Malaria merupakan penyakit yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Penyakit ini termasuk dalam penyakit pada sistem peredaran darah. Tentunya sebagai sebagai penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah, penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Jenis penyakit malaria yang dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya yaitu malaria tropica. Malaria tropica memiliki gejala yang cukup berbahaya bagi kesehatan, gejala malaria tropica yang berbahaya misalnya anemia, gagal ginjal, pembengkakan organ hati dan limpa dan lain – lain. Sebagai penyakit yang tergolong cukup mematikan, penting untuk melakukan pencegahan malaria demi menghindari risiko terjangkit penyakit mematikan ini. Namun bila telah terjangkit penyakit malaria ini, perlu dilakukan pengobatan yang tepat guna menghilangkan parasit Plasmodium penyebab penyakit ini serta meringankan gejala dan komplikasi penyakit ini.
Pengobatan penyakit malaria bisa dilakukan dengan dua cara yaitu cara pengobatan tradisional dan dengan pengobatan modern. Pengobatan tradisional dapat dikatakan sebagai cara alternatif untuk mengobati penyakit malaria. Pengobatan dengan cara tradisional biasanya menggunakan obat tradisional berupa tanaman herbal. Penggunaan obat tradisional ini bisa membantu menanggulangi gejala malaria atau bahkan membunuh parasit Plasmodium dalam darah. Berikut akan dijabarkan beberapa obat tradisional yang diketahui oleh masyarakat Indonesia dan juga beberapa yang digunakan sebagai obat tradisional di luar negeri.
1. Daun Pepaya
Pepaya (nama ilmilah Carica papaya) dipercaya memiliki khasiat yang baik dalam mengatasi penyakit malaria. Pepaya dimanfaatkan daun dan bunganya sebagai obat tradisional malaria oleh masyarakat Indonesia sejak lama. Penggunaan obat tradisional dengan daun dan bunga pepaya ini bisa dilakukan dengan merebus daun dan bunga dengan air hingga mendidih. Air haasil rebusan daun dan bunga pepaya tersebut diminum. Selain itu, daun dan bunga pepaya juga bisa disajikan sebagai sayuran. Pengidap malaria atau yang memiliki gejala malaria bisa disuguhkan sayuran dari daun dan bunga pepaya ini. Tidak hanya itu, penyajian sayuran dari daun dan bunga pepaya yang sering, dapat mencegah terjangkitnya penyakit malaria.
2. Jahe
Jahe (nama ilmiah Zingiber officinale) merupakan tanaman herbal yang sering dimanfaatkan sebagai bumbu masak dan campuran obat herbal. Jahe mengandung berbagai senyawa kimia yang memiliki khasiat terhadap beberapa penyakit. Kandungan senyawa kimia yang dimiliki oleh tanaman jahe tersebut adalah gingerol, phenol, resin, citral, eucalyptol,protein dan vitamin. Kandungan gingerol pada tanaman jahe ini memiliki khasiat anti bakteri dan anti peradangan. Selain itu, jahe juga bisa mengobati gejala penyakit malaria lainnya seperti demam dan penyakit kuning. Penggunaan jahe sebagai obat tradisional malaria bisa dilakukan dengan merebus jahe dengan air mendidih. Setelah itu air rebusan jahe dapat diminum. Jahe juga bisa dikonsumsi dengan rutin sebagai penyedap makanan. Sering mengkonsumsi jahe dapat meningkatkan vitalitas tubuh serta mengurangi risiko terjangkit penyakit malaria berkat zat anti bakteri yang dimiliki jahe.
3. Jeruk Limau Gedang
Jeruk limau gedang (nama ilmiah Citrus paradisi) merupakan salah satu jenis tanaman berbuah yang termasuk dalam keluarga Rutaceae. Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman hibrida jeruk yang berasal dari Barbados. Buah jeruk limau gedang ini memiliki kandungan senyawa yang mirip dengan senyawa quinine yang dimiliki oleh tanaman kina. Senyawa kimia yang dimiliki oleh tanaman jeruk limau gedang ini memiliki khasiat untuk menetralisir bakteri parasit seperti Plasmodium. Penggunaan obat tradisional ini dalam menanggulangi penyakit malaria bisa dengan memakan buahnya langsung ataupun merebus buah dan bulirnya, lalu air rebusan tersebut diminum.
