Apa itu Aspirin + Vitamin C?
Aspirin adalah salah satu obat umum yang digunakan untuk menangani inflamasi, demam, arhtritis dan penyakit kardiovaskular. Pada mulanya, aspirin digunakan sebagai pain killer atau pereda nyeri. Namun demikian, setelah berjalannya waktu, penggunaan aspirin menjadi berkembang secara signifikan. Selain untuk penanganan inflamasi, demam dan arthritis, Aspirin juga digunakan untuk stroke dan serangan jantung.
Aspirin dapat dikombinasikan dengan banyak jenis obat-obatan lain, salah satunya dengan vitamin C. Kombinasi antara aspirin dan vitamin C dikenal juga dengan Aspirin plus C. Aspirin plus C berisi acetylsalicylic acid (aspirin) dan vitamin C (ascorbic acid). Obat-obatan ini masuk dalam kategori obat-obatan jenis NSAID. Efek yang diberikan oleh Aspirin plus C adalah sebagai analgesik dan antipiretik untuk menurunkan demam dan nyeri. Biasanya Aspirin plus C diberikan kepada pasien dengan keluhan demam, sakit kepala ringan, atau untuk menyembuhkan gejala batuk dan flu.
Kontraindikasi dan Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan Obat Aspirin + Vitamin C
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk meminimalisir terjadinya kontraindikasi pada pemakaian Aspirin dan Vitamin C adalah sebagai berikut :
- Pemakaian Aspirin dan Vitamin C pada anak-anak dibawah usia 16 tahun adalah sangat tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan terjadinya Sindrom reye pada pasien yang bersangkutan. Hal ini bisa terlihat dari beberapa gejala yang nampak seperti gangguan pada liver dan gangguan pada fungsi otak.
- Apabila anda memiliki riwayat alergi terhadap Aspirin atau substansi yang serupa
- Apabila anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan atau substansi lain selain obat-obatan
- Selalu informasikan pada dokter mengenai reaksi alergi yang biasa anda alami, seperti bengkak pada bagian wajah misalnya di bibir, mulut atau tenggorokan, susah bernafas, susah berbicara, ruam, bintik-bintik merah, gatal-gatal dan wajah yang terasa panas seperti terbakar dan memerah.
- Terapi pengobatan Aspirin dan Vitamin C harus dihindari terutama untuk pasien dengan kondisi medis gastric ulcer dan duodenal ulcer.
- Hindari penggunaan Aspirin dan Vitamin C apabila anda sedang mengalami pendarahan aktif
- Wanita yang sedang hamil diharapkan tidak menggunakan Aspirin dan Vitamin C, terutama pada trisemester akhir.
- Pasien dengan penyakit ginjal dan penyakit liver membutuhkan monitor khusus dalam penggunaan Aspirin dan Vitamin C
- Gunakan Aspirin dan Vitamin C secara sangat berhati-hati pada pasien asma. Hal ini dikarenakan adanya potensi Aspirin dan Vitamin C akan mengecilkan bronkial dan menyebabkan terjadinya serangan asma.
- Penggunaan Aspirin dan Vitamin C dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan kerusakan pada ginjal
- Pasien yang memiliki riwayat medis gout atau bentuk penyakit sendi atau arthritis diperbolehkan untuk mengkonsumsi Aspirin dan Vitamin C namun dengan pengawasan ketat dari dokter. Hal ini dikarenakan dosis kecil dari Aspirin dan Vitamin C dapat menurunkan uric acid excretion dan dapat menyebabkan gout attack.
- Apabila anda menggunakan blood thinner atau pencair darah, penggunaan obat-obat blood thinner atau yang disebut dengan antikoagulan seperti warfarin atau acenocoumarol. Aspirin dan Vitamin C tidak boleh sampai berinteraksi dengan obat-obatan yang telah disebutkan di atas.
- Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian Aspirin dan Vitamin C pada wanita hamil akan memberi pengaruh pada janin. Penggunaan Aspirin dan Vitamin C hanya boleh diberikan pada wanita yang sedang hamil apabila manfaat yang didapatkan lebih besar daripada resiko yang akan didapatkan oleh janin bayi.
- Dikarenakan obat ini terekskresi ke dalam air susu ibu, penggunaan Aspirin dan Vitamin C saat menyusui lebih baik dihindari.
Prosedur Minum Aspirin + Vitamin C
- Aspirin dan Vitamin C tersedia dalam bentuk effervescent tablet.
- Diminum menggunakan air putih minimal 250 ml dan harus diminum langsung hingga habis secepatnya.
- Effervescent tablet adalah bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan.
- Aspirin dan Vitamin C harus diminum setelah makan untuk menurunkan resiko iritasi pada lambung dan efek samping lain yang berkaitan dengan saluran pencernaan.
Ukuran Dosis Obat Aspirin + Vitamin C
Dosis yang diberikan pada setiap orang biasanya berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor. Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan riwayat kesehatan sebelumnya untuk mendapatkan hasil maksimal dari penanganan terapi menggunakan Aspirin dan Vitamin C.
- Untuk Umur 16 – 20 Tahun
Pada umumnya, Aspirin dan Vitamin C pada orang dewasa umur 16 – 20 tahun adalah satu effervescent tablet yang terdiri dari 400 mg acetylsalicylic acid dan 240 mg acsorbic acid, diminum 3 kali sehari.
- Untuk Umur diatas 21 Tahun
Untuk pasien diatas usia 21 tahun, dosis mungkin ditingkatkan, dengan satu kali minum adalah 2 effervescent tablet dan tetap 3 kali dalam sehari. Dosis akan dikurangi dan disesuaikan apabila pasien memiliki riwayat kesehatan impaired hepatic atau renal function.
Interaksi Aspirin dan Vitamin C dengan Obat-Obatan Lain
Interaksi antara beberapa obat-obatan di dalam tubuh lebih baik dihindari karena dapat meningkatkan resiko efek samping dan mengganggu mekanisme kerja dari Aspirin dan Vitamin C itu sendiri. Beberapa obat-obatan yang harus dihindari dikonsumsi bersama Aspirin dan Vitamin C karena dapat berpotensi menimbulkan interaksi adalah sebagai berikut :
- Obat-obatan jenis antikoagulan, obat-obatan untuk menangani penyakit pembekuan darah seperti warfarin dan acenocoumarol. Kombinasi antara Aspirin dan Vitamin C dan acenocoumarol dapat meningkatkan resiko pendarahan.
- Obat-obatan yang digunakan untuk penanganan fobia sosial, OCD atau obsessive compulsive disorder dan depresi, seperti sertraline, fluvoxamine, fluoxetine, paroxetine. Penggunaan Aspirin dan Vitamin C bersama dengan obat-obatan ini dapat menyebabkan pendarahan di daerah saluran pencernaan.
- Obat-obatan untuk menangani penyakit diabetes. Kombinasi obat penanganan diabetes bersama Aspirin dan Vitamin C dapat meningkatkan resiko hypoglycemia atau low blood sugar level (gula darah rendah).
- Obat-obatan untuk menangani epilepsi seperti valproic acid
- Obat-obatan yang digunakan untuk penanganan gagal jantung seperti digoxin
- Lithium, salah satu obat untuk penanganan depresi
- Obat-obatan jenis diuretik atau water pills, yang digunakan untuk penanganan hipertensi atau tekanan darah tinggi seperti furosemide, bumetanide, spironolactone. Aspirin dan Vitamin C dapat menurunkan efektivitas kerja obat penurun darah tinggi tersebut
- Obat-obatan untuk penanganan darah tinggi namun yang termasuk kategori ACE-inhibitor, seperti ramipril, lisinopril, fosinopril dan quinapril. Aspirin dan Vitamin C dapat menurunkan efektivitas kerja obat-obat penurun darah tinggi ini.
