Calcitriol – Obat Apa – Kegunaan – Komposisi – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat-obatan medis yang ada saat ini ada berbagai macam. Ada yang memiliki efek ringan ada pula yang bila salah mengkonsumsinya dapat berakibat fatal. Oleh sebab itu, informasi tentang obat-obatan medis diperlukan bagi orang awam. Masyarakat yang menerima resep dokter, seringkali kurang memahami resiko pengobatan yang mereka terima serta cara penggunaan obat yang baik dan benar. Termasuk kegunaan dan dosis obat calcitriol. Mungkin obat ini jarang didengar oleh masyarakat, namun medis mencatat penggunaan obat ini pada resep dokter yang tidak jarang.

Obat Apa

Calcitriol adalah obat-obatan sejenis dengan vitamin D dan umumnya diresepkan dokter untuk mengobati sakit tulang belakang atas. Beberapa pengobatan yang mendapatkan resep obat ini seperti misalnya osteoporosis dan osteodistrofi ginjal. Fungsi utama calcitriol yaitu meregulasi dua mineral penting di dalam tubuh, yaitu kalsium dan fosfat. Sehingga tingkat penyerapan tubuh terhadap dua mineral ini meningkat dan membantu mempercepat proses pemulihan osteoporosis.

Selain untuk mengobati penyakit serta kelainan tulang, obat ini juga digunakan pada indikasi-indikasi medis lainnya. Misalnya pada pasien tanda tubuh kekurangan kalsium seperti pada gagal ginjal akut dengan pengobatan dialisis. Dimana umumnya pasien ini mengalami penurunan kadar kalsium dalam darah. Maka dengan penggunaan obat ini secara rutin akan membantu memenuhi kebutuhan kalsium penderita.

Secara garis besar kegunaan calcitriol dipakai di dunia medis untuk kondisi-kondisi yang berhubungan dengan penyakit tulang. Fungsi utamanya yang memperbaikin sistem tubuh dalam menyerap kalsium membantu proses pemulihan penyakit lebih cepat. Obat ini termasuk dalam kategori vitamin yaitu vitamin D. Tidak boleh dibeli secara bebas tana resep dokter dengan fungsi utama bagi penyerapan kalsium dan fosfat dalam darah. Umumnya dikonsumsi oleh orang dewasa, namun pada beberapa kasus tertentu dapat diresepkan pada anak-anak. Sedian utama obat ini yaitu berupa dalam bentuk kapsul.

Kegunaan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kegunaan utama calcitriol yaitu untuk membentu peningkatan kadar penyerapan kalsium dalam darah. Namun demikian fungsinya dapat meluas pada beberapa kasus atau penyakit berikut ini:

  1. Memaksimalkan penyerapan kalsium pada penyakit yang berkaitan dengan gastrointestinal.
  2. Meminimalkan pembuangan kadar kalsium tubuh melalui air seni.
  3. Menstimulasi kadar kalsium dan kandungan fosfat pada tulang.
  4. Mengurangi gejala penyakit akibat hormone paratiroid.
  5. Digunakan untuk pemulihan hypocalcaemia, hypoparathyroidism, osteomalacia, osteodystrophy dan gagal ginjal akut.
  6. Digunakan untuk mencegah dan mengobati gejala osteoporosis.
  7. Mencegah corticosteroid akibat komplikasi penyakit tulang.
  8. Mengatasi psoriasis dan psoriatic arthritis.

Sebaiknya perhatikan informasi yang tertera pada kemasan serta ikuti anjuran dokter saat mengkonsumsi obat ini. Berikan jarak antara konsumsi obat pertama dan kedua supaya tidak terlalu dekat dan dapat efektif kegunaannya. Upayakan untuk tidak menggandakan dosis dan control kondisi anda selama terapi dengan obat ini. Karena biasanya pengobatan berlangsung dalam jangka Panjang, maka selalu konsultasikan dengan dokter perkembangannya.

