Apa itu Amifostine?
Amifostine adalah salah satu obat yang digunakan untuk menurunkan resiko efek samping yang disebabkan oleh beberapa jenis obat-obatan kemoterapi atau radiasi. Amifostine dikenal juga dengan nama Ethyol. Amifostine sangat tidak disarankan untuk dipakai oleh anak-anak. Meskipun demikian, dokter mungkin memutuskan penggunaan Amifostine pada anak-anak karena beberapa pertimbangan dan manfaat yang bisa didapatkan sang anak lebih besar daripada potensi resiko efek sampingnya. Jika dokter memberikan resep Amifostine pada anak anda, konsultasikan pada dokter mengenai informasi mengenai manfaat dan resikonya.
Anda harus selalu memastikan bahwa mengkonsumsi Amifostine adalah aman untuk tubuh anda dengan segala obat yang sedang anda konsumsi dan juga dengan riwayat kesehatan anda. Jangan pernah memulai, memberhentikan atau mengganti dosis tanpa mendapat persetujuan dokter. Apabila anda mengkonsumsi Amifostine, anda harus memonitor tekanan darah anda secara berkala
Kontraindikasi dan Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan Obat Amifostine
Kontraindikasi dapat terjadi apabila Amifostine dikonsumsi oleh pasien yang memiliki kondisi-kondisi medis tertentu. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memberikan informasi secara lengkap pada dokter mengenai seluruh riwayat medis anda, kondisi tubuh anda pada saat ini, obat-obatan yang sedang anda konsumsi dan dapatkan baik dengan atau tanpa resep dokter, termasuk obat herbal, suplemen dan juga vitamin. Beberapa contoh kondisi medis yang harus anda beritahukan pada dokter misalnya adalah sebagai berikut :
- Apabila anda memiliki alergi terhadap Amifostine
- Apabila anda memiliki alergi terhadap komponen aminothiol atau substansi yang ada di dalam obat ini
- Apabila anda memiliki alergi terhadap jenis obat-obatan lain, makanan atau substansi lain. Informasikan pada dokter mengenai reaksi alergi yang biasa anda rasakan, seperti ruam, bintik bintik merah pada kulit, gatal-gatal, nafas pendek, mengi, batuk, bengkak pada beberapa bagian wajah seperti bibir, lidah atau tenggorokan dan juga reaksi alergi lainnya
- Apabila anda sedang dehidrasi
- Apabila anda memiliki riwayat tekanan darah rendah atau hipotensi
- Apabila anda sedang menyusui
- Apabila anda berusia 65 tahun ke atas. Pasien di kategori lansia memiliki resiko efek samping yang lebih tinggi daripada pasien yang bukan lansia. Hal ini disebabkan oleh fungsi organ internal pada lansia yang sudah tidak bekerja dengan optimal.
- Informasikan pada dokter apabila anda sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan. Lebih baik untuk selalu bertanya mengenai manfaat dan resiko yang akan anda alami apabila mengkonsumsi Amifostine pada saat hamil
- Keamanan dan efektivitas penggunaan amifostine pada anak-anak usia dibawah 18 tahun masih belum dapat dipastikan.
- Keamanan dan efektivitas amifostine pada pasien dengan riwayat cardiovaskular atau cerebrovascular seperti penyakit jantung, aritmias, congestive heart failure atau riwayat penyakit stroke, transient ischemic attacks masih belum dapat dipastikan. Amifostine harus digunakan dengan sangat berhati-hati pada pasien dengan kondisi tersebut.
- Amifostine tidak diperbolehkan diberikan pada pasien yang sedang mendapatkan terapi definitive radioterapi, kecuali dalam konteks percobaan klinis, karena tidak adanya data mengenai dampak perlindungan tumor pada hal ini.
Interaksi Amifostine dengan Obat-Obatan Lain
Intekasi dapat terjadi di dalam tubuh kita apabila kita mengkonsumsi lebih dari satu jenis obat-obatan. Selain obat-obatan, beberapa jenis makanan tertentu dan pola hidup sehari-hari juga dapat berpotensi interaksi terhadap amifostine itu sendiri. Tanyakan lebih lanjut pada dokter mengenai jenis obat-obatan apa saja yang harus dihindari, begitu juga dengan makanan dan penyesuaian kebiasaan hidup sehari-hari seperti kebiasaan merokok dan konsumsi minum beralkohol.
Apabila anda juga sedang mengkonsumsi obat untuk menangani tekanan darah tinggi, informasikan pada dokter mengenai hal ini. Dokter mungkin akan menyarankan untuk tidak minum obat tersebut satu hari sebelum dan di hari pada saat anda harus mengkonsumsi Amifostine.