4. Kayu Manis
Kayu manis (nama ilmiah Cinnamomum burmanii) merupakan jenis tanaman rempah – rempah yang dimanfaatkan kulit kayunya sebagai penyedap makanan. Selain digunakan sebagai penyedap makanan, kulik kayu manis juga digunakan sebagai obat tradisional. Kayu manis mengandung beberapa senyawa antioksidan seperti cinnamaldehyde, eugenol dan linalool. Kandungan senyawa cinnamaldehyde memiliki khasiat anti peradangan yang baik dalam mengatasi gejala malaria. Selain itu, aktivitas anti mikroba seperti bakteri juga ditemukan pada kayu manis. Aktivitas anti mikroba atau bakteri ini baik untuk menanggulangi infeksi parasit Plasmodium dalam darah. Penggunaan kayu manis sebagai obat tradisional malaria bisa dengan merebus kulit kayu manis hingga mendidih, lalu air rebusan tersebut diminum sebagai obat herbal. Selain itu, penggunaan kulit kayu manis sebagai obat tradisional bisa juga dilakukan dengan menggunakan kulit kayu manis sebagai tambahan bumbu penyedap untuk makanan.
5. Sambiloto
Sambiloto (nama ilmiah Andrographis paniculata) merupakan jenis tanaman herbal yang berasal dari kawasan India dan Sri Lanka. Tanaman sambiloto ini sering digunakan sebagai obat tradisional khususnya penyakit malaria. Tanaman sambiloto memiliki kandungan senyawa andrographolide yang terdapat pada daun tanaman ini. Senyawa andrographolide inilah yang menyebabkan rasa pahit pada daun sambiloto. Tanaman sambiloto memiliki khasiat sebagai anti inflammatory (anti peradangan) dan antipyretic (menurunkan demam). Khasiat yang dimiliki oleh tanaman sambiloto ini sangat berguna untuk menurunkan gejala malaria. Penggunaan sambiloto sebagai obat tradisional untuk mengatasi penyakit malaria adalah dengan menggunakan daun dan akar dari tanaman ini. Bagian yang sering digunakan adalah daun sambiloto. Daun sambiloto dapat direbus hingga mendidih, lalu air rebusan daun tersebut dapat diminum. Air rebusan dari daun sambiloto ini memiliki rasa pahit.
6. Kina
Kina (nama ilmiah Cinchona officinalis) merupakan jenis tanaman semak atau pohon yang berasal dari daerah Amerika Selatan khususnya Kolombia, Ekuador, Peru dan Bolivia. Kina merupakan tanaman yang digunakan sebagai obat malaria yang diakui di seluruh dunia, baik dalam bidang pengobatan modern. Bagian dari tanaman kina yang dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati penyakit malaria adalah kulit kayu dari tanaman ini. Kulit kayu tanaman kina memiliki kandungan senyawa alkaloid aktif seperti quinine dan quinidine. Senyawa kimia quinine yang terdapat pada kulit kayu ini memiliki khasiat sebagai anti malaria yang mampu menetralisir bakteri parasit Plasmodium. Sementara untuk senyawa quinidine memiliki khasiat sebagai antiarrhythmic (arrhythmic merupakan suatu kondisi dimana ritme jantung abnormal). Tanaman kina dimanfaatkan kulit kayunya sebagai obat herbal untuk penyakit malaria. Kulit kayu kina direbus hingga mendidih lalu air rebusan tersebut diminum. Air rebusan dari kulit kayu kina ini terasa pahit. Ekstrak kulit kayu kina sudah tersedia dalam bentuk kapsul sehingga memudahkan konsumsi dan dapat dibawa kemana saja dengan mudah.
7. Brotowali
Brotowali (nama ilmiah Tinospora crispa) merupakan jenis tanaman perdu yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional atau obat herbal. Tanaman brotowali dimanfaatkan batangnya sebagai obat herbal. Tanaman ini mengandung senyawa alkaloid jenis berberina yang memiliki khasiat anti bakteri. Kandungan senyawa alkaloid ini dapat menetralisir bakteri Plasmodium dalam darah. Penggunaan tanaman brotowali sebagai obat tradisional untuk malaria dengan cara merebus batang brotowali dengan air hingga mendidih. Selanjutnya air rebusan batang brotowali tersebut diminum.