Berikut ini beberapa petunjuk penggunaan obat yang tepat:

  • Sebaiknya konsumsi obat yang umumnya berupa kapsul atau tablet ini dengan air putih, bukan dengan minuman lain terutama jika mengandung kafein.
  • Jangan menggunakan obat ini bersamaan dengan penggunaan antasida ataupun segala jenis obat yang mengandung magnesium karena akan mengurangi efektifitas tubuh dalam menyerap obat.
  • Jangan mengurangi ataupun melebihkan dosis. Sebaiknya mulai dari dosis yang paling rendah hingga yang paling tinggi untuk melihat kemungkinan-kemungkinan komplikasi atau reaksi alergi yang dapat terjadi.
  • Jangan menghentikan pengobatan tanpa petunjuk dokter sekalipun kondisi kesehatan telah membaik.
  • Jika dosis terlewat sebaiknya segera diminum, namun jika jarak berdekatan dengan dosis selanjutnya sebaiknya jangan diminum. Usahakan tidak menggandakan dosis untuk menghindari terjadinya overdosis.
  • Jika terjadi overdosis sebaiknya hubungi pihak rumah sakit dan segeralah menuju unit gawat darurat untuk penanganan lebih lanjut. Jangan dibiarkan hingga terjadi komplikasi lanjutan dan bahkan hingga mulut berbusa karena itu berarti reaksi obat yang sudah mengeluarkan racun bagi system pencernaan.

Komposisi

Calcitriol disebut juga dengan 1,25-dihydroxycholecalciferol, atau 1alpha,25-dihydroxyvitamin D3, 1,25-dihydroxyvitamin D3 dan varian lainnya yang termasuk pada kelompok hydroxyl. Biasanya obat ini juga diturunkan sebagai 1α,25-(OH)2D3 atau 1,25(OH)2D.

Obat ini termasuk dalam grup obat-obatan hydroxyl dimana berupa komposisi penuh cholecalciferol dan berupa sebagian komposisi dari dua jenis obat hydroxyl lainnya. Merupakan produk pertama dari 25-OH vitamin D3 yang diturunkan dari cholecalciferol. Lebih banyak mengandung vitamin D3 daripada vitamin D2. Sekalipun komposisi vitamin D yang berbeda tiap jenisnya, namun pada penggunaannya tidak banyak yang berbeda untuk mengatasi penyakit yang berhubungan dengan kalsium. Saat ini di pasaran obat ini terkenal dalam bentuk merk degang berupa Rocaltrol (Roche), Calcijex (Abbott), Decostriol (Mibe, Jesalis), Vectical (Galderma), dan Rolsical (Sun Pharma).

Dosis Penggunaan Obat

Dosis penggunaan obat untuk tiap-tiap kondisi akan berbeda. Namun secara umum berikut ini dosis yang dapat dijadikan acuan untuk terapi pengobatan penyakit dengan calcitriol. Dosis yang umum diberikan pada orang dewasa untuk penderita Hipokalsemia dan Osteodistrofi Ginjal:

  • Secara oral diberikan sebesar 0,25 mcg satu kali dalam sehari dalam interval 4-8 minggu.
  • Secara parenteral diberikan sebesar 0,5 mcg sebanyak 3 kali seminggu dengan dosis lanjutan 0,25 hingga 0,5 mcg pada interval 2-4 minggu.

Dosis yang umum diberikan pada orang dewasa untuk penderita Hipoparatiroidisme

  • Diberikan sebesar 0,25 mcg secara oral satu kali dalam sehari selanjutnya sebesar 0,25 mcg pada interval 2 hingga 4 minggu.

Dosis yang umum diberikan pada orang dewasa untuk penderita Riketsia:

  • 1 mcg secara oral satu kali dalam sehari.

Dosis yang umum diberikan pada orang dewasa untuk penderita Hiperparatiroidisme Sekunder:

  • Untuk predialisis 0,25 mcg secara oral satu kali dalam sehari.
  • Untuk dialisis 0,25 mcg secara oral satu kali dalam sehari.

Dosis yang umum diberikan pada anak-anak yang menderita Hipoparatiroidisme:

  • Anak kurang dari 1 tahun sebesar 0,04 hingga 0,08 mcg/ kg sekali sehari.
  • Anak 1-5 tahun sebesar 0,25 hingga 0,75 mcg sekali sehari.
  • Anak 6 tahun atau lebih sebesar 0,5 hingga 2 mcg.

Dosis yang umum diberikan pada anak-anak yang menderita Riketsia:

  • Diberikan sebesar 1 mcg secara oral satu kali sehari.
  • Untuk familial hypophosphatemia diberikan 0,015 hingga 0,02 mcg/ kg secara satu kali sehari diikuti dosis selanjutnya 0,03 hingga 0,06 mcg/ kg satu kali sehari.

Dosis yang umum diberikan pada anak-anak yang menderita Hipokalsemia

  • Untuk hipokalsemia sekunder hingga hipoparatiroidisme 1 mcg secara oral satu kali sehari untuk 5 hari pertama pada bayi baru lahir.
  • Untuk tetani hipokalsemia sebesar 0,05 mcg/ kg melalui satu kali sehari untuk 5 hingga 12 hari pada bayi baru lahir.

Dosis yang tersedia pada obat ini umumnya berupa kapsul dengan komposisi sebesar 0,25 mcg, 0,5 mcg, 1 mcg/mL, 2 mcg/mL.

Cara Penyimpanan

Sama seperti obat lain pada umumnya, obat ini sebaiknya disimpan pada suhu ruang yang tidak terlalu dingin ataupun panas. Jauhkan dari sinar matahari yang dapat menyebabkan komposisi obat dapat berubah. Sebaiknya jangan dibekukan karena dapat mengurangi efektifitasnya. Jangan dibuang sembarangan karena dapat menyebabkan reaksi kimiawi dan menjadikan timbulnya polusi pada lingkungan sekitar. Jauhkan dari jangkauan anak-anak supaya tidak tertelan. Sebaiknya perhatikan tanggal kadaluarsa obat dan buang jika sudah tidak terpakai lagi.

Efek Samping

Seperti obat-obat dengan komposisi kimia lainnya, obat ini juga memiliki beberapa efek samping. Sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini jika anda akan menggunakan terapi obat calcitriol atau mendapatkan resep dokter berupa obat ini. Supaya tidak terjadi komplikasi atau indikasi yang lebih berat:

  • Sebaiknya wanita hamil atau menyusui tidak mengkonsumsi obat ini untuk kesehatan bayi dan janin. Sekalipun tidak ada penelitian khusus tentang hal ini, namun mencegah akan lebih baik daripada terpaksa menanggung akibatnya.
  • Hindari pemakaian obat apabila kandungan kalsium dalam darah terlalu tinggi. Jika tidak akan terjadi reaksi yang berbahaya.
  • Beritahu dokter tentang terapi obat yang sedang anda jalani bersamaan dengan penggunaan obat ini.
  • Jika terjadi reaksi penyebab alergi hidung gatal seperti rasa gatal pada tubuh, timbul ruam, rasa terbakar di kulit, rasa pusing mual muntah dan gejala-gejala alergi lainnya sebaiknya jangan meneruskan penggunaan obat.
  • Pada beberapa kasus dilaporkan timbul rasa logam di mulut, sakit perut, buang air besar atau mencret, sakit kepala berlebihan, timbul keringat berlebihan, terasa haus setiap kali, frekuensi urin yang meningkat, kehilangan nafsu makan serta terjadi penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
  • Sebaiknya jangan diresepkan pada anak-anak dengan usia kurang dari 6 tahun. Jika terpaksa ikuti petunjuk dokter dan pastikan pemberian dosis benar-benar tepat sesuai usia serta berat badan anak untuk menghindari kelebihan dosis dalam tubuh.
  • Hindari penggunaan obat ini bersamaan dengan obat-obatan berupa antasida; suplemen kalsium; cholestyramine (Questran); colestipol (Colestid); digoxin (Lanoxin); laxatives; steroid makan seperti dexamethasone (Decadron, Dexone), methylprednisolone (Medrol), dan prednisone (Deltasone).

Interaksi Kerja Obat

Obat ini dapat bereaksi dengan beberapa jenis makanan tertentu terutama makanan yang mengandung alcohol. Caranya dengan mengubah cara kerja obat pada tubuh serta dengan menimbulkan efek samping yang berakibat fatal pada tubuh. Sebaiknya hindari makanan tertentu yang kira-kira bereaksi dengan obat ini dan hindari minum-minuman keras yang mengandung alcohol. Jika komposisi obat berubah karena kesalahan makanan atau minuman, maka penyakit bisa jadi bertambah semakin parah.

Selain itu obat ini dapat mempengaruhi kondisi kesehatan yang lainnya. Misalnya pada penykait dengan riwayat gagal jantung. Pada kondisi tertentu dapat memicu tekanan darah yang meningkat serta terjadinya ciri penyakit otot jantung berupa debar jantung yang makin kencang. Umumnya terjadi gejala lebih berat pada penyakit empedu maupun ginjal. Oleh karena itu sebaiknya perhatikan gejala-gejala tersebut pada tubuh anda saat sedang dalam terapi obat calcitriol.

Demikian penjelasan lengkap tentang obat calcitriol. Termasuk jenis dan komposisi obat, cara penggunaan, dosis, komposisi, serta efek samping. Sehingga jika mendapatkan resep dari dokter anda lebih memahami cara pemakaian yang benar dan minim efek samping. Semoga dengan demikian penyakit yang diderita dapat cepat sembuh dan pulih tanpa komplikasi penyakit lainnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn