Disleksia merupakan kelainan dalam proses belajar yang biasanya mempengaruhi kemampuan menulis, membaca dan juga mengeja. Masalah ini terjadi karena masalah dalam mengenali bunyi dari perkataan dan juga hubungan dengan huruf serta kata secara tertulis. Keadaan ini merupakan kelainan dalam belajar yang khusus dan tidak berpengaruh dengan tingkat intelegensi atau kepintaran seseorang.
Disleksia juga menjadi kelainan yang akan dialami seumur hidup dan bisa menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari hari. Disleksia terjadi pada anak anak atau orang dewasa meskipun juga termasuk orang yang pintar, sayangnya hal ini pun bisa tidak terdeteksi selama bertahun tahun sampai beranjak dewasa. Untuk mengenali lebih jauh tentang kelainan ini, berikut ini kami berikan beberapa ciri disleksia yang harus anda waspadai sedini mungkin agar bisa dikurangi dan dikontrol meskipun tidak bisa disembuhkan.
- Kesulitan Bicara dan Mendengar
Ciri disleksia pertama yang merupakan jenis kelainan saraf yang bisa dilihat adalah mengalami kesulitan pemahaman dan juga memproses bahasa. Ini akan menimbulkan beberapa gejala yang bisa timbul dalam berbagai kegiatan tidak hanya sekedar membaca saja. Namun, satu atau dua tanda yang muncul tidak langsung bisa divonis sebagai disleksia namun juga diikuti dengan beberapa gejala lanjutan seperti berikut ini.
- Lambat dalam berbicara
- Kesulitan dalam mengucapkan kata untuk digabungkan menjadi sebuah bunyi.
- Kesulitan dalam menyatukan bunyi menjadi kata kata saat berbicara.
- Sering tertukar saat mengucapkan kata seperti kata “makan” yang diucapkan menjadi “kaman” dan sebagainya.
- Sulit Menggabungkan Kata Berima
Untuk anak anak yang menderita disleksia umumnya juga memperlihatkan gejala seperti kesulitan merubah bentuk bunyi dan juga proses respon visual verbal dan juga memperlihatkan kesulitan dalam proses belajar dasar seperti:
- Lambat dalam menambah kosakata yang umumnya terjadi pada anak usia prasekolah sehingga hanya bisa menguasai beberapa kata kata kecil saja.
- Lambat dalam mengenali bunyi, huruf, angka dan juga warna yang sering dijumpai sehari hari.
- Kesulitan dalam mengenali namanya sendiri
- Kesulitan saat menggunakan kata berima atau mengucapkan lirik lagu.
- Kesulitan mengingat isi dari sebuah informasi seperti film atau video meskipun film atau video tersebut adalah kesukaan mereka.
- Mengalami Kesulitan Fisik
Penderita disleksia juga meliputi masalah organisasi ruang dan juga dalam pengendalian motorik halus yang bisa muncul dalam berbagai tanda fisik seperti:
- Lambat dalam mengembangkan kemampuan motorik halus seperti memegang pensil, memasang kancing, menyikat gizi dan sebagainya.
- Kesulitan dalam membedakan kiri dan kanan.
- Kesulitan bergerak saat mengikuti sebuah irama.
- Memperlihatkan Mekanisme Menghindar
Penderita disleksia baik anak anak atau orang dewasa juga memperlihatkan gejala seperti menghindari beberapa situasi seperti menulis, membaca atau bicara di depan banyak orang secara sengaja seperti di hadapan teman, orang tua atau guru.
- Anak anak yang berusia lebih tua akan sering menunjukan mekanisme menghindar ini saat menghadapi beberapa situasi tersebut.
- Anak anak atau orang dewasa akan sering berpura pura sakit untuk menghindari beberapa kegiatan seperti membaca dengan keras atau bicara di depan banyak orang sebab takut atau malu.
- Sering menunda pekerjaan atau tugas membaca dan menulis.
- Memiliki Perasaan Rendah Diri
Penderita disleksia juga sering memperlihatkan gejala rendah diri dan juga frustasi yang terjadi karena mereka tidak bisa mengerti dengan materi belajar atau menarik inti dari sesuatu yang sedang dikerjakan.
