Apakah Anda tahu apa itu penyakit chikungunya? Ya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang sama pembawa penyakit demam berdarah ini memiliki resiko kematian. Virus ini menyerang manusia di daerah endedemis. Penularan antara orang ke orang dengan perantara nyamuk Aedes. Masa inkubasi penyakit ini berlangsung antara 1-12 hari atau 2-4 hari. Khususnya bagi penderita usia lanjut akan mengalami sakit pada sendi yang berulang dan dapat berlangsung beberapa bulan bahkan tahunan.
Sejarah Penyakit Chikungunya
Diperkirakan pada tahun 1779 terjadi wabah chikungunya untuk pertama kalinya di Batavia dan Kairo. Istilah chikungunya ini berasal dari bahasa suku Swahili. Mereka bermukim di Makonde Provinsi Newala, yang berlokasi di Tanzania. Chikungunya diartikan sebagai orang yang membungkuk, melengkung ke atas dan menekuk lututnya.
Sejak tahun 1952 virus menyebar di berbagai daerah di Afrika dan sampai ke Amerika dan Asia. Di wilayah Asia Tenggara, virus chikungunya ini menjadi endemis sejak tahun 1954. Sedangkan di Thailand, Vietnam, Manila, Kamboja, diperkirakan antara tahun 1950 dan 1960. Di Indonesia tercatat untuk pertama kalinya chikungunya terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur dan di Jakarta pada tahun 1973. Serangan penyakit chikungunya ini berlanjut ke Daerah Istimewa Yogyakarta, Muara Enim (1999), Aceh (2000), Jawa Barat(2001).
Pada umumnya, penyakit chikungunya ini menyerang secara bersamaan pada suatu wilayah tertentu. Menurut catatan kesehatan dikatakan bahwa pada periode tahun 2000-2007, penyakit chikungunya yang terjadi pada hampir seluruh provinsi di Indonesia, menyebabkan kematian pada 18.169 penderita.
Apa Bedanya dengan Penyakit Demam Berdarah?
Penyakit chikungunya dan demam berdarah sama-sama ditularkan oleh nyamuk Aedes sebagai vector atau perantara. Memang penderita kedua penyakit ini sama-sama mengalami demam tinggi dan muncul bintik-bintik merah pada kulit. Namun ada perbedaan, yaitu ciri khas penderita chikungunya adalah mengalami nyeri pada sendi yang mengakibatkan penderita akan sulit berjalan. Sedangkan pada penderita demam berdarah, terdapat penurunan trombosit, dan mengalami pendarahan pada gusi, hidung dan usus.
Penyebab Penyakit Chikungunya
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut alphavirus. Virus ini termasuk dalam famili Togairidae. Tersebarnya penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk yang sama yang menyebabkan penyakit demam berdarah, namun bedanya demam berdtrah tidak sampai menyebabkan kematian pada penderita.
Ciri nyamuk Aedes adalah bentuk tubuhnya yang kecil, terdapat bintik putih dan berwarna hitam. Habitat nyamuk Aedes pada air bersih dan kaleng-kaleng bekas yang bisa menampung air hujan. Maka dari itu penyebaran wabah chikungunya marak di saat musim penghujan.
Penyakit chikungunya bisa menyerang siapa saja baik itu anak kecil sampai yang berusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk yang uniknya memiliki habitat perkembang biakan di tempat yang tidak biasanya. Bagi yang ingin terhindar dari gigitan nyamuk pembawa chikungunya ini, maka pastikan bahwa lingkungan terhindar dari habitat perkembangbiakan nyamuk tersebut.
Berikut ini habitat perkembangbiakan nyamuk yang menjadi penyebab penyakit chikungunya:
- Banyak Genangan Air Bersih. Uniknya justru nyamuk Aedes aegypti suka berada pada genangan air yang bersih, seperti bak mandi, gelas, kaleng, botol yang menampung air bersih. Di tempat itulah nyamuk akan berkembang biak.
- Banyak Gantungan Baju di Tembok. Kedua, nyamuk yang memiliki corak tubuh berwarna hitam putih ini juga senang berada di benda-benda yang menggantung di tembok seperti baju-baju. Apalagi gantungan baju yang Anda tempatkan di belakang pintu kamar, itu akan semakin membuat nyamuk nyaman berada disitu karena tidak mudah terusik.
- Banyak Tempat Gelap. Selanjutnya nyamuk chikungunya ini juga sangat suka berada di tempat yang gelap-gelap. Jika yang memiliki ruangan gelap atau lemari yang jarang di buka, maka tempat itu akan menjadi lokasi strategis bagi nyamuk untuk berkembang.
- Banyak Tempat Pengap / Sirkulasi Udara Kurang. Nyamuk yang tumbuh dalam waktu 7-10 hari ini juga sangat suka mendiami tempat-tempat yang pengap seperti gudang. Tempat yang pengap akan memudahkan nyamuk untuk tumbuh lebih besar.
