Sindrom Koroner Akut – Penyebab, Gejala dan Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sindrom koroner akut adalah istilah medis / kesehatan untuk penyakit yang menyatakan kondisi di mana terjadi berkurangnya aliran darah yang mengalir ke jantung. Secara awam atau umum orang menyebutnya sebagai penyakit jantung koroner. Hal tersebut dapat terjadi karena ada kerusakan atau penyumbatan pada pembuluh darah yang menyuplai darah ke arah jantung. Pada skala kecil, berkurangnya aliran darah hanya menyebabkan rasa nyeri pada dada (angina) atau sesak napas. Namun, apabila tidak segera diatasi, suatu saat dapat terjadi hambatan total pada aliran darah menuju jantung.

Sindrom koroner akut disebutkan sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, begitu pula di Indonesia. Oleh karena itu sebagai upaya mengurangi resiko kematian akibat dari penyakit ini, ada baiknya kita mengenal lebih jauh tentang sindrom koroner akut atau penyakit jantung koroner ini. Dan sesuai judul, artikel kita kali ini akan membahas hal tersebut secara garis besar.

Penyebab Sindrom Koroner Akut

Secara umum, sindrom koroner akut terjadi karena adanya penyumbatan pada darah yang mengalir ke jantung. Secara khusus penyebabnya dapat diuraikan sebagai berikut.

  1. Adanya Plak pada Pembuluh Darah

Trombus pada darah mengalami penyempitan karena adanya sumbatan pada arteri / pembuluh darah koroner. Gangguan aliran darah tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan oksigen sel otot jantung. Akibatnya penderita akan mengalami nyeri di dada, atau kita menyebutnya sebagai sesak napas.

  1. Arterosklerosis

Arterosklerosis atau penimbunan lemak pada daerah koroner atau jantung merupakan penyebab paling banyak dan paling utama sindrom kororner akut. Selain menyebabkan penimbunan dan plak pada pembuluh darah, akibat yang lebih fatal adalah aliran darah ke jantung dapat berhenti sama sekali secara mendadak. Ini yang kita kenal dengan sebutan serangan jantung.

  1. Trauma

Trauma dapat merusak pembuluh darah yang menyuplai darah dan oksigen ke jantung sehingga menyebabkan sindrom koroner akut.

  1. Arteri Koroner Kongenital

Kelainan pembuluh darah atau kelainan jantung bawaan. Maksudnya, seseorang sejak lahir memang sudah memiliki penyakit jantung. Dapat disebabkan karena kehamilan yang tidak sehat, ibu hamil yang merokok, dan kelahiran prematur sehingga jantung belum berfungsi sempurna.

  1. Peningkatan Trigliserida, Homeostatin, dan Tekanan Darah

Ketiga hal tersebut dapat menyebabkan kerja jantung lebih cepat dari biasa, sehingga suplai darah dan oksigen tidak dapat mengikuti irama kerja jantung.

  1. Kebiasaan Hidup Tidak Sehat

Penumpukan plak, kerusakan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi dapat disebabkan karena kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat atau penyakit lain, seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, tingginya tingkat kolesterol, penyakit diabetes, terapi radiasi kanker di sekitar dada, malas olahraga, kegemukan, dan tingkat stress yang tinggi.

Gejala Sindrom Koroner Akut

Sindron koroner akut merupakan penyakit degeneratif, artinya pentakit tersebut membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembentukannya hingga menjadi serangan yang tiba-tiba. Dan dalam proses tersebut gaya hidup terhadap makanan merupakan pemicunya. Beberapa gejala sindrom koroner akut, antara lain :

  1. Nyeri Dada (Angina)

Nyeri dada kiri yang merupakan gejala penyakit ini bukanlah nyeri di dada yang berkepanjangan. Namun lebih kepada nyeri sesaat. Misalnya, ketika stress secara fisik atau emosional, ada perasaan tidak nyaman di dada seperti tertekan, itu kategori angina. Contoh lain adalah ketika melakukan aktvitas fisik yang berat, kemudian dada terasa sesak dan dapat hilang ketika istirahat. Ini juga ciri khas dari nyeri dada (angina) yang merupakan gejala jantung koroner.