- Mengalami Gangguan Pendengaran
Ciri disleksia selanjutnya adalah memiliki masalah pendengaran seperti tidak dapat mengingat apa yang baru saja di dengar yang menjadi penyebab mudah lupa ingatan. Anak anak penderita disleksia akan lebih sulit untuk mengingat bunyi lebih dari satu rangkaian atau lebih dari satu perintah yang diberikan secara bersamaan.
- Kesulitan Koordinasi Gerakan
Karena juga memiliki gangguan pengindraan, penderita disleksia juga akan mengalami kesulitan saat melakukan koordinasi gerakan mudah sehari hari seperti mengikat tali sepatu mereka sendiri, mengancingkan baju dan bahkan sampai mengalami kesulitan saat bergerak, menjaga keseimbangan sampai berjalan dengan terburu buru atau sering tersandung dengan kakinya sendiri.
- Keterlambatan Bicara
Sebuah penelitian memperlihatkan jika 50% dari anak yang telat berbicara, umumnya juga mengalami learning disorder. Akan tetapi, untuk mendeteksi masalah ini harus menunggu sampai anak berumur 2 tahun keatas. Namun, bisa juga terdeteksi sebelum memasuki usia tahun dengan melihat keterlambatan anak untuk mengucapkan kata yang biasanya sudah bisa dilakukan anak seumuran mereka seperti contohnya papa, mama dan sebagainya sekaligus menjadi penyebab bicara gagap.
- Kemampuan Sosialisasi yang Lemah
Penderita disleksia juga akan memperlihatkan kemampuan bersosialisasi atau organisasi yang lemah. Umumnya akan diperlihatkan dengan kesulitan dalam mengurutkan sesuatu dan tulisan tangan mereka juga terlihat kaku dan bahkan sulit untuk dibaca. Inilah yang membuat penderita disleksia memiliki kemampuan organisasi yang lemah.
- Kesulitan dalam Manajemen Waktu
Penderita disleksia juga memperlihatkan kesulitan dalam manajemen waktu yang buruk dan juga sulit dalam mengatur diri sendiri. Konsep waktu yang dimiliki penderita disleksia berbeda dengan orang lain pada umumnya. Ini membuat penderita disleksia sering terlambat datang ke sebuah pertemuan atau bahkan tidak datang sama sekali.
- Lambat Mengembangkan Motorik Halus
Ciri berikutnya dari penderita disleksia adalah kesulitan dalam mengembangkan motorik halus. Sebagai contoh, seorang anak yang menderita disleksia akan membutuhkan waktu lebih lama hanya untuk memegang pensil dibandingkan dengan anak lainnya.
- Sering Menulis Terbalik
Hal yang bisa dilihat dari penderita disleksia lainnya adalah sering menulis terbalik khususnya pada anak usia prasekolah. Banyak anak anak usia TK dan juga SD kelas 1 yang memakai huruf atau angka secara terbalik. Hal ini akan terus dilakukan bahkan sampai usia dewasa sehingga harus sesegera mungkin menjalankan tes disleksia. Beberapa kesalahan yang biasanya terjadi adalah menulis hutuf “D” menjadi “B”, menulis huruf “M” menjadi “W”, menulis kata “wabah” menjadi “bawah” dan sebagainya.
- Memperlihatkan Tanda Emosi dan Perilaku
Penderita disleksia khususnya anak anak akan sering merasa dirinya sudah gagal, memperlihatkan ciri ciri depresi atau menganggap dirinya bodoh dari berbagai sisi. Hal ini terjadi karena mereka berjuang dengan keras saat di sekolah untuk belajar menulis seperti yang dilakukan anak lain dengan mudah namun terasa sulit untuk penderita disleksia.
Beberapa tanda emosi dan perilaku yang diperlihatkan adalah menarik diri dan tertekan, mengalami kecemasan yang berlebihan, memperlihatkan rasa frustasi yang ekstrem yang bisa diperlihatkan dengan cara marah dan sulit untuk fokus serta terlalu aktif dan sering melamun.
Beberapa ciri ciri disleksia yang sudah kami sebutkan diatas biasanya mulai terjadi saat usia anak anak bahkan dibawah umur 1 tahun. Semakin cepat menyadari beberapa tanda disleksia, maka akan semakin baik sehingga bisa dilakukan terapi atau perawatan untuk mengatasi kelainan tersebut.