Ciri – Ciri Obat Amifostine
Masing-masing obat memiliki kemasan dan ciri obat tertentu. Dalam hal ini, amifostine memiliki kemasan yang didominasi warna putih dengan informasi yang tercetak berwarna hitam. Amifostine adalah jenis obat-obatan yang diadministrasikan ke dalam tubuh dengan cara suntikan, maka cairan amifostine itu sendiri dikemas di dalam botol transparant dengan segel berwarna biru.
Prosedur Minum Amifostine
Sebelum mendapatkan terapi pengobatan menggunakan Amifostine¸ dokter akan memastikan bahwa anda tidak sedang dehidrasi. Anda diharuskan untuk meminum banyak air putih sebelum mendapatkan Amifostine. Amifostine dimasukkan ke dalam tubuh melalui metode infusion ke dalam pembuluh darah vena di waktu-waktu tertentu.
Amifostine harus diberikan bersama dengan jenis obat-obatan antiemetic. Ketika amifostine diberikan dengan kemoterapi yang tinggi emetogenic, keseimbangan jumlah cairan dalam tubuh dapat di monitor secara mendetail dan sangat berhati-hati. Selain hal itu, jumlah serum kalsium juga harus mendapatkan monitoring khusus pada pasien yang berpotensi menderita hypocalcemia, seperti pada nephrotic syndrome atau pada pasien yang mendapatkan amifostine dengan dosis ganda. Jika memang diperlukan, suplemen kalsium juga dapat diberikan pada pasien.
Dosis Minum Obat Amifostine
Dosis yang diberikan oleh dokter pada masing-masing pasien dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh adanya pertimbangan dokter mengenai berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pemberian dosis, misalnya faktor usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, riwayat medis, kondisi kesehatan anda pada saat ini dan juga respon tubuh anda terhadap obat itu sendiri. Berikut adalah beberapa informasi mengenai pemberian dosis Amifostine pada umumnya dan tidak dapat dijadikan rujukan atau standard bagi masing-masing orang.
- Dosis dewasa untuk sel kanker paru-paru yang tidak kecil (non-small cell lung cancer)
- Untuk menurunkan racun ginjal komulatif yang berkaitan dengan administrasi cisplatin secara berulang, dosisnya adalah : 910 mg/m2 diberikan sehari sekali dengan metode infusion selama 15 menit, dimulai 30 menit setelah kemoterapi
- Pasien harus dalam kondisi tidak dehidrasi apabila hendak mendapatkan infusi Amifostine dan harus dalam posisi supine ketika infus. Tekanan darah harus diperiksa setiap 5 menit ketika infus.
- Dosis dewasa untuk kanker rahim
- Untuk menurunkan racun ginjal komulatif yang berkaitan dengan administrasi cisplatin secara berulang, dosisnya adalah : 910 mg/m2 diberikan sehari sekali dengan metode infusion selama 15 menit, dimulai 30 menit setelah kemoterapi
- Pasien harus dalam kondisi tidak dehidrasi apabila hendak mendapatkan infusi Amifostine dan harus dalam posisi supine ketika infus. Tekanan darah harus diperiksa setiap 5 menit ketika infus.
- Dosis dewasa untuk malignant disease
- Untuk mengurangi xerotomia sedang hingga tinggi pada pasien yang sedang menjalankan treatment radiasi postoperative untuk kanker kepala dan leher dimana penanganan radiasi termasuk di dalamnya adalah memasukkan beberapa substansi pada kelenjar parotid, dosisnya adalah : amifostine 200mg/m2 diadministrasikan sekali dalam sehari dengan 3 menit metode infusion intravenous, dimulai 15 hingga 30 menit setelah waktu standart fraksi radiasi (1.8 – 2.0 Gy)
- Pasien harus dipastikan tidak sedang mengalami dehidrasi pada saat mendapatkan infus amifostine. Tekanan darah harus selalu dimonitor setidaknya sebelum dan sesaat setelah infsuion, dan setelah selesai treatment.
Pasien dengan kondisi riwayat penyakit ginjal dan penyakit liver biasanya akan mendapatkan dosis penyesuaian agar tidak semakin memperburuk penyakit ginjal dan penyakit liver tersebut. Pasien yang sedang memiliki tekanan darah rendah atau sedang dehidrasi tidak diperbolehkan untuk mendapatkan terapi Amifostine.
Sangat penting bahwa durasi infusion 910 mg/m2 tidak melebihi waktu 15 menit, karena apabila infusion amifostine ini terjadi lebih dari 15 menit akan meningkatkan resiko efek samping. Untuk infusion dengan jangka waktu kurang dari 5 menit, tekanan darah harus selalu dimonitor setidaknya sebelum, pada saat dan setelah infusion dilaksanakan. Apabila terjadi hipotensi, pasien harus didudukkan dengan posisi trendelenburg dan diberikan infus normal saline menggunakan IV line yang berbeda.