Gejala yang Dialami saat Terkena Penyakit in
Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk yang sama penyebab penakit demam berdarah. Oleh karenanya gejalanya akan hampir sama dengan penyakit demam berdarah. Gejala chikungunya saat awal terkena virus ini ditandai dengan :
- Penderita mengalami demam mendadak sampai badannya menggigil disertai sakit kepala.
- Nyeri pada persendian terutama pada sendi lutut, jari kaki dan tangan, pergelangan, nyeri pada pinggang bahkan sampai pada tulang belakang dan otot. Jika nyeri sendi lutut ini dibiarkan akan membahayakan.
- Timbul ruam pada kulit tubuh yang ditandai dengan kumpulan bintik-bintik merah yang terkadang menimbulkan rasa gatal.
- Mengalami pembesaran kelenjar getah bening pada leher.
Jika sudah mengalami gejala-gejala chikungunya segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan medis lebih lanjut.
Apa Saja Pencegahannya?
Nyamuk Aedes menularkan virus lewat gigitan yang biasanya berlangsung pada pagi dan malam hari. Pencegahan penyakit chikungunya bisa dilakukan dengan tindakan-tindakan sederhana, seperti:
- Membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya untuk mencegahnya menjadi tempat perindukan bebas dari nyamuk perantara yakni Aedes Aegypti.
- Jangan biarkan larva nyamuk berkembang dengan rutin melakukan 3M (menguras, menutup dan mengubur).
- Menaburkan larvasida contohnya bubuk abate minimal setiap satu minggu sekali, atau dengan menebarkan ikan tempalo yang memakan jentik nyamuk. Takaran pemberian bubuk abate yaitu untuk 10 liter air diberikan 1 gram atau 1 sendok makan bubuk abate.
- Bersihkan sampah-sampah seperti kaleng dan botol bekas, ban bekas, bahkan tempurung kelapa, karena ini merupakan habitat yang nyaman bagi nyamuk ini.
- Untuk wadah penyimpanan air sebaiknya ditutup rapat agar mencegah nyamuk bersarang di sana.
- Apabila ada di lingkungan kita yang sudah terserang penyakit ini, lebih baik lakukan desinfektan atau pengasapan (fogging) untuk membunuh larva nyamuk Aedes.
- Melindungi diri dengan obat gosok (repellent) atau memakai kelambu pada saat tidur serta pemasangan kawat kasa pada ventilasi rumah.
Mereka yang Rentan Tertular Chikungunya
Menurut catatan kesehatan WHO tahun 2013, dilaporkan bahwa daerah yang nyamuknya sudah terinfeksi oleh virus chikungunya (daerah endemis) adalah Saint Martin di Amerika.
Daerah endemis lainnya tercatat Negara Caribian, Afrika, Asia dan kepulauan di sekitar samudra Hindia. Bagi para traveler yang akan bepergian ke daerah-daerah yang sudah terinfeksi untuk menghindari resiko terkena chikungunya, ada baiknya memikirkan pencegahannya terlebih dahulu.
Beberapa kelompok yang rentan terkena penyakit chikungunya yaitu:
- Wanita yang sedang hamil, karena sangat beresiko bagi janin yang dikandungnya.
- Penderita yang mengalami masalah medis seperti arthritis, tekanan darah tinggi, dan penderita diabetes.
- Pelancong atau traveler yang berusia 65 tahun ke atas.
- Traveller yang aktivitasnya lebih banyak di luar ruangan atau yang tinggal berlama-lama dalam ruangan yang tertutup tanpa AC dan yang ventilasinya tidak ditutup dengan kasa kawat.
- Para misionaris dan sukarelawan yang bekerja di daerah endemis.
Belum terdapat vaksin untuk mencegah penyakit ini. Satu-satunya cara adalah menghindari gigitan nyamuk Aedes. Beberapa cara untuk mencegah gigitan nyamuk, diantaranya:
- Memakai baju lengan panjang, celana panjang dan topi atau pakaian lain yang menutupi kulit.
- Gunakan obat gosok (repellent) pada kulit. Jika menggunakan sunscreen (tabir surya), pakailah sebelum menggunakan repellent.
- Tidurlah dengan kelambu dan usahakan menutup ventilasi dengan kasa kawat. Apabila mungkin tinggallah di ruangan ber AC (Air Conditioning).
- Jika terserang gejala chikungunya, minumlah obat Acetaminophen atau Paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri. Minum air putih dan beristirahatlah yang banyak.
Bagaimana Cara Mengatasi Gejalanya?
Jika gejala sudah timbul, maka perlu di lakukan penyikapan yang tepat. Salah memberi tindakan justru akan berdampak buruk bagi penderita. Kita tahu bahwa penyakit chikungunya masih belum ditemukan vaksinnya, oleh karena itu menjadi penting untuk menghambat tingkat keparahan chikungunya ini.
Untuk meredakan gejala pengobatan pada penderita chikungunya dilakukan dengan memberikan obat-obatan pereda rasa sakit dan obat anti radang. Untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri pada otot, penderita diberikan obat penurun demam dan analgesik. Pemberian infus diberikan kepada penderita jika mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) karena turunnya nafsu makan dan kurang minum. Pemberian infus dapat juga disertai dengan pemberian cairan oralit.