Diabetes Kering – Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Diabetes merupakan suatu gangguan kesehatan yang disebabkan karena kadar gula dalam darah meningkat dan melebihi batas normal. Diabetes sering kali dialami oleh seseorang yang mengalami gangguan obesitas (kelebihan berat badan) maupun orang-orang yang telah lanjut usia. Akan tetapi, anak-anak, orang dewasa, maupun orang yang telah berusia produktif juga dapat terkena gangguan ini.

diabetes keringPenyakit diabetes dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu

  • Diabetes Tipe 1, yaitu diabetes yang disebabkan oleh kerusakan atau ketidaksediaan hormon insulin dalam tubuh.
  • Diabetes tipe 2, yaitu diabetes yang terjadi akibat ketidakmampuan hormon insulin untuk mengontrol kadar gula dalam darah
  • Diabetes gestasional, yaitu gangguan diabetes yang terjadi pada masa-masa kehamilan.

Dalam diabetes juga dikenal istilah diabetes kering, diabetes basah, maupun diabetes penyakit keturunan. Saat ini kita akan membahas terlebih dahulu tentang diabetes kering.

Apa Itu Diabetes Kering ??

Diabetes kering merupakan bagian dari gangguan diabetes yang mana hal tersebut ditandai dengan kondisi tubuh penderita diabetes terlihat kurus dan kering. Diabetes kering merupakan tanda awal timbulnya diabetes tipe 2, dimana insulin dalam tubuh penderita sudah mengalami kerusakan sehingga mengakibatkannya kebal terhadap kandungan glukosa dalam darah. Dalam kasus ini, insulin tidak mampu lagi untuk mengkonversi gula dalam darah menjadi glikogen yang pada akhirnya dapat menimbulkan peningkatan kadar gula dalam darah melebihi batas normalnya, yaitu 150 mg/dl.

Ciri-ciri Penderita Diabetes Kering

Seseorang yang memiliki tanda-tanda atau ciri-ciri dibawah ini harus waspada, siapa tahu ia sedang mengalami gangguan diabetes jenis ini. Diantara ciri-ciri tersebut ialah :

  • Seorang penderita diabetes kering akan mudah merasa kelaparan. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan glukosa yang tidak dapat disalurkan ke seluruh sel-sel dalam tubuh.
  • Meningkatnya rasa haus serta frekuensi dalam buang air kecil yang disebabkan oleh terbuangnya jumlah glukosa melalui urine tanpa melalui proses penyaringan yang normal.
  • Mulut terlihat kering yang disebabkan oleh dehidrasi yang berlebihan
  • Timbulnya bau mulut pada nafas penderita yang disebabkan adanya hasil pembakaran lemak bersama aseton sebagai sumber energi yang menghasilkan keton, yaitu zat yang baunya menyerupai buah-buahan.
  • Penglihatan menjadi kabur yang terjadi akibat tingginya kadar glukosa dalam darah yang dapat mempengaruhi mata.
  • Timbulnya rasa pegal pada bagian otot yang disebabkan oleh dehidrasi.
  • Badan menjadi mudah lemah, letih, maupun lesu
  • Timbulnya luka pada bagian kulit yang sulit untuk mengering
  • Terjadi pembengkakan pada kaki
  • Kulit gatal-gatal
  • Mudah mengantuk
  • Berat badan yang terus menurun
  • Sakit kepala

Penyebab Diabetes kering

Beberapa penyebab terjadinya diabetes kering antara lain adalah :

  • Pola makan yang tidak teratur, yaitu seperti mengkonsumsi makanan yang terlalu manis, makanan ringan, soft drink, maupun jenis junkfood lainnya.
  • Mengalami gangguan bahaya obesitas (kelebihan berat badan)
  • Faktor genetik atau keturunan
  • Penggunaan obat-obatan berbahan kimia
  • Kurang beristirahat dan berolahraga
  • Stress

Pencegahan Diabetes kering

Berikut ini cara untuk mencegah dan mengontrol diabetes kering :

diabetes kering1. Mengontrol gula darah

Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

  • Melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin
  • Mengkonsumsi obat-obatan antidiabetes

2. Selalu menjaga asupan makanan

Menjaga asupan kalori dalam tubuh merupakan langkah yang penting untuk mencegah timbulnya diabetes kering. Asupan makanan yang mengandung kalori berlebih dapat menimbulkan obesitas yang menjadi salah satu penyebab gangguan ini. Untuk itu, sebaiknya menghindari konsumsi makanan ataupun minuman yang terlalu manis.

3. Berolahraga secara teratur

Dengan melakukan kegiatan olahraga secara teratur dapat membantu untuk mempertahankan berat badan normal, sehingga terhindar dari gangguan obesitas. Selain itu, olahraga juga dapat membantu mengontrol kadar gula dalam darah.

4. Menghindari stres

Stress memiliki peranan yang tak kalah besar terjadinya gangguan diabetes, yaitu memicu resistensi insulin sehingga kadar gula menjadi tidak terkontrol. Selain itu, penyebab stress juga dapat meningkatkan resiko obesitas, serta tekanan darah tinggi.

5. Menghindari rokok

Bahaya merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya diabetes kering. Untuk itu, sebaiknya menghindari kebiasaan tersebut.

Pengobatan Diabetes Kering

Management untuk mengatasi diabetes kering ada beberapa cara, seperti :

1. Mengkonsumsi makanan sehat

Sangat penting bagi penderita diabetes untuk lebih memilih konsumsi bahan makanan yang kaya akan kandungan serat seperti buah-buahan, sayuran, maupun biji-bijian. Sumber makanan kaya serat biasanya memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga dapat membantu mengontrol kadar gula dalam darah.

2. Melakukan aktivitas fisik secara rutin

Seorang penderita gejala diabetes sangat dianjurkan untuk selalu rutin melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga untuk membantu menurunkan kadar gula dalam darahnya. Latihan tersebut dapat berupa aerobik ringan, berenang, jogging, maupun jenis olahraga lainnya.

3. Memantau kadar gula dalam darah

Terkadang, kadar gula dalam darah seseorang sangat sulit untuk diprediksi. Untuk itu, seorang penderita diabetes sebaiknya rajin untuk mengontrol gula darah ke dokter.

4. Dengan terapi insulin

Terapi ini dengan menggunakan beberapa jenis obat-obatan seperti :

  • Metformin, yaitu sejenis obat yang diresepkan dokter pada pasien diabetes yang gunanya untuk meningkatkan sensitivitas jaringan tubuh terhadap insulin sehingga tubuh dapat menggunakan insulin dengan lebih efektif. Selain itu, obat ini juga dapat menurunkan produksi glukosa pada organ hati. Penggunaan obat ini bisa menimbulkan efek samping seperti mual dan diare.
  • Sulfonilurea, yaitu jenis obat yang berguna untuk meningkatkan jumlah produksi insulin. Contoh obat ini antara lain glyburide (seperti DiaBeta dan Glynase), glipizide (seperti Glucotrol), dan glimepiride (seperti Amaryl). Efek samping dari obat ini adalah penurunan kadar gula serta kenaikan berat badan pasien.
  • Meglitinides, obat ini bekerja seperti sulfonilurea yaitu dengan memproduksi lebih banyak insulin. Akan tetapi sistem kerja dari obat ini lebih cepat daripada sulfonilurea. Contoh obat ini adalah repaglinide (Prandin) dan nateglinide (Starlix).
  • Thiazolidinediones, yaitu jenis obat yang dapat membuat jaringan tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Efek samping dari penggunaan obat ini antara lain adalah penambahan berat badan, peningkatan risiko gagal jantung dan patah tulang. Contoh obat ini antara lain adalah Rosiglitazone (Avandia) dan pioglitazone (Actos).
  • DPP-4 inhibitor, yaitu jenis obat yang dapat membantu mengurangi kadar gula darah, dengan efek samping yang cenderung lebih kecil. Contoh obat ini antara lain adalah sitagliptin (Januvia), saxagliptin (Onglyza) dan linagliptin (Tradjenta).
  • GLP-1 receptor agonists, yaitu jenis obat yang dapat memperlambat proses pencernaan dan membantu menurunkan kadar gula darah. Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain adalah mual, serta dapat meningkatkan resiko pankreatitis. Contoh obat ini antara lain Exenatide (Byetta) dan liraglutide (Victoza).
  • GLT2 inhibitor, yaitu jenis obat yang bekerja dengan mencegah ginjal dari reabsorbing gula dalam darah dan mengekskresikannya dalam urin. Efek samping yang mungkin ditimbulkan antara lain adalah infeksi ragi dan infeksi saluran kemih. Contoh obat ini adalah canagliflozin (Invokana) dan dapagliflozin (Farxiga).
  • Terapi insulin, terapi ini dilakukan sebagai pilihan terakhir dari pengobatan diabetes, yaitu dengan menyuntikkan insulin ke dalam tubuh pasien.

5. Operasi bariatrik

Yaitu operasi yang dilakukan dengan cara memotong sebagian dari usus kecil yang memiliki efek untuk menurunkan kadar gula darah. Resiko yang bisa ditimbulkan antara lain adalah kekurangan nutrisi dalam tubuh, osteoporosis, serta kematian.

fbWhatsappTwitterLinkedIn