  1. Sesak Napas

Gejala sesak napas berbeda dengan nyeri dada. Sesak napas umumnya akan dialami ketika merasa lelah atau cape ketika melakukan olahraga atau aktivitas fisik lain yang cukup berat. Sesak napas juga ditandai dengan napas yang pendek-pendek atau tersengal-sengal.

  1. Nyeri di Lengan Kiri Atas atau Rahang

Nyeri ini, terkadang orang menyebutnya sebagai tanda masuk angina. Padahal merupakan salah satu tanda sindrom koroner akut. Nyeri akan sangat terasa, apabila menarik napas panjang.

  1. Mual dan Muntah

Mual dan muntah yang menandai gejala sindrom koroner akut bila terjadi setelah berolahraga atau beraktivitas fisik cukup berat. Mual dan muntah umumnya menyertai sesak napas. Terjadi karena jantung yang berkurang mengakibatkan hal yang sama juga ke paru-paru.

  1. Berkeringat

Tanpa sebab, seseorang merasa kelelahan dan berkeringat deras (diaphoresis) juga merupakan gejala sindrom koroner akut.

Gejala sindrom koroner yang tidak segara ditangani atau apabila penderita tidak segera mengubah gaya hidupnya, akan menyebabkan serangan jantung.

Diagnosa Sindrom Koroner Akut

Jika Anda mengalami salah satu dari gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Maka dokter akan melakukan diagnosa. Diagnosa yang dilakukan dokter, antara lain :

  1. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pengukuran tekanan darah, pertanyaan seputar gejala yang dirasakan, riwayat kesehatan keluarga, dan gaya hidup. Riwayat kesehatan keluarga diperlukan, karena orang yang mempunyai riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami serangan jantung, obesitas, diabetes akan mempunyai resiko yang lebih tinggi. Apalagi bila hal tersebut dibarengi dengan gaya hidup tidak sehat.

  1. Tes Darah

Tes darah diperlukan secara keseluruhan. Biasanya akan mengukur kadar kolesterol dalam darah, kadar gula darah, kadar trigliserida darah, dan sebagainya.

  1. X- Ray

X Ray atau radiasi sinar X atau rontgen dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik jantung secara keseluruhan. Apakah ada penyumbatan karena plak, karena trauma, dan sebagainya.

  1. Elektrokadiogram (EKG)

EKG adalah tes diagnosa dokter yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung secara keseluruhan. Tes tersebut dapat merekam aktvivitas jantung pada batas waktu tertentu, sehingga dapat melihat ada atau tidaknya peredaran darah yang tidak norman bentuk jantung secl. EKG memberikan gambaran jantung secara menyeluruh, sampai bagian dalam jantung. Hasil tes EKG biasanya berupa skor yang diterjemahkan oleh dokter.

  1. Angiografi Koroner

Angiografi adalah tes yang lebih spesifik dari EKG. Apabila semua tes sebelumnya dirasakan belum memberikan hasil memuaskan, maka tes ini dilakukan. Dengan tes ini, memungkinkan dokter mengamati peredaran darah, terutama pada pembuluh darah arteri (pembuluh darah yang menuju jantung). Apabila ada penyumbatan atau kerusakan pada pembuluih darah, maka akan langsung terlihat.

  1. MRI Scan

Pemeriksaan MRI jantung merupakan tes alternatif untuk mendiagnosa sindrom koroner akut. Tindakan ini tidak menggunakan radiasi sehingga jauh lebih aman daripada tes lain. Selain itu, tes ini juga memberikan gambaran utuh tentang struktur jantung yang dapat direkam hasilnya. Dengan demikian dokter lebih leluasa mengamati jika kondisi jantung tidak normal. Keadaan pasien lebih sepat ditangani.

