnya. Maka jangan anggap enteng dan segera mencari pertolongan medis.
Setelah mengetahui apa saja yang menjadi gejala dari sindrom Dressler, penting pula untuk mengetahui apa saja penyebab dari sindrom satu ini. Penyebab pasti dari sindrom Dressler belumlah jelas diketahui namun diyakini betul bahwa sindrom ini terjadi sebagai respon atau reaksi dari terjadinya cedera di mana tubuh kemudian akan mengirim sel-sel imun serta antibodi untuk memperbaiki daerah yang cedera.
Namun sayangnya, terkadang justru ada sejumlah inflamasi berlebihan yang disebabkan oleh reaksi imun tubuh. Bahkan dipercaya pula bahwa kondisi sindrom Dressler terjadi ketika serangan jantung atau operasi jantung menyerang reaksi imun di bagian perikardium. Beberapa pemicu lainnya yang perlu Anda ketahui mampu menyebabkan timbulnya sindrom Dressler antara lain adalah:
- Implantasi alat pacu jantung.
- Isolasi vena pulmonal
- Abalasi jantung
- Intervensi koroner perkutan.
- Operasi bypass arteri koroner
- Operasi jantung terbuka
Ketika kerusakan jantung terjadi, maka sindrom ini pun otomatis terpicu untuk timbul. Setelah gejala-gejala timbul, maka perlu untuk langsung ke dokter, memeriksakannya agar tidak terjadi komplikasi berbahaya bagi tubuh.
Diagnosa dan Pengobatan
Pada umumnya, sindrom Dressler diketahui sulit untuk didiagnosa karena memang keluhan gejala yang timbul cukup mirip dengan beberapa kondisi kesehatan seperti pneumonia, serangan jantung, angin duduk/angina, emboli paru, dan gagal jantung kongestif. Dokter kemungkinan akan lebih yakin bahwa sindrom Dressler-lah yang Anda alami terutama bila Anda memberi tahu bahwa gejala muncul beberapa minggu pasca serangan jantung ataupun operasi jantung yang Anda alami.
[AdSense-B]
Agar makin yakin dengan dugaan tersebut, dokter akan melakukan beberapa tes pemeriksaan agar benar-benar dapat diketahui apa yang terjadi sekaligus mengonfirmasi hasil diagnosanya. Langkah pertama tentunya adalah mengecek riwayat kesehatan Anda lebih dulu lalu memeriksa fisik Anda. Untuk tes lainnya, antara lain:
- Tes darah – Pemeriksaan berupa tes darah perlu pasien lakukan karena metode ini dapat mengindikasikan adanya aktivitas peradangan yang konsisten dengan sindrom Dressler.
- Sinar-X pada dada – Sinar-X merupakan cara pemeriksaan yang mampu mendeteksi akan adanya cairan yang menumpuk pada area paru-paru maupun jantung. Dengan pemeriksaan ini, maka otomatis kemungkinan penyebab lain seperti pneumonia dapat disingkirkan oleh dokter.
- Elektrokardiogram – Pemeriksaan ini adalah untuk organ jantung yang pencatatannya adalah melalui kabel yang ditempelkan pada kulit pasien. Tekanan pada jantung akan ditunjukkan dari adanya perubahan tertentu pada impuls listrik. Hanya saja, pasien perlu juga untuk mengetahui bahwa keabnormalan hasil elektrokardiogram bisa saja terjadi terutama pasien setelah operasi jantung sehingga dokter kemungkinan tak akan hanya bergantung pada tes ini untuk mampu mendeteksi atau mendiagnosa sindrom Dressler.
- Ekokardiogram – Dokter pun dapat mendeteksi adanya gangguan pada jantung dengan menggunakan metode diagnosa satu ini, yakni pencitraan pada jantung demi melihat ada tidaknya penumpukan cairan di sana.
Setelah terbukti bahwa Anda memang menderita sindrom Dressler, maka dokter baru bisa menentukan perawatan yang paling tepat sesuai dengan tingkat keparahan gejala. Pada umumnya, perawatan yang diberikan adalah hanya bertujuan supaya inflamasi berkurang. Dokter kemungkinan akan memberikan obat-obat yang bisa dibeli dengan mudah di toko obat terdekat seperti obat anti-inflamasi non-steroid, seperti:
- Naproxen
- Ibuprofen
- Aspirin dalam dosis tinggi
[AdSense-C]
Ketika memang dokter menyarankan untuk menggunakan obat-obatan tersebut, maka pasien perlu menggunakannya selama kurang lebih antara 4-6 minggu lamanya. Namun bila obat-obatan tersebut kemungkinan tidak berhasil mengurangi gejala, dokter bisa saja meresepkan:
- Kortikosteroid di mana obat ini yang akan menekan sistem daya tahan tubuh sekaligus berperan penuh mengurangi inflamasi.
- Colchine di mana ini merupakan sebuah obat anti-inflamasi yang berfungsi utama sebagai pereda inflamasi/peradangan.
Ada kemungkinan pula bahwa sindrom Dressler mengembangkan risiko komplikasi pada penderitanya. Maka obat-obatan yang sebelumnya diresepkan bakal kurang efektif dalam mengatasi komplikasi tersebut, oleh karena itu ada beberapa perawatan yang lebih agresif yang diberikan kepada pasien.
- Efusi pleura – Ketika terjadi komplikasi ini maka otomatis pengobatan yang paling tepat adalah dengan cara menguras cairan menggunakan sebuah alat berupa jarum dari paru-paru. Istilah yang bisa kita pakai untuk prosedur ini adalah thoracentesis.
- Perikarditis konstriktif – Komplikasi ini bisa diobati dengan cara pembedahan atau operasi. Operasi ini bertujuan utama untuk mengangkat perikardium.
- Tamponade jantung – Bila risiko komplikasi ini besar dan dialami oleh penderita sindrom Dressler, maka pengobatan yang paling tepat diberikan adalah perikardiosentesis. Pada proses pelaksanaan prosedur ini, dokter akan menggunakan jarum atau sejenis kateter agar kelebihan cairan bisa dihilangkan.
Sindrom Dressler tak dapat dianggap enteng karena gangguan kesehatan ini sama berbahayanya dengan serangan jantung yang bisa saja mematikan bila terlambat atau salah ditangani. Kiranya Anda pun rajin mengecek kesehatan jantung supaya mampu mengurangi risiko jenis-jenis penyakit jantung, bahkan juga sindrom ini.