Penumpang Thai Airways Kena Serangan Jantung, Ini 3 Langkah Pertolongan Pertamanya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Serangan jantung dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan di transportasi umum sekalipun. Seorang penumpang pesawat Thai Airways TG 465 rute Bangkok-Melbourne Rabu pagi (18/9) tepatnya jam 6 WITA mengalaminya. Pesawat pun jadi harus mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar seperti yang salah seorang dokter katakan bahwa pendaratan darurat kiranya diperlukan begitu juga pertolongan medis untuk menolong pasien serangan jantung di pesawat.

Serangan jantung umumnya terjadi dadakan, lalu apakah kita mampu mencegahnya setidaknya dengan mengenali beberapa tanda yang ada pada penderita? Beberapa gejala sebetulnya pasti nampak pada penderita serangan jantung, yakni seperti:

  • Sesak nafas
  • Dada nyeri seperti tertindih
  • Area rahang, leher, punggung atau lengan dapat mengalami nyeri hasil penyebaran dari dada
  • Pusing
  • Berkeringat dingin
  • Merasa cemas berlebihan
  • Kesadaran menurun
  • Sakit perut, mual atau muntah (gangguan pencernaan)

Tak selalu dadakan, ada kalanya penderita mengalami gejala-gejala ini justru beberapa minggu atau hari sebelumnya. Hanya saja, gejala tak selalu juga timbul karena ada pula yang mengalami serangan jantung mendadak sama sekali tanpa mengeluhkan gejala apapun; hal ini umumnya lebih rentan terjadi pada seseorang yang juga memiliki diabetes, umumnya usia lanjut, dan juga berjenis kelamin wanita.

Pertolongan darurat perlu segera dilakukan ketika ada seseorang yang terkena serangan jantung, bahkan ketika kondisi sedang ada di dalam transportasi umum seperti pesawat. Ini karena serangan jantung terjadi begitu cepat sehingga sebelum dilarikan ke rumah sakit, sebaiknya beberapa langkah pertolongan pertama inilah yang diberikan secepatnya:

  1. Memberi Ruang, Melonggarkan Pakaian Penderita Hingga Memberi Oksigen

Terkena serangan jantung di tempat umum menjadikan banyak orang di sekitarnya malah menonton kejadian ini. Padahal, pasien serangan jantung harus memiliki ruang yang luas agar mampu memperlancar pernafasannya. Tak hanya memberi ruang bagi pasien agar meredakan sesak nafasnya, seseorang bisa membantu memberikan oksigen jika ada, atau melonggarkan pakaian penderita yang juga bertujuan supaya pernafasannya kembali baik.

Dokter ahli jantung dan pembuluh darah, dr Vito Damay, SpJP(K) dilansir dari laman Detik Health mengimbau pada warga yang berada di sekitar tempat kejadian di mana seseorang kena serangan jantung untuk tidak mencoba melihat dari dekat yang malah hasilnya menjadikan pasien makin tak nyaman. Mengerubuti si pasien hanya akan memperburuk kondisi yang sudah ada dan malah justru menjadi penghambat pula dalam proses evakuasi.

  1. Memberi Obat

Tentu saja pemberian obat bukanlah obat sembarangan, pastikan pemberian obat dilakukan sesuai dengan resep. Cara ini berlaku bagi penderita yang memang punya riwayat serangan jantung dan punya risiko kambuh. Biasanya, pasien kemudian membawa ke mana-mana obat resep dokter, jadi jika ada ambil saja obat yang dibawa penderita.

Obat nitrogliserin adalah salah satu jenis obat resep dokter untuk pasien serangan jantung. Jika pasien membawa obat ini, salah seorang warga dapat membantu meminumkannya dengan menaruh obat di bawah lidah pasien. Bila pasien hilang kesadaran, jangan sekali-kali memberi obat pada mulut pasien kecuali obat itu benar adalah nitrogliserin ya.

  1. Membawa ke Rumah Sakit

Pertolongan darurat di atas diberikan sambil orang lain menghubungi UGD (Unit Gawat Darurat) rumah sakit paling dekat. Barulah kemudian waktunya membawa penderita ke rumah sakit sesegera mungkin. Hal ini perlu dilakukan secara cepat agar pasien bisa mendapat pertolongan medis yang tepat sesuai dengan kebutuhan tubuhnya saat itu.

Pada umumnya pilot akan mendaratkan pesawat secara darurat ketika pemberian oksigen hingga obat nitrat kurang efektif dan kondisi pasien tak mampu tertangani dengan baik. Itu tandanya, pasien harus secepatnya memperoleh penanganan medis, entah itu diagnosa atau bantuan adekuat menurut dr Eka Ginanjar, SpPD-KKV, seorang konsultan kardiovaskular dilansir dari detikcom.

fbWhatsappTwitterLinkedIn