Pengobatan dan Pencegahan Sindrom Koroner Akut

Jantung merupakan organ vital pada manusia. Sehingga, apabila mengalami serangan atau sebenarnya penyakit mendadak yang menyebabkan fungsinya terganggu, maka terganggu pula fungsi tubuh lain. Tak heran, banyak orang yang mendapat serangan jantung mengalami kematian mendadak. Padahal serangan jantung merupakan akibat dari sindrom koroner akut yang tidak ditangani. Beberapa pengobatan yang diberikan dokter pada penderita sindrom koroner akut, antara lain :

  1. Memberikan Obat-obatan

Obat untuk penderita sindrom koroner akut sebenarnya berbeda-beda jenis sseuai penyebab dan tingkat keparahannya. Namun dari obat-obat tersebut dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut.

  • Obat penurun korestrol (LDL) dan meningkatkan kolestrol HDL, atau kita menyebutnya sebagi obat penurun kolestrol jahat dan meningkatkan kolesterol baik. Contoh obat-obatan ini, yaitu obat golongan statin (simvastatin), golongan asam nikotinat, golongan asam fibrat, dan lain-lain.
  • Obat pengencer darah yang digunakan untuk mengurangi resiko penggumpalan darah. Contoh obat jenis yang paling banyak digunakan adalah aspirin.
  • Obat pengontrol nyeri yang digunakan untuk mengontrol nyeri di dada dan mengurangi nyeri penyumbatan koroner.
    Obat penurun tekana darah apabila sindrom coroner akut disebabkan oleh hipertensi atau tekanan darah tinggi. Contoh obat jenis ini adalah Angiotesin Converting enzyme (ACE) dan Angina Receptor Bloker (ARB).
  1. Bedah atau Operasi

Bedah atau operasi adalah tindakan yang merupakan tindakan pilihan terakhir yang dilakukan pada penderita sindrom koroner akut. Ini terjadi jika penyakit jantung koroner parah atau sudah menyebabkan serangan jantung. Bedah jantung adalah tindakan medis yang secara prosedur akan membuka rongga jantung dan melibatkan seluruh komponen jantung, mulai dari pembuluh, katup hingga otot jantung.

  1. Berolahraga

Jika sindrom kororner akut masih dalam tahap dini, setelah diberi obat pasien disarankan untuk melakukan olahraga ringan secara teratur. Olahraga diyakini akan melatih otot-otot jantung sehingga fungsinya lebih baik dan kuat. Selain itu, olahraga akan membakar lemak yang menggumpal di jantung dan menyebabkan penyumbatan.

  1. Diet Makanan

Diet makanan sehat juga dianjurkan pada penderita jantung koroner. Diet dengan membatasi asupan / konsumsi makanan mengandung lemak yang meningkatkan kolestrol LDL dan makanan penyebab obesitas. Makan makanan secara bervariasi setiap hari dengan tidak berlebihan juga menjadi salah satu diet yang baik.

  1. Pengobatan Secara Alami

Sekarang ini, banyak orang percaya dan meyakini sindrom koroner akut dapat disembuhkan secara alami dengan konsumsi tertentu. Misalnya, dengan konsumsi kulit manggis, ekstrak mengkudu, konsumsi kunyit, alpukat, daun sukun, daun sirsak.

Sindrom koroner akut dapat dicegah secara sederhana dengan bergaya hidup sehat. Langkah-langkah tersebut antara lain :

  • Berhenti merokok dan minum alkohol.
  • Mengurangi konsumsi makanan berkolesterol tinggi dan memperbanyak konsumsi buah dan sayur. selain itu, makanlah dengan bervariasi dan tidak berlebihan seperti telah disebutkan sebelumnya.
  • Mengontrol kadar gula darah dan berat badan (tidak obesitas).
  • Berolahraga secara teratur.

Demikian artikel tentang sindrom koroner akut semoga bermanfaat bagi kita semua sehingga kita bisa mewaspadainya ke depannya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn