Category: Aspermia
Aspermia merupakan sebuah jenis penyakit yang berkaitan erat dengan organ reproduksi pria di mana kondisi ini tergolong penyakit langka. Penyakit ini bukanlah penyakit biasa karena tak seperti infertilitas maupun sejumlah kelainan seksual pada umumnya. Mengapa seperti itu? Ini karena aspermia merupakan keadaan di mana rendahnya tingkat sel spermalah yang dipermasalahkan dalam air mani.
Kelainan seperti ini biasanya dijumpai pada kalangan pria di mana ada alasan tertentu dibaliknya, seperti ejakulasi yang kurang karena penyumbatan saluran ejakulasi dan ejakulasi pada kandung kemih di mana kita kenal dengan istilah ejakulasi retrograde. Para pria perlu untuk mendalami apa itu aspermia, penyebab, gejala hingga cara menanganinya agar mampu mewaspadai serta mengatasi dengan tepat ketika mengalami.
Penyebab
Ada kemungkinan bahwa penyebab dari aspermia pada laki-laki ini adalah faktor psikologis seperti stres, namun tentu tak menutup kemungkinan juga bahwa ada beberapa faktor lain yang menyebabkan atau memicu aspermia. Seperti sudah dibahas sebelumnya secara singkat, kondisi tersumbatnya saluran ejakulasi sehingga menyebabkan tingkat ejakulasi rendah dan juga ejakulasi retrograde.
- Ejakulasi Retrograde
Pada kasus ejakulasi retrograde ini, ejakulasi air mani bukannya terdorong ke depan malah justru ke belakang. Kegagalan kandung kemih merupakan satu penyebab dari kondisi ejakulasi retrograde ini di mana air mani yang ejakulasi dipaksa dan didorong untuk ke belakang. Apabila memang aspermia benar-benar disebabkan oleh ejakulasi retrograde, berikut ini merupakan alasan-alasan dibaliknya.
- Penyakit yang mampu merusak saraf di mana saraf yang rusak bisa menjadi penyebab terjaidnya ejakulasi retrograde.
- Operasi testis atau prostat.
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti tamsulosin yang dokter resepkan untuk mengobati tumor prostat. Tak hanya itu, obat antipsikotik, antidepresan dan antihipertensi memiliki efek samping cukup banyak yang salah satunya memicu ejakulasi retrograde.
- Penyakit lainnya, seperti multiple sclerosis, diabetes, serta cedera tulang belakang.
- Penyumbatan pada Saluran Ejakulasi
Salah satu dari penyebab utama aspermia adalah penyumbatan saluran ejakulasi di mana salah satu atau kedua saluran ejakulasi dapat terhambat. Saat obstruksi atau penyumbatan terjadi pada kedua saluran ejakulasi, maka inilah yang diketahui sebagai sumbatan saluran ejakulasi total. Sementara obstruksi sauran ejakulasi parsial adalah istilah bagi kondisi ketika hanya satu saluran saja yang mengalami sumbatan. Berikut di bawah ini merupakan alasan-alasan dibalik terjadinya sumbatan saluran ejakulasi yang kemudian menjadi faktor pemicu dari aspermia:
- Tuberkulosis prostat dan peradangan pada kelenjar prostat.
- PMS atau penyakit menular seksual seperti klamidia.
- Kista kongenital yang ada pada saluran ejakulasi sehingga menjadi penghalang di dalam saluran tersebut.
Beberapa faktor risiko lainnya yang perlu diketahui mampu meningkatkan potensi aspermia pada pria antara lain adalah:
- Penyakit Parkinson di mana penyakit ini merupakan gangguan neurodegeneratif jangka panjang.
- Blokade uretra parsial.
- Penyakit bawaan.
- Proses inflamasi atau peradangan umum.
- Prostatitis atau bengkaknya kelenjar prostat.
Gejala
Sejumlah penyakit memiliki gejala yang kurang jelas, namun aspermia tidaklah demikian karena beberapa gejala aspermia dapat membuat Anda mewaspadai kondisi ini dengan baik. Tanda-tanda yang diperlihatkan sangat jelas dan gampang terlihat sehingga memampukan Anda untuk mengatasi secara lebih cepat.
Karena mudahnya gejala dari aspermia nampak, cukup mudah bila kita ingin mengetahui apakah seseorang memang sedang menderita aspermia atau tidak, jadi di bawah ini adalah beberapa ciri atau tanda aspermia paling umum yang bisa disimak secara lebih jauh untuk mewaspadainya.
[AdSense-B]
- Orgasme kering atau suatu kondisi kekurangan air mani sewaktu ejakulasi terjadi.
- Oligospermia, kondisi jumlah air mani yang dilepaskan sangat sedikit.
- Daerah pelvis sangat sakit sesudah ejakulasi terjadi.
- Ketidakmampuan dalam penyediaan sperma ke dalam vagina sehingga pasangan tak bisa hamil.
- Kebocoran air mani yang disebabkan paling umum oleh penyumbatan di mana ini mengakibatkan seorang pria mamu mengamati air seni setelah sampai pada puncaknya ketika berhubungan intim dengan pasangan.
Saat tanda-tanda tersebut mulai dirasakan atau muncul, pastikan untuk tidak membiarkannya terlalu lama. Segera temui dokter untuk memeriksakan gejala tersebut dan menjadi lebih mudah pula untuk menangani serta menyembuhkan gejala sebelum menjadi lebih serius di kemudian hari.
Diagnosa dan Pengobatan
Setelah menemui dokter, dokter Anda tentu akan melakukan beberapa metode diagnosa atau pemeriksaan lebih dulu barulah hasilnya diketahui apakah benar gejala-gejala yang terjadi memang menjadi tanda dari terjadinya aspermia. Berikut adalah beberapa langkah tes atau pemeriksaan yang penting untuk ditempuh oleh penderita gejala aspermia.
- Pemeriksaan fisik. Dokter pasti juga perlu memeriksa fisik pasien, terutama pada bagian alat kelamin dan tetstis yang dokter akan evaluasi. Setelah hasil didapat, maka inilah yang akan membantu dokter dalam menentukan apa sebenarnya kondisi pasti dari gejala-gejala yang nampak.
[AdSense-A]
- Memeriksa riwayat kesehatan medis. Riwayat medis pasien biasanya akan dokter minta untuk melihat apakah ada penyakit-penyakit lain atau kondisi medis tertentu yang mampu memicu timbulnya aspermia. Gambaran jelas dari riwayat medis itulah yang membantu dokter dalam mengetahui apa yang mendasari gangguan tersebut.
- Pencitraan. Tes ini meliputi ultrasound transrektal dan juga pencitraan resonansi magnetik di mana tujuannya adalah untuk melihat ada tidaknya kelenjar prostat yang rusak.
- Tes urine pasca ejakulasi. Pemeriksaan dilakukan demi mengetahui keberadaan air mani di dalam urine.
- Radioimmunoassay. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengukur kadar hormon seks dalam darah.
- Pemeriksaan miskrokopis sperma. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengevaluasi sperma.
- Tes darah. Sudah pasti tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat hormon perangsang folikel dan hormon testosteron di dalam tubuh penderita.
- Analisa kimia air mani. Dokter perlu melakukan tes ini demi mengetahui kadar pH dan fruktosa di dalam air mani.
Cara Mengatasi secara Medis
Setelah didiagnosa dan memang terbukti gejala merujuk pada kondisi aspermia, maka pengobatan yang kiranya diberikan oleh dokter adalah sebagai berikut:
- Terapi Obat
Langkah terapi obat adalah cara penanganan yang biasanya langsung diberikan oleh dokter melalui beberapa resep tergantung dari kondisi gejala pasien. Pemulihan saraf yang rusak dapat dipulihkan melalui konsumsi obat tertentu, seperti imipramine, pseudoephedrine, efedrin, phenulephrine, bromopheniramine, dan chlorpheniramine.
- Reproduksi yang Dibantu
Pengobatan ini biasanya lebih akan dianjurkan terutama bagi pasangan yang memang ingin segera mempunyai keturunan dan sejumlah cara seperti inseminasi intrauterine, pembuahan in virto, serta bladder sperm harvest melalui obat yang meningkatkan level pH biasanya menjadi bagian dari pengobatan ini.
- Operasi
Ketika seluruh pengobatan yang sebelumnya disebutkan tak begitu efektif dalam menangani aspermia, pembedahan atau operasi merupakan pilihan terakhir bagi pasien. Operasi akan dilakukan berdasarkan penyebab dari aspermia itu sendiri. Bila penyumbatan saluran ejakulasi yang menjadi penyebabnya, maka operasi yang dibutuhkan adalah transurethral resection of the ejaculatory duct atau TURED.
Metode operasi lain bagi terjadinya sumbatan adalah rekanisasi saluran ejakulasi di mana ini melalui kateter balon yang disisipkan transrektal atau transuretral yang bertujuan melebarkan saluran ejakulasi. Pelebaran ini akan membantu supaya aliran air mani lebih lancar dan komplikasi yang terkait pun bisa dicegah.
Karena aspermia tak hanya memengaruhi kesehatan pria, tapi juga pasangannya, diperlukan untuk mengenali penyebab dan gejala dengan baik. Setelah mengetahui apa saja penyebab dan tanda-tandanya, akan lebih mudah pula untuk mewaspadai dengan secepatnya memeriksakan diri dan mengobati sesuai dengan kondisi yang dialami.