Hipotensi dapat terjadi pada saat atay setelah infusi amifostine dilaksanakan, meskipun pasien sudah dalam keadaan tidak dehidrasi. Hal ini biasa terjadi khususnya pada pasien dengan kondisi dyspnea, apnea, hypoxiam kejang-kejang, masalah pada pernafasan dan juga ginjal.
Apa yang terjadi jika overdosis obat Amifostine?
Apabila anda atau orang yang ada kenal merasa overdosis amifostine, maka segera datangi unit gawat darurat terdekat. Bawalah seluruh obat-obatan yang sedang anda konsumsi, termasuk di dalamnya obat yang anda dapatkan dengan atau tanpa resep dokter, obat herbal, suplemen dan juga vitamin. Informasikan pada dokter mengenai berapa jumlah dan kapan pasien tersebut mengkonsumsi obat-obatan yang bersangkutan.
Bagaimana cara penyimpanan obat Amifostine?
- Pada umumnya, obat-obatan harus disimpan di suhu ruangan dan tidak boleh terkena cahaya atau panas sinar matahari langsung.
- Obat-obatan apapun harus disimpan dan diletakkan jauh dari jangkauan anak-anak dan juga hewan peliharaan.
- Namun dalam hal ini, karena amifostine hanya dapat diberikan kepada pasien oleh tenaga medis profesional, maka konsultasikan pada tenaga medis yang bertugas mengenai cara penyimpanan amifostine yang tepat dan aman.
Efek Samping Obat Amifostine
Informasikan pada tenaga medis yang bertugas apabila anda sedang mengkonsumsi Amifostine, termasuk pada dokter, suster, tenaga farmasi dan dokter gigi. Untuk menghindari kepala terasa ringan atau resiko untuk pingsan, sebaiknya lebih berhati-hari dan pelan-pelan apabila ingin merubah posisi dari tidur ke berdiri atau dari duduk ke berdiri. Anda harus sangat berhati-hati ketika naik dan turun tangga. Ada kemungkinan untuk dokter memberikan obat-obatan lain untuk mengurangi resiko efek samping.
Beberapa efek samping yang serius, fatal dan juga mematikan dapat terjadi apabila menggunakan obat ini. Seringnya, reaksi dari efek samping serius ini dimulai dengan gejala seperti demam, ruam pada kulit atau bengkaknya kelenjar yang ada di dalam organ internal tubuh, seperti liver, ginjal, darah, jantung, otot dan sendi atau paru-paru. Konsultasikan pada dokter lebih lanjut mengenai hal ini.
Meskipun jarang terjadi, beberapa orang mungkin berpotensi untuk merasakan efek samping yang lebih serius daripada orang lain. Informasikan pada dokter atau segera datangi rumah sakit terdekat apabila anda merasakan beberapa gejala efek samping serius sebagai berikut :
- Beberapa gejala reaksi alergi, seperti ruam, bintik-bintik merah, gatal-gatal, kemerahan, bengkak, kulit mengelupas baik dengan atau tanpa demam, mengi, rasa nyeri dan tertekan pada dada atau tenggorokan, kesulitan bernafas dan sulit berbicara, bengkak pada beberapa bagian wajah seperti pada mulut, bibir, lidah atau tenggorokan.
- Beberapa gejala rendahnya jumlah kalsium pada darah seperti kram otot atau spasm, kejang-kejang, mati rasa atau kesemutan pada beberapa bagian tubuh
- Beberapa tanda adanya masalah pada ginjal seperti kesulitan buang air kecil, berkurangnya jumlah urin yang dikeluarkan, darah pada air seni atau kenaikan berat badan yang signifikan
- Pingsan atau kepala terasa sangat ringan
- Nafas pendek
- Kejang-kejang
- Rasa nyeri pada dada
- Denyut nadi yang terlalu cepat atau terlalu lambat (palpitasi)
- Denyut nadi yang terasa tidak normal
- Iritasi lambung yang menyebabkan muntah-muntah
- Kelenjar membengkak
- Iritasi atau kemerahan pada tangan atau kaki
- Iritasi parah pada area injeksi
- Reaksi buruk pada kulit yang disebut Steven-johnson syndrome / toxic epidermal necrolysis. Hal ini dapat berakibat sangat fatal pada kondisi kesehatan anda apabila tidak segera ditangani dan tidak segera hilang, terkadang dapat menyebabkan kematian. Segera dapatkan bantuan medis apabila anda merasakan gejala seperti kemerahan, bengkak, luka luar atau kulit mulai mengelupas, mata merah dan iritasi, luka pada mulut, tenggorokan, hidung atau mata.
Semua jenis obat-obatan dapat menyebabkan efek samping. Namun beberapa pasien mungkin hanya akan merasakan efek samping minor dari penggunaan amifostine. Segera hubungi dokter apabila efek samping minor tersebut tidak segera hilang atau mulai mengganggu aktivitas anda sehari-hari. Efek samping minor yang biasa terjadi setelah administrasi amifostine adalah iritasi lambung atau muntah-muntah.