8. Temulawak
Temulawak (nama ilmiah Curcuma xanthorrhiza) merupakan jenis tanaman yang termasuk dalam keluarga jahe – jahean. Tanaman ini dimanfaatkan bagian rimpangnya (akar yang menyerupai umbi) sebagai bahan untuk jamu dan obat herbal. Rimpang dari tanaman temulawak memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan minyak atsiri yang terdiri dari glukosida, turmerol, kamfer dan kurkumin. Senyawa kurkumin yang dikandung oleh rimpang temulawak ini memiliki khasiat anti peradangan dan juga sebagai anti keracunan yang terjadi pada organ empedu. Selain itu, tanaman temulawak ini memiliki khasiat lainnya seperti mencegah penyakit yang terjadi pada organ hati dan menghilangkan rasa nyeri pada sendi. Khasiat yang dimiliki oleh tanaman temulawak ini sangat baik dalam mengatasi penyakit malaria. Penggunaan temulawak sebagai obat malaria dapat dibuat sebagai jamu maupun direbus dengan air hingga mendidih, lalu air rebussan tersebut diminum.
Pare (nama ilmiah Momordica charantia) merupakan tanaman merambat berbuah yang dimanfaatkan sebagai sayuran dan obat herbal tradisional. Tanaman pare dimanfaatkan daunnya sebagai obat tradisional untuk penyakit malaria. Daun dari tanaman pare direbus dengan air hingga mendidih. Lalu air rebusan tersebut diminum sebagai obat herbal.
10. Jeruk Nipis
Jeruk nipis (nama ilmiah Citrus aurantifolia) merupakan jenis tanaman jeruk yang memiliki buah dengan rasa yang asam. Buah jeruk nipis sering dimanfaatkan sebagai bumbu masak dan obat tradisional. Jeruk nipis lebih terkenal sebagai obat tradisional untuk batuk, selain itu jeruk nipis ini memiliki khasiat untuk mengobati penyakit malaria. Buah jeruk nipis mengandung oksigen dan vitamin C yang berlimpah, sehingga baik untuk menjaga vitalitas tubuh. Jeruk nipis juga memiliki khasiat dalam meredakan demam akibat gejala malaria. Penggunaan jeruk nipis sebagai obat tradisional untuk malaria bisa dengan menambahkan air perasan jeruk nipis dengan air hangat, lalu diminum.
11. Jinten Hitam
Jinten hitam (nama ilmiah Nigella sativa) atau yang dikenal juga sebagai habbatussauda merupakan jenis tanaman berbunga yang dimanfaatkan bijinya sebagai rempah – rempah. Selain dimanfaatkan sebagai rempah – rempah, jinten hitam juga dimanfaatkan sebagai obat herbal. Jinten hitam dipercaya memiliki beragam khasiat untuk berbagai penyakit dan kesehatan tubuh. Jinten hitam biasanya tersedia dalam bentuk kapsul atau pil ekstrak jinten hitam dan juga dalam bentuk minyak jinten hitam. Jinten hitam memiliki kandungan antioksi dan berangam senyawa lain yang membantu meningkatkan kesehatan. Jinten hitam memiliki khasiat dalam mengobati sakit kepala, mencegah gagal ginjal, membunuh bakteri, dan lain – lain. Untuk menggunakan jinten hitam sebagai obat tradisional untuk malaria bisa dengan mengonsumsi ekstrak jinten hitam maupun minyak jinten hitam.
12. Sidaguri
Sidaguri (nama ilmiah Sida rhombifolia) merupakan jenis tanaman herba yang sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Tanaman sidaguri memiliki kandungan senyawa alkaloid. Tanaman sidaguri memiliki khasiat dalam meredakan gejala malaria. Bagian dari tanaman sidaguri yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk penyakit malaria adalah bagian daunnya. Daun tanaman sidaguri direbus dengan air, lalu air rebusan tersebut diminum.
13. Lengkuas
Lengkuas (nama ilmiah Alpinia galanga) merupakan jenis tanaman yang termasuk dalam keluarga jahe – jahean atau Zingiberaceae. Tanaman ini sering dimanfaatkan bagian rimpangnya sebagai bumbu masak serta obat herbal. Bagian rimpang dari tanaman lengkuas ini memiliki kandungan galangol, cineol, pinene dan eugenol. Lengkuas memiliki khasiat mengobati demam, pembesaran limpa dan gejala malaria lainnya. Penggunaan lengkuas sebagai obat tradisional untuk penyakit malaria adalah dengan merebus lengkuas dengan air hingga mendidih lalu air rebusan tersebut diminum.