6 Penyebab Ebola Virus Menular dan Cara Mencegahnya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Akhir-akhir ini ebola menjadi salah satu wabah penyakit yang menjadi perhatian dunia. Pada periode akhir-akhir ini, organisasi kesehatan dunia atau WHO mencatat bahwa kasus kali ini merupakan wabah yang terbesar sepanjang sejarah. Seperti nama penyakit ini, ebola disebabkan oleh virus ebola. Sebenarnya, kasus penyakit ebola sudah mulai merebak sejak tahun 1976 di benua Afrika. Namun akhir-akhir ini kasus mengenai penyakit ini sangat merebak akibat jumlah penderita meningkat pesat. Bahkan jumlah kematian juga terbilang luar biasa. Bahkan WHO mencatat, lebih dari 50% penderita ebola berakhir dengan kematian.

Di Indonesia sendiri kasus mengenai ebola memang belum ditemukan. Namun tidak ada salahnya bagi kita untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat penyakit ini sangat berbahaya.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, ebola merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ebola. Hingga saat ini, penelitian masih terus dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang bisa meningkatkan resiko penularan penyakit ini kepada orang lain. Hingga saat ini banyak spekulasi yang berpendapat bahwa beberapa faktor berikut ini merupakan faktor-faktor yang bisa meningkatkan atau merupakan cara penularan virus ebola kepada seseorang:

1. Beberapa Jenis Hewan

Hingga saat ini belum ada penelitian pasti yang mampu membuktikan bagaimana proses penyebaran virus ebola kepada manusia. Namun banyak yang berpendapat dan meyakini hipotesis bahwa virus ebola menular kepada manusia akibat beberapa jenis hewan yang telah terinfeksi oleh virus ebola, seperti kelelawar buah, monyet, simpanse, gorila, antelope, dan landak. Dari beberapa jenis hewan tersebut, kelelawar buah merupakan hewan yang diduga kuat sebagai penyebar virus ini. Adapun proses penularan virus kepada manusia dapat terjadi melalui cairan atau darah dari hewan tersebut. Di Indonesia sendiri hingga saat ini belum ditemukan kasus ebola ataupun kasus mengenai hewan-hewan yang terinfeksi oleh virus tersebut.

2. Sperma

Jika seorang pria terkena infeksi virus ebola maka ia harus segera mendapatkan penanganan medis dan hendaknya tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Penularan virus ebola kepada orang lain bisa terjadi melalui cairan sperma. Bahkan 2 bulan setelah penderita pria telah dinyatakan sembuh, spermanya masih beresiko untuk menularkan ebola. Untuk itulah, seorang pria yang dinyatakan telah sembuh dari ebola tetap harus mendapatkan pengawasan medis.

(Baca juga: makanan penambah sperma)

3. Urin

Penyebab ebola virus juga bisa menular melalui cairan urin, baik dari hewan yang terinfeksi atau dari penderita ebola. Urin penderita ebola diyakini mengandung virus ebola dan bisa menyebabkan penularan kepada orang lain. Untuk itu, penanganan penderita ebola, bahkan terhadap urin yang dikeluarkan dari dalam tubuhnya tidak bisa dibuang secara sembarangan.

(Baca juga: penyebab urin berwarna kuning)

4. Tinja

Selain dari urin, tinja dari penderita ebola juga beresiko untuk menularkan virus ebola kepada orang lain. Jadi sama halnya dengan urin penderita ebola, tinja dari penderita ebola juga harus ditangani secara khusus. Tidak hanya tinja dari penderita ebola, tinja yang berasal dari hewan yang terinfeksi oleh ebola juga memiliki resiko untuk menularkan virus. Untuk itu, lebih baik menghindari kontak dengan binatang yang telah disebutkan di atas, terutama jika binatang yang dimaksud tidak bersih.

5. Air Liur

Selain mematikan, penyakit ebola juga perlu untuk diwaspadai karena proses penularannya yang begitu mudah. Selain keempat media di atas, penularan ebola juga bisa terjadi melalui air liur penderita. Inilah yang membuat penularan virus ebola sulit untuk dikendalikan. Media penularan virus dan juga deteksi dini terhadap penyakit ini seringkali terlambat sehingga banyak penderita yang harus berakhir pada kematian.

6. Darah

Hampir semua jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi bisa menular melalui transfusi darah, termasuk ebola. Karena itulah penderita ebola harus menjalani tes laboratorium untuk memastikan ada tidaknya virus di dalam cairan dan di dalam tubuh seseorang.

(baca juga: prosedur transfusi darah)

Itulah beberapa faktor yang bisa meningkatkan resiko penularan ebola. Mengingat penyakit ini merupakan penyakit yang sangat mudah menular dan resiko terhadap kematian tergolong sangat tinggi untuk itulah melakukan tindakan pencegahan dianggap sebagai metode yang paling tepat untuk menghindari penularan atau menghindari infeksi penyebab ebola. Adapun metode pencegahan yang bisa dilakukan adalah:

  • Mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang virus ebola.
  • Bawalah anggota keluarga ke dokter jika Anda melihat adanya gejala infeksi ebola.
  • Gunakan pelindung secara optimal untuk menghindari resiko penularan jika Anda menjenguk penderita ebola.
  • Jenazah penderita ebola harus ditangani oleh pihak yang terlatih dan menggunakan perlindungan semaksimal mungkin.
  • Hindari bepergian ke tempat-tempat yang memiliki kasus ebola tergolong tinggi seperti di Afrika Barat.
  • Hindari melakukan kontak dengan hewan-hewan yang beresiko menyebabkan penularan ebola jika Anda bepergian ke wilayah yang memiliki kasus ebola tinggi, misalnya dengan binatang kelelawar, kera, dan lain sebagainya.
  • Masaklah daging sampai benar-benar matang sebelum Anda mengkonsumsinya.

Itulah beberapa hal terkait dengan penyebab dan juga cara mencegah penularan virus ebola. Segera periksakan diri secara medis jika Anda atau anggota keluarga Anda mengalami gejala ebola, seperti demam yang datang secara tiba-tiba, sakit kepala, tubuh lemas, nyeri sendi dan otot, sakit tenggorokan, muntah-muntah, ruam kulit, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta pendarahan di dalam tubuh (biasanya keluar melalui mulut, hidung, mata, atau telinga).

fbWhatsappTwitterLinkedIn