- Obat-obatan jenis antiplatelet, yang biasanya digunakan setelah terjadi serangan jantung atau stroke, seperti clopidogrel, ticlopidine dan lainnya. Penggunaan Aspirin dan Vitamin C bersama dengan obat-obatan tersebut dapat meningkatkan resiko pendarahan.
Selain obat-obatan, Aspirin dan Vitamin C juga dapat berinteraksi di dalam tubuh dengan makanan dan gaya hidup lain seperti kebiasaan merokok dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Selalu informasikan pada dokter mengenai obat-obatan yang sedang anda konsumsi dan yang ada dapatkan baik dengan atau tanpa resep dokter, termasuk di dalamnya obat-obatan herbal, suplemen dan juga vitamin.
Apa yang terjadi jika overdosis obat Aspirin + Vitamin C?
Apabila terjadi overdosis Aspirin dan Vitamin C, segera datangi unit gawat darurat terdekat dan sebaiknya membawa obat-obatan, vitamin, herbal yang sedang dikonsumsi oleh pasien untuk memudahkan diagnosa dokter.
Apabila ada dosis yang terlewat maka sesegera mungkin konsumsi dosis tersebut, namun jika sudah mendekati waktu konsumsi dosis selanjutnya maka jangan menambah jumlah dosis.
Bagaimana cara penyimpanan obat Aspirin + Vitamin C?
- Simpan di tempat yang jauh dari jangkauan hewan dan anak-anak.
- Jangan terkena sinar matahari langsung dan jangan disimpan di tempat yang lembab seperti lemari kamar mandi.
- Tempatkan pada suhu ruangan.
- Jika tablet berubah warna maka segera kembalikan ke apotik yang memberi anda Aspirin dan Vitamin C.
- Sangat tidak dianjurkan untuk membuang obat yang sudah kadaluarsa atau tidak terpakai lagi di saluran pembuangan atau toilet karena untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan.
- Sisa obat apapun yang anda miliki sebaiknya diberikan kembali ke farmasi untuk dibantu pembuangannya secara tepat.
Efek Samping Obat Aspirin + Vitamin C
Semua jenis obat-obatan dan tindakan medis pada umumnya memiliki resiko efek samping yang bervariasi dari gejala dan tingkatannya. Namun bukan berarti, semua orang akan mengalami efek samping yang serupa. Bisa saja pasien satu mengalami efek samping ringan dan pasien lain mengalami efek samping yang dapat mengakibatkan kematian. Segera hubungi dokter apabila anda mengalami efek samping yang disebutkan di bawah ini :
- Mual mual
- Muntah
- Nyeri abdomen
- Pendarahan di saluran pencernaan
- Heartburn (rasa terbakar dan panas di dalam dada)
- Sembelit atau konstipasi
- Sakit kepala
- Kepala terasa ringan
- Reye’s syndrom pada anak-anak, terlihat dari liver failure dan brain damage
- Gangguan fungsi liver
- Gangguan fungsi ginjal
- Reaksi alergi
- Anemia
- Blood dyscrasia
- Peptic ulceration
- GI Haemorrhage
- Iritasi lambung
- dispepsia
Yang harus diperhatikan adalah bahwa penggunaan Aspirin dan Vitamin C sering menyebabkan pendarahan pada saluran pencernaan. Pada saat inilah anda harus segera mendatangi dokter. Pendarahan pada saluran pencernaan dapat terlihat dari fese yang berwarna hitam dan juga muntah darah. Aspirin dan Vitamin C tidak boleh dikonsumsi lebih dari 10 hari tanpa persetujuan dokter. Apabila anda akan melakukan operasi, konsumsi obat Aspirin dan Vitamin C harus dihentikan setidaknya 1 minggu sebelum operasi terjadwal untuk menurunkan resiko komplikasi.
Pasien dengan kondisi medis impaired renal function, severe hepatic impairment, riwayat penyakit gastrointestinal seperti tukak lambung, ulcerative ulcers, ulverative colitis, Crohn’s disease, dispepsia dan pasien dehidrasi sangat membutuhkan perhatian